Pemanfaatan Potensi Kawasan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Suaka Margasatwa Pulau Rambut

32

4.4. Interaksi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Suaka Margasatwa Pulau Rambut

4.4.1. Pemanfaatan Potensi Kawasan

Interaksi masyarakat dengan Pulau Rambut sangat tinggi, terutama masyarakat yang berasal dari Pulau Untung Jawa dan Tanjung Pasir sebagai daerah yang paling dekat dengan Pulau Rambut. Selain itu, ada juga yang berasal dari daerah lainnya seperti Rawa Bokor, Tanjung Kait, Pulau Lancang dan Muara Karang yang semuanya masih termasuk wilayah Tangerang dan Jakarta. Selama penelitian tercatat sebanyak 10 kali kunjungan masyarakat sekitar yang langsung ke Pulau Rambut, rata-rata 5 orang per kunjungan. Sedangkan masyarakat nelayan datang setiap hari dengan menggunakan perahu motor, untuk menjaring ikan di sekeliling Pulau Rambut. Tujuan masyarakat datang ke Pulau Rambut terutama untuk mencari bahan makanan seperti keong, kerang, rajungan dan ikan serta tumbuh- tumbuhan yang bisa dimakan seperti daun pepaya dan melinjo. Masyarakat nelayan yang mencari ikan datang ke pulau rambut hampir setiap hari dengan menggunakan perahu nelayan yang dilengkapi jaring penangkap ikan. Masyarakat masih diperbolehkan untuk memasuki kawasan Pulau Rambut, bahkan penetrasinya sampai kedalam hutan sekunderpada jalur interpretasi. Meski demikian, petugas selalu memberikan himbauan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas yang mengganggu kelestarian Pulau Rambut dan terus melakukan pengawasan.

4.4.2. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Suaka Margasatwa Pulau Rambut

Pulau Untung Jawa telah dijadikan sebagai daerah penyangga buffer zone dalam pengelolaan Suaka Margasatwa Pulau Rambut, untuk menunjang kegiatan pengawasan dan pengamanan kawasan tersebut. Selain karena jaraknya yang paling dekat dengan Pulau Rambut, masyarakat Pulau Untung Jawa juga merupakan masyarakat yang intensitas hubungannya paling tinggi dengan Pulau Rambut bila dibandingkan dengan masyarakat daerah lainnya. Hal tersebut dikuatkan dengan pencanangan Pulau Untung Jawa sebagai “desa wisata nelayan andalan” pada akhir tahun 2003 BKSDA, 2005. Berdasarkan informasi dari petugas BKSDA DKI Jakarta di lapangan, masyarakat Pulau Untung Jawa selalu diikutsertakan apabila ada proyek-proyek 33 pembangunan di Pulau Rambut, seperti pembangunan tanggul beton penahan abrasi di sebelah Timur Pulau Rambut. Hal inilah yang menguatkan rasa memiliki masyarakat Pulau Untung Jawa terhadap Pulau Rambut, ditambah dengan kedekatan yang terjalin sejak lama karena hampir seluruh petugas Pulau Rambut berasal dari Pulau Untung Jawa. Selain itu, banyaknya pengunjung wisatawan Pulau Untung Jawa yang berkeinginan meneruskan kunjungannya ke Pulau Rambut secara tidak langsung menjadi tuntutan bagi masyarakat Pulau Untung Jawa untuk menjaga dan mengetahui potensi Pulau Rambut sehingga dapat menginformasikannya pada pengunjung yang datang.

4.5. Karakteristik, Pengetahuan dan Tanggapan Pengunjung