11
2.2. Interpretasi 2.2.1. Pengertian
Interpretasi merupakan suatu usaha untuk membantu orang lain menghargai sesuatu yang kita anggap spesial atau penting. Suatu kawasan akan
dilestarikan apabila dianggap penting, karenanya interpretasi merupakan jalan untuk membantu orang lain memahami hal tersebut Carter, 2001. Menurut
Veverka 1994 Interpretasi bukanlah suatu benda, tetapi merupakan suatu proses komunikasi.
Tilden 1957 menjelaskan bahwa Interpretasi merupakan aktivitas pendidikan yang mengungkapkan makna dan hubungan dalam penggunaan
obyek-obyek alami melalui pengalaman tangan pertama dan dengan media ilustrasi, serta lebih dari sekedar mengkomunikasikan informasi faktual.
Muntasib 2003 menerangkan bahwa Interpretasi lingkungan adalah suatu seni dalam menjelaskan keadaan lingkungan flora, fauna, proses
geologis, proses biotik dan abiotik yang terjadi oleh pengelola kawasan kepada pengunjung yang datang ke lokasi tersebut, sehingga dapat memberikan inovasi
dan menggugah pemikiran untuk mengetahui, menyadari, mendidik dan bila memungkinkan menarik minat pengunjung untuk ikut menjaga lingkungan
tersebut atau mempelajarinya lebih lanjut.
2.2.2. Tujuan
Tilden 1957 menegaskan bahwa tujuan Interpretasi bukan hanya mengungkapkan keindahan suatu kawasan pada orang lain. Tapi, interpretasi
bertujuan pula untuk meyakinkan pentingnya keberadaan kawasan tersebut dan mendorong mereka untuk ikut serta melestarikannya. Selanjutnya tujuan
interpretasi sebagai berikut:
1. tujuan utama interpretasi adalah untuk membantu mengubah tingkah laku
dan sikap untuk memotivasi, memberikan inspirasi, mengambil informasi dan membuatnya berarti dan menarik.
2. tujuan akhir interpretasi adalah untuk membawa pengunjung melalui proses
sensitivitas-kewaspadaan-pemahaman-apresiasi dan akhirnya komitmen. Sharpe 1982 dalam Muntasib 2003 menyebutkan 3 sasaran
interpretasi, yaitu: a. Membantu pengunjung dalam mengembangkan kesadaran, apresiasi dan
pemahaman tentang lokasi yang dikunjungi.
12 b. Membantu pihak pengelola mencapai tujuan-tujuan pengelolaan karena: i
interpretasi dapat mendorong pengunjung menggunakan sumberdaya dengan baik, ii interpretasi dapat memperkecil atau menghindari dampak
dari aktivitas manusia. c. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap sasaran dan tujuan yang
hendak dicapai oleh suatu institusiinstansi, dengan memasukkan pesan- pesan ke dalam program interpretasi.
2.2.3. Obyek Interpretasi
Veverka 1994 membagi obyek interpretasi kedalam 3 kelompok, yaitu: 1.
Area Biologis yang terdiri dari; danau, sungai, tipe habitat, bentukan unik, spesies langka, fenomena musiman mekarnya bunga liar, migrasi burung
dll, area demonstrasi potensial, area perbaikan habitat, area program pengelolaan hidupan liar dan area pengelolaan kayu tipe manajemen.
2. Sumberdaya Budaya yang terdiri dari: rumah tua atau benteng pertahanan,
puing-puing bangunan tua penggergajian, dll, medan perang, tapak kejadian sejarah, tapak arkeologi.
3. Sumberdaya Geologis yang terdiri dari: batuan yang muncul di permukaan,
taman fosil dan bentukan geologis.
2.2.4. Jalur Interpretasi
Berkmuller 1981 menyatakan bahwa cara terbaik untuk menentukan panjang jalur adalah berdasarkan pada waktu berjalan kaki. Hal ini tergantung
pada tanah lapang, jarak aktual dan orang yang berjalan di jalur tersebut. Jalur ideal umumnya tidak melebihi 45 menit waktu berjalan kaki, yang terbaik adalah
antara 15 menit sampai 20 menit. Karakteristik jalur interpretasi yang baik menurut Berkmuller 1981 adalah:
a. Menyajikan pemandangan alam yang indah seperti air terjun, habitat satwaliar, aliran sungai, gua, pohon besar berumur ratusan tahun
dan sebagainya. b. Jalur yang menyenangkan untuk berjalan tidak licin, tidak curam,
tidak berlumpur atau tergenang. c. Membuat pengunjung tetap gembira, tidak tegang.
d. Mudah dilalui pengunjung, terdapat tanda-tanda serta peta lokasi jalur yang jelas.
13 e. Tidak
membahayakan pengunjung.
Menurut Veverka 1994 jalur yang direncanakan dapat berupa : 1. Area yang berhubungan dengan panca indera, seperti: taman bunga,
pekarangan, pemandangan yang indah dan air terjun. 2. Fasilitas yang meliputi: pusat pengunjung, jembatan, toko cinderamata, kantor
informasi, kios-kios, fasilitas demonstrasi seperti kebunladang tebu dan lahan pertanian atau taman pekarangan.
3. Kawasan orientasi antara lain: -
Atraksi tapak dan sumberdaya terdekat yang mungkin saja bukan merupakan bagian dari tapak, tetapi dapat menginterpretasikan tapak yang
sama atau berkaitan -
Lokasi kunci untuk orientasi pengunjung seperti persimpangan jalan utama, camping ground, area penambatan kapalperahu dan area kontak
pengunjung lainnya.
2.2.5. Metode Penyampaian Interpretasi