30 Pohon Kepuh Sterculia foetida dan pohon Kedoya Dyxoxylum
caulostachyum termasuk jenis pohon besar dengan percabangan yang rindang, sehingga digunakan oleh berbagai jenis burung air sebagai tempat meletakkan
sarang, maupun sekedar tempat berlindung sementara shelter. Jenis satwa yang menggunakan pohon Kepuh dan Kedoya sebagai tempat tinggal
diantaranya burung Kowak malam kelabu Nycticorax nycticorax, Pecuk padi Phalacrocorax niger, Kuntul kerbau Bubulcus ibis dan Bangau bluwok
Mycteria cinerea. Kingkit Triphasia trifolia merupakan tumbuhan semak yang dapat
ditemukan hampir di sepanjang jalur interpretasi yang sudah ada di Pulau Rambut dan kadang dililit oleh tumbuhan merambat Oyot ubi Dioscorea
bulvifera. Pertumbuhan kingkit dapat mencapai 3 sampai 4 meter, buahnya merah menyala bila telah masak dan rasanya masam. Kingkit dengan
percabangan rindang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi karena baik bila diolah menjadi bonsai.
Mengkudu Morinda citrifola dan Cabai jawa Piper retrofractum termasuk jenis tumbuhan obat yang sudah sangat dikenal masyarakat.
Mengkudu terutama berkhasiat sebagai obat liver dan hipertensi darah tinggi, dan Cabai jawa digunakan sebagai campuran jamu termasuk obat peningkat
staminadaya tahan tubuh. Tumbuhan-tumbuhan ini mudah ditemukan di Pulau Rambut, dan tumbuh di sepanjang jalur interpretasi di dalam hutan sekunder
campuran. Sedangkan tumbuhan-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan diantaranya papasan dimanfaatkan buah dan daunnya,
kesambi Schleichera oleosa daunnya dapat dimakan, melinjo Gnetum gnemon buah dan daun dapat dimakan, dan pepaya Carica papaya
dimanfaatkan daun dan buahnya.
4.3. Potensi Budaya a. Cerita Rakyat
Pulau Rambut, sebagai salah satu kawasan yang sangat diperhatikan karena keunikan dan keanekaragaman hayatinya, terutama jenis burung air, dan
dilindungi dengan berbagai undang-undangperaturan, tetap tidak terlepas dari berbagai cerita rakyat yang diceritakan secara turun-temurun. Meskipun
sekarang sudah banyak versi ceritanya, namun dari hasil wawancara dengan petugas BKSDA DKI Jakarta yang telah lama bertugas di Pulau Rambut yang
merupakan warga asli Pulau Untung Jawa, dapat dihimpun 2 cerita rakyat yang
31 menerangkan sejarah terbentuknya Pulau Rambut menurut kepercayaan
masyarakat. 1. Cerita rakyat versi “Puteri”
Dulu ada putri dari daerah selatan Jawa Nyi Roro Kidul yang berkunjung ke utara dengan disertai oleh banyak pengawal dan membawa
banyak perbekalan pula. Puteri tersebut menggunakan “cemara” atau rambut tambahan konde di kepalanya.
Akan tetapi di tengah perjalanan di laut utara rombongan tersebut terkena angin ribut badai dan karam. Kemudian bokor yang karam berubah
menjadi Pulau Bokor, damar yang dibawa dan karam berubah menjadi Pulau Damar serta cemara yang dipakai sang puteri terlepas dan berubah menjadi
Pulau Rambut. 2. Cerita rakyat versi “Jawara”
Dulu ada seorang jawara yang memiliki kekuatan luar biasa kuat, tak ada yang bisa mengalahkannya karena ia bisa bangkit kembali walaupun telah
dibunuh dan dikubur kecuali dipisahkan rambut dari tubuhnya sebelum dikubur terpisah. Akhirnya jawara tersebut dapat dikalahkan dengan memisahkan
rambutnya dari tubuhnya dan rambut jawara yang dipisahkan tersebut kemudian berubah menjadi Pulau Rambut.
b. Peninggalan Sejarah
Interpretasi bukan hanya menyampaikan informasi atas obyek-obyek ilmiah saja, tapi juga termasuk informasi budaya atau sejarah. Selain
keanekaragaman hayati yang tinggi terutama jenis burung air, terdapat pula suatu peninggalan sejarah di Pulau Rambut. Peninggalan sejarah tersebut
berupa dua buah kuburan yang dipercaya merupakan kuburan nenek moyang dari satu keluarga yang tinggal di daerah Depok. Beberapa anggota keluarga
tersebut melakukan ziarah ke Pulau Rambut secara rutin pada waktu-waktu tertentu.
Meskipun sekilas obyek ini tidak berkaitan dengan obyek-obyek ilmah lain yang ada di Pulau Rambut, tapi dapat turut memperkaya informasi yang
disampaikan kepada pengunjung melalui interpretasi. Selain itu menunjukkan bahwa Pulau Rambut sudah dikenal sejak lama dan perlu dilestarikan
keberdaannya mengingat kawasan ini sangat penting sebagai habitat utama berbagai jenis burung air.
32
4.4. Interaksi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Suaka Margasatwa Pulau Rambut