60 Penurunan dan peningkatan produksi kakao dipengaruhi oleh pemeliharaan
selama umur produksi.
Tabel 11. Potensi Produksi Biji Kakao per Hektar dalam Siklus 25 tahun
Umur Tanaman Biji Kering Kakao Kg
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
600 900
1.200 1.400
1.600 1.700
1.600 1.800
1.700 1.600
1.500 1.400
1.400
1300 1.300
1.300 1.200
1.200 1.100
1.000
700 700
700
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2003
6.3 Hubungan antara Konversi Tanaman Kayu Manis menjadi Kakao
dengan Kelestarian Wilayah Konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS
Kerinci merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jambi, meliputi wilayah seluas 4200 km
2
dimana hampir 50 persen atau 2150 km
2
wilayahnya termasuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS antara lain adalah Kecamatan Gunung Raya.. Hutan yang terletak di Kecamatan Gunung
Raya memiliki sumberdaya hayati yang sangat beraneka ragam. Keanekaragaman
61 sumberdaya hayati tersebut tercermin pada keragaman jenis hutan – hutan tropika
basah, baik yang terdapat di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Perkebunan kayu manis yang terletak di Kecamatan Gunung Raya
sebagian besar terletak di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Perluasan lahan kayu manis merambah hingga ke kawasan TNKS yang
menyebabkan kerusakan dan terancamnya kelestarian alam kawasan ini. Pada saat musim panen pohon-pohon yang semula rimbun ditebang habis dan hanya
menyisakan lahan- lahan gundul yang dapat menimbulkan erosi. Ancaman kerusakan lahan oleh petani yang mengusahakan tanaman kayu manis
menyebabkan pihak TNKS mengeluarkan suatu kebijakan bahwa petani yang terlanjur memasuki kawasan TNKS diperbolehkan panen hanya satu kali dengan
sistim tebang pilih dan selanjutnya lahan tersebut ditinggalkan. Pemilihan tanaman yang digunakan dalam kawasan TNKS adalah tanaman
berjenis pohon kehidupan yang memiliki umur produksi yang lama. Tanaman kulit manis termasuk tanama n yang tidak cocok ditanam dikawasan TNKS
dikarenakan proses pemanenan dengan sistem tebang habis yang menyebabkan kerusakan kelestarian alam dalam jangka waktu yang lama. Dari segi kelestarian
alam pengusahaan kakao lebih baik diusahakan dibandingkan dengan kayu manis. Kakao merupakan tanaman yang berumur 25 tahun dengan sistim pemanenan
pemungutan buah tanpa penebangan. Sistem pemanenan tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap kelestarian alam TNKS. Pengusahaan kakao
dari segi kelestarian alam jauh lebih layak dibandingkan dengan pengusahaan kayu manis yang secara tidak langsung mendukung program TNKS.
62
6.4 Aspek-aspek Studi Kelayakan