Analisis Sensitivitas KARAKTERISTIK USAHA PERKEBUNAN

72 memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada tanaman kayu manis sehingga tanaman kakao layak untuk menggantikan tanaman kayu manis. Tabel 16. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi antara Kayu Manis dan Kakao dengan Luas Lahan Rata-rata 4 hektar Kriteria Investasi Hasil Perhitungan Kayu Manis Kakao Net Present Value NPV Net Benefit Cost Ratio Net BC ratio Internal Rate of Return 23.186.800 2,1 18 108.665.366 4,6 40 Tanaman kakao merupakan tanaman pengganti kayu manis sehingga manfaat yang diperoleh dari menanam kakao dapat dilihat dari Incremental Net Benafit INB. Incremental Net Benefit merupakan salah satu dari empat unsur cashflow yang menggambarkan manfaat bersih tambahan dari adanya proyek baru. Nilai Incremental Net Benefit dari menanam kakao adalah sebesar Rp. 85.478.566 berarti bahwa jika petani melaksanakan konversi tana man kayu manis menjadi kakao maka kakao akan memberikan manfaat tambahan sebesar Rp. 85.478.566 selama umur proyek. Hal ini menunjukkan bahwa pengusahaan tanaman kaka dapat memerikan keuntungan bagi petani.

7.2 Analisis Sensitivitas

Adanya ketidakpastian terhadap arus manfaat dan biaya pada masa yang akan datang dapat mempengaruhi keberlangsungan pengusahaan perkebunan. Analisis sensitivitas digunakan untuk meneliti kembali pengaruh perubahan- perubahan atas perhitungan manfaat dan biaya terhadap hasil ana lisis kelayakan finansial dari pengusahaan tanaman kayu manis dan kakao. 73 Perubahan yang terjadi pada analisis sensitivitas konversi tanaman kayu manis menjadi kakao adalah penurunan hasil produksi 1 sebesar 37,50 persen, penurunan harga jual output 2 sebesar 41,67 persen, serta peningkatan harga pupuk dan obat-obatan sebagai input pertanian 3 sebesar 8,33 persen. Perubahan tersebut didasarkan pada fluktuasi yang pernah terjadi di lokasi penelitian. Penurunan tingkat hasil produksi disebabkan adanya kecederungan petani yang tidak melakukan perawatan terhadap tanaman mereka sehingga hama penyakit leluasa untuk menyerang tanaman penurunan tersebut antara 80 Kg sampai dengan 50 Kg. Tingkat harga output dipengaruhi oleh fluktuasi harga yang dijual oleh petani kepada pedagang pengumpul yang tergantung pada kualitas dari output itu sendiri penurunan harga output antara Rp 80.000 sampai dengan Rp 50.000. Kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak secara tidak langsung mempengaruhi harga input pertanian utamanya pupuk dan obat-obatan. Kenaikan harga pupuk berkisar antara Rp 50.000 sampai dengan Rp 60.000. Pada analisis sensitivitas perkebunan kakao digunakan komponen perubahan yang diasumsikan sama dengan tanaman kayu manis. Hal ini bertujuan untuk melihat tingkat kepekaan antara tanaman kayu manis dan kakao. Hasil analsis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Analisis Sensitivitas Kelayakan Finansial Perkebunan Konversi Tanaman Kayu Manis menjadi Kakao Komponen Perubahan Tingkat perubahan Kulit Manis Kakao NPV IRR Net BC NPV IRR Net BC 1 2 3 37,50 41,67 8,33 6.335.679 4.461.858 17.997.196 14 13 17 1,2 1,1 1,6 55.812.551 45.599.901 108.090.954 27 28 38 2,8 3,1 4,4 74 Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa penurunan hasil produksi sebesar 37,50 menunjukkan kondisi layak. Hal ini dapat dilihat dari nilai NPV yang diperoleh positif, Net BC lebih besar dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga. Apabila terjadi penurunan harga jual output sebesar 41,67 persen masih tetap menunjukan kriteria yang layak. Begitu pula halnya pada tanaman kakao apabila terjadi penurunan hasil produksi sebesar 37,50 persen dan harga jual output sebesar 41,67 persen masih menunjukkan kondisi yang layak. Jika terjadi peningkatan terhadap harga pupuk sebesar 8,33 persen menghasilkan NPV positif, Net BC besar daripada satu dan IRR lebih besar dari pada tingkat suku bunga. Kriteria tersebut menyatakan bahwa perkebunan kayu manis dan kakao layak untuk diusahakan. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dinyatakan bahwa pada tingkat perubahan yang sama tanaman kayu manis dan kakao menunjukkan kondisi kelayakan. Namun, nilai kriteria investasi pada perkebunan kakao jauh lebih besar dibandingkan dengan kayu manis. Nilai kriteria tersebut memperlihatkan bahwa kakao layak untuk menggantikan kayu manis. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas dapat diketahui tingkat kepekaan suatu proyek terhadap perubahan yang terjadi selama produksi, hal ini dapat dilihat dari elastisitas NPV yang diperoleh suatu proyek. Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa untuk tanaman kayu manis lebih peka terhadap peningkatan harga pupuk dan obat-obatan, setiap peningkatan harga pupuk sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan NPV sebesar 1,58 persen. Pada tanaman kakao lebih peka terhadap penurunan hasil produksi, setiap penurunan hasil produksi sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan NPV sebesar 1,13 persen. 75 Tabel 19. Perbandingan Nilai Elastisitas NPV Kayu Manis dan Kakao Perubahan Nilai elastisitas NPV Kayu Manis Kakao Penurunan hasil produksi 37,50 Penurunan harga output 41,67 Peningkatan harga pupuk dan obat-obatan 8,33 1,13 1,14 1,58 1,13 1,12 0,06 Tabel 19 menunjukkan bahwa tanaman kayu manis lebih peka terhadap perub ahan selama produksi dibandingkan dengan tanaman kakao. Hal ini dapat dilihat dari nilai elastisitas NPV kayu manis yang lebih besar dibandingkan tanaman kakao. Oleh sebab itu tanaman kakao layak untuk menggantikan tanaman kayu manis. 76

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Konversi tanaman kayu manis menjadi kakao telah dilakukan oleh petani di Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi sejak tahun 2003. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan beberapa kriteria antara lain Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. Berdasarkan hasil perhitungan pada tingkat diskonto 11,47 persen, kedua tanaman tersebut menguntungkan. Namun, dari kriteria investasi tersebut tanaman kakao lebih menguntungkan dibandingkan dengan tanaman kayu manis, sehingga dapat dinyatakan bahwa kakao layak untuk menggantikan tanaman kayu manis. Analisis sensitivitas yang dilakukan dengan menggunakan tiga komponen yaitu penurunan hasil produksi 37,50 persen, pernurunan harga output 41,67 persen dan peningkatan harga pupuk dan obat-obatan sebagai input pertanian sebesar 8,33 persen menunjukkan kondisi layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada tingkat perubahan yang diasumsikan sama antara kakao dan kayu manis, maka diperoleh bahwa tanaman kayu manis lebih peka terhadap perubahan pupuk dan obat-obatan, sedangkan pada tanaman kakao lebih peka terhadap perubahan hasil produksi.