Kelayakan Proyek Analisis Kelayakan Proyek .1 Pengertian Proyek

14

2.1.2 Kelayakan Proyek

Pelaksanaan suatu proyek biasanya dilakukan dengan dua macam analisis Gittinger, 1986 yaitu : a. Analisis finansial, dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang yang menanamkan modalnya dalam proyek atau berkepentingan langsung dalam proyek. b. Analisis ekonomi, dimana proyek dilihat dari sudut perekonomian secara menyeluruh. Analisis secara finansial yang perlu diperhatikan adalah hasil untuk modal yang ditanam dalam proyek yaitu hasil yang diterima oleh petani, pengusaha, perusahaan swasta, atau badan pemerintah atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembanguna n proyek. Hasil analisis finansial sering disebut juga dengan ”private return”. Penelitian ini menggunakan analisis finansial mengingat petani adalah bagian masyarakat yang mengusahakan tanaman perkebunan yang memiliki dana yang terbatas untuk pengelolaannya. Tingkat efisiensi dari proyek konversi tersebut diukur berdasarkan keuntungan finansial yang diperoleh. Penilaian suatu proyek apakah proyek yang akan tersebut layak atau tidak layak dilaksanakan menggunakan beberapa metode penilaian atau disebut juga dengan kriteria investasi. Metode penilaian ini melihat kelayakan proyek dari aspek profitabilitas komersialnya. Kriteria investasi yang digunakan dalam analisis kelayakan proyek antara lain adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Net BC Ratio. Penggunaan ketiga kriteria investasi ini karena memiliki kesamaan yaitu memperhatikan aliran kas. 15 Kriteria investasi dengan menggunakan Net Present Value NPV atau keuntungan bersih yaitu menghitung selisih antara nilai sekarang inve stasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Faktor- faktor yang mempengaruhi NPV adalah tingkat bunga atau tingkat diskonto discount rate yang digunakan i, besarnya biaya investasi I, pendapatan yang ditentukan oleh produksi dan harga R, biaya produksi C dan umur tanaman hasil konversi t. Kelebihan dari menggunakan metode NPV yaitu NPV memasukkan faktor nilai waktu dari uang, mempertimbangkan semua aliran kas proyek dan mengukur besaran absoulut dan bukan relatif. Net Present Value memiliki tiga nilai dengan artian sebagai berikut: 1. NPV 0 negatif, mengartikan bahwa sampai pada t tahun investasi masih merugi sehingga tidak layak dilaksanakan 2. NPV = 0, waktu tepat dimana biaya investasi dapat dikembalikan sehingga perusahaan tidak mendapat keuntungan atau merugi. 3. NPV 0 positif, menunjukkan kondisi perusahaan menguntungkan, dengan semakin besarnya NPV maka semakin besar pula keuntungan yang akan dicapai. Kriteria investasi yang menggunakan Internal Rate of Return IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk mengahasilkan pengembalian atau tingkat keuntungan yang dapat dicapai yang dinyatakan dengan persen. IRR memiliki tiga penilaian yang berhubungan dengan kelayakan investasi yaitu : 16 1. IRR i, maka nilai NPV akan lebih kecil sehingga proyek tidak layak untuk dilaksanakan 2. IRR = 0, maka NPV dari proyek tersebut sama dengan nol sehingga perusahaan tersebut tidak untung dan tidak pula rugi impas 3. IRR i, maka NPV dari proyek tersebut akan lebih besar sehingga proyek mengalami keuntungan yang menyebabkan proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Kriteria keputusan invesatasi yang terakhir adalah Gross Benefit Cost Ratio Gross BC ratio yang merupakan perbandingan antara jumlah Present Value arus biaya bruto dijumlahkan dengan Present Value arus Benefit Bruto. Apabila Gross BC Ratio ≥ 1 , maka NPV ≥ 1 sehingga kegiatan konversi layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya apabila Gross BC Ratio ≤ 1, maka NPV ≤ 1 sehingga kegiatan konversi tanaman perkebunan tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

2.1.3 Analisis Sensitivitas