25 eksportir, pabrikan petani atau pengusaha kakao. Tujuan dari ASKINDO adalah
sebagai wadah komunikasi, konsultasi antar anggota, masyarakat dan pemerintah. Tujuan lainnya yaitu dapat menjadi sarana hubungan kerjasama dan hubungan
internasional khusus nya masalah perkakaoan serta dapat tersebar informasi.
2.6 Konversi Tanaman Perkebunan
Penurunan produktivitas tanaman perkebunan dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu umur tanaman, kondisi tanaman, kesuburan lahan, sistem pengelolaan
dan keadaan iklim. Kelangsungan produksi tanaman biasanya dilakukan berbagai cara antara lain peremajaan tanaman dan konversi tanaman menjadi tanaman lain.
Konversi tanaman yaitu penanaman tanaman baru pada lahan yang sebelumnya ditanami oleh tanaman lain.
Produktivitas tanaman yang rendah akan mengurangi keuntungan yang diharapkan karena terjadi penurunan pendapatan petani. Konversi tanaman
menjadi tanaman baru akan membuat keuntungan yang diharapkan akan lebih tinggi sehingga diharapkan petani akan memperoleh pendapatan yang semakin
besar.
2.7 Penelitian Terdahulu
Rismana 2002, melakukan penelitian tentang analisis kelayakan investasi secara finansial dan ekonomi pada perkebunan kakao. Hasil penelitian
menyatakan bahwa secara finansial maupun ekonomi kakao layak diusahakan. Hal ini dapat dilihat dari umur ekonomis tanaman tersebut yaitu 40 tahun. Kriteria
yang digunakan adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR,
26 Net Benefit Cost BC dan Discounted Payback Periode. Pada PT. RSA I
menghasilkan NPV positif yaitu +379.554.743, IRR sebesar 19,26 persen, Net BC sebesar 1,27. Masa pengembalian investasi mencapai 25 tahun.
Yunita 2005, melakukan penelitian tentang analisis manfaat biaya negatif proyek konversi tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Bogor.
Penelitian yang dilakukan menghasilkan bahwa langkah perusahaan dalam mengambil langkah untuk mengkonversi tanaman karet menjadi kelapa sawit
merupakan langkah yang baik. Hal ini dikarenakan konversi tanaman perkebunan tersebut menguntungkan yang dilihat dari nilai NPV sebesar +670.872.667, IRR
sebesar 24 persen dan gross BC 1,59, serta proyek konversi ini tetap layak dilaksanakan apabila terjadi perubahan biaya dan manfaat sebesar 10 persen serta
discounted rate sebesar 17 persen. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dapat disimpulkan alat analisis
yang digunakan dalam analisis kelayakan negatif proyek konversi tanaman perkebunan maupun proyek pertanian lainnya adalah negatif NPV, IRR, dan Net
BC. Kriteria ini digunakan karena mempunyai salah satu kesamaan yaitu menggunakan aliran kas.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah perbedaan waktu dan tempat. Perbedaan waktu dan tempat mempengaruhi komponen inflow
dan outflow. Hal ini dikarenakan waktu dan tempat yang berbeda akan menunjukkan harga dan komponen yang berbeda pula.
27
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Dasar Pemikiran
Kayu manis merupakan tanaman berumur panjang yang sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat. Pengusahaan kayu manis secara tidak
langsung dapat memberikan pemasukan berupa devisa kepada negara melalui ekspor yang dilakukan ke beberapa negara importir. Pada masa sebelum krisis
moneter tahun 1997 kesediaan rakyat menanam komoditas kayu manis masih cukup besar. Hal ini didorong oleh harga kulit manis yang tinggi sehingga
keuntungan yang diperoleh oleh petani lebih besar. Namun, setelah krisis moneter harga kayu manis semakin turun sampai pada harga paling rendah. Penurunan
harga kayu manis tersebut disebabkan oleh kualitas kayu manis yang semakin menurun. Akibat dari penurunan harga ini petani kayu manis mengalami kerugian
karena biaya produksi kayu manis yang dikeluarkan tidak seimbang dengan keuntungan yang diharapkan.
Keuntungan yang semakin menurun membuat petani kayu manis memilih keputusan agar dapat meneruskan usaha perkebunan. Pilihan tersebut berupa
mempertahankan tanaman kayu manis atau mengganti tanaman kayu manis tersebut dengan tanaman perkebunan lain. Pilihan keputusan yang akan diambil
oleh petani adalah pilihan yang dapat memberikan keuntungan yang diharapkan lebih besar. Apabila keputusan yang diambil adalah mengkonversi tanaman kayu
manis menjadi komoditas lain seperti kakao maka diperlukan analisis terlebih dahulu agar tidak mengalami kerugian terlalu besar.