Dasar Pemikiran KERANGKA PEMIKIRAN

27

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Dasar Pemikiran

Kayu manis merupakan tanaman berumur panjang yang sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat. Pengusahaan kayu manis secara tidak langsung dapat memberikan pemasukan berupa devisa kepada negara melalui ekspor yang dilakukan ke beberapa negara importir. Pada masa sebelum krisis moneter tahun 1997 kesediaan rakyat menanam komoditas kayu manis masih cukup besar. Hal ini didorong oleh harga kulit manis yang tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh oleh petani lebih besar. Namun, setelah krisis moneter harga kayu manis semakin turun sampai pada harga paling rendah. Penurunan harga kayu manis tersebut disebabkan oleh kualitas kayu manis yang semakin menurun. Akibat dari penurunan harga ini petani kayu manis mengalami kerugian karena biaya produksi kayu manis yang dikeluarkan tidak seimbang dengan keuntungan yang diharapkan. Keuntungan yang semakin menurun membuat petani kayu manis memilih keputusan agar dapat meneruskan usaha perkebunan. Pilihan tersebut berupa mempertahankan tanaman kayu manis atau mengganti tanaman kayu manis tersebut dengan tanaman perkebunan lain. Pilihan keputusan yang akan diambil oleh petani adalah pilihan yang dapat memberikan keuntungan yang diharapkan lebih besar. Apabila keputusan yang diambil adalah mengkonversi tanaman kayu manis menjadi komoditas lain seperti kakao maka diperlukan analisis terlebih dahulu agar tidak mengalami kerugian terlalu besar. 28 Proyek konversi tanaman perkebunan merupakan proyek yang menggunakan biaya yang tidak sedikit sehingga memerlukan ketelitian dalam memilih dan menggunakan sumber-sumber investasi yang terbatas sehingga tidak menyebabkan resiko yang terlalu besar. Oleh sebab itu perlu dilakukan penanganan yang ekonomis terhadap modal yang dimiliki guna memperoleh manfaat yang optimal. Mengingat dalam investasi tanaman baru seperti kakao memerlukan modal yang cukup besar, maka perlu dianalisis kelayakan investasi dari usaha tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kegiatan konversi tanaman kakao tersebut menguntungkan untuk diusahakan, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan tersebut layak atau tidak untuk diusahakan. Dalam menganalisis kelayakan investasi tersebut dapat dilakukan dari berbagai aspek salah satunya adalah dari aspek finansial yang menggunakan semua komponen biaya dan manfaat dinilai dengan menggunakan harga pasar yang berlaku atau harga yang benar-benar terjadi di wilayah penelitian. Kriteria investasi yang digunakan dalam aspek finansial ini adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR dan Net Benefit-Cost Ratio Net BC ratio. Karena analisa proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa-apa yang akan terjadi pada masa akan datang, maka pengkajian kelayakan kemudian dilanjutkan dengan analisis kepekaan sensitivity analysis. Analisis ini bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi jika terdapat perubahan atau kesalahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat. Selanjutnya dilakukan pembahasan untuk mencari nilai- nilai dari setiap alat analisis, kemudian disimpulkan apakah investasi tersebut layak atau tidak. Hasil dari analisis kelayakan proyek tersebut memberikan 29 pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai kelangsungan proyek. Jika hasil analisis tersebut layak maka proyek tersebut dilanjutkan dikarenakan proyek tersebut memberikan keuntungan yang lebih besar dan sebaliknya Gambar 1. 30 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Mempertahankan Perkebunan Kayu Manis Konversi Tanaman Kayu Manis menjadi Kakao Analisis Kelayakan Investasi Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas Kriteria Investasi : Ø NPV Ø IRR Ø Net BC Asumsi-asumsi: Ø Kenaikan Biaya Ø Penurunan harga produksi Ø Penurunan produksi Hasil Analisis Tidak Layak Layak Peningkatan Pendapatan Petani dengan Pelaksanaan Proyek. Proyek Tidak Dapat Dilanjutkan Permasalahan Penurunan Harga Output Perkebunan Kayu Manis 31

3.2 Hipotesis