Karakteristik Responden GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

46

5.5 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Responden merupakan petani yang telah melakukan konversi tanaman kayu manis menjadi kakao. Karakteristik responden dianalisis berdasarkan tingkat umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status petani dan tempat penjualan hasil panen. Umur responden terdiri dari kelompok umur 20-35 tahun dengan proporsi yaitu 26,7 persen, kelo mpok umur 36-45 tahun dengan proporsi paling besar yaitu 43,3 persen dan kelompok umur diatas 45 tahun dengan proporsi 30 persen. Besarnya proporsi pada kelompok umur 36-45 tahun memperlihatkan bahwa petani masih dapat bekerja secara optimal sesuai dengan kemampuan dikarenakan sebagian besar masih produktif. Rendahnya kepemilikan lahan pada kelompok umur 20-35 tahun karena kelompok umur tersebut termasuk kelompok umur muda yang memiliki minat yang tinggi untuk menuntut ilmu dan bekerja dibidang non pertanian. Pada umumnya responden memiliki lahan bukan dari sumberdaya sendiri melainkan dari warisan orang tua sehingga mereka berkewajiban untuk memelihara warisan tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan responden tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk melakukan pekerjaan lain. Tingkat pendidikan responden paling tinggi adalah pasca sarjana S2 dengan proporsi 3,3 persen, strata satu S1 dengan proporsi 16,7 persen dan Diploma tiga D3 dengan proposi 3,3 persen. Responden berpendidikan SMU dengan proporsi 40 persen merupakan proporsi paling besar. Hal ini dikarenakan responden tidak memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Responden berpendidikan SD dan SLTP berturut-turut memiliki proporsi 20 persen dan 16,7 47 persen. Proporsi tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan yang rendah. Proporsi pendidikan formal yang rendah berpengaruh juga terhadap bagaimana petani mengusahakan perkebunan tersebut. Pada umumnya mereka mengusahakan perkebunan berdasarkan pengalaman yang telah turun temurun. Proporsi responden yang menjadikan tani merupakan pekerjaan pokok lebih besar yaitu 63,3 persen dari pada responden yang me miliki pekerjaan tetap diluar sektor pertanian. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan responden sehingga tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan diluar sektor pertanian. Selain alasan tersebut terdapat alasan lain yaitu keengganan responden untuk keluar dari daerah dan bekerja diluar daerah, sedangkan didaerah tidak tersedia lapangan kerja yang besar yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki sehingga mereka memilih sektor pertanian sebagai sektor pokok untuk menopang hidup hal ini berdampak pada status kepemilikan lahan petani yang pada umunya adalah milik sendiri dengan proporsi 96,7 persen. Proporsi responden memiliki pekerjaan tetap antara lain pegawai negeri sipil PNS 23,3 persen, proporsi nelayan dan buruh masing- masing 6,7 persen. Minimnya penghasilan yang diperoleh dari sektor lain mendorong responden untuk melakukan pekerjaan lain sebagai penghasilan tambahan disaat semua kebutuhan mulai meningkat. Luas lahan yang dimiliki oleh responden berbeda-beda dengan proporsi yang berbeda-beda pula. Sebagian besar responden yang memiliki luas lahan sempit berkisar antara 0,5-2 hektar dengan proporsi yaitu 70 persen. Luas la han besar dimiliki oleh sebagia n kecil dari responden dengan luas berkisar 2,5-52 48 hektar proporsi luas lahan tersebut yaitu 30 persen. Luas lahan 52 hektar hanya dimiliki oleh satu orang responden saja. Luas lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas lahan rata-rata yaitu 4 hektar. Besar biaya mapun pemasukan dalam cashflow adalah besar biaya rata-rata dan pemasukan rata-rata. Hal ini dikarenakan penelitian menggunakan responden dengan memiliki jenis biaya dan pemasukan yang berbeda-beda. 49

BAB VI KARAKTERISTIK USAHA PERKEBUNAN