Komposisi Ukuran Hasil Tangkap Sampingan By catch

tempat pengoperasian jaring arad merupakan habitat ikan-ikan pelagis kecil tersebut. Walaupun ikan-ikan tersebut tidak berasosiasi langsung dengan dasar perairan, namun secara alamiah ikan pelagis akan mencari makan ke kolom dan dasar peraairan. Ikan-ikan pelagis tersebut dapat tertangkap pada saat hauling atau jaring sedang ditarik ke permukaan Riyanto, 2005. Berdasarkan gambar komposisi hasil tangkap sampingan Gambar 13, didapatkan bahwa hasil tangkap sampingan di dominasi oleh rajungan. Hal ini dikarenakan dasar perairan pasir berlumpur sangat disenangi oleh rajungan dan waktu pengoperasian jaring arad pada malam hari merupakan alasan mengapa rajungan banyak tertangkap. Anonim 1973 diacu dalam Suadela 2004 menyatakan, bahwa pada umumnya rajungan dan kepiting keluar pada waktu malam hari untuk mencari makan. Binatang ini keluar dari tempat persembunyian dan bergerak menuju ke tempat yang banyak mengandung makanan.

5.1.3 Komposisi Ukuran Hasil Tangkap Sampingan By catch

Data sebaran frekuensi panjang ikan sampel pada saat di perahu meliputi lima jenis ikan yang dominan tertangkap, yaitu rajungan Portunus pelagicus, sotong Sepia sp , ikan gulamah Argyrosomus sp, ikan tigawaja Pennahia argentata dan ikan beloso Saurida tumbil. Rajungan Portunus pelagicus yang tertangkap oleh unit penangkapan jaring arad selama penelitian berjumlah 176 ekor dan memiliki ukuran panjang baku antara 29-73 mm dengan rata-rata 43 mm, sotong Sepia sp yang tertangkap berjumlah 146 ekor dan memiliki ukuran panjang baku 53-130 mm dengan rata-rata 70,10 mm, ikan gulamah Argyrosomus sp yang tertangkap berjumlah 130 ekor dan memiliki ukuran panjang baku 80-250 mm dengan rata-rata 113,33 mm, ikan tigawaja Pennahia argentata yang tertangkap berjumlah 114 ekor dan memiliki ukuran panjang baku 80-175 mm dengan rata-rata 102,18 mm. Ikan beloso Saurida tumbil yang tertangkap berjumlah 47 ekor dan memiliki ukuran panjang baku 70-127 mm dengan rata-rata 102,36 mm. Komposisi ukuran hasil tangkap sampingan dominan secara lengkap ditunjukkan pada Gambar 15. 10 20 30 40 50 60 70 80 29-33 34-38 39-43 44-48 49-53 54-58 59-63 64-68 69-73 Panjang m m Ju m lah eko r 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 53-61 62-70 71-79 80-88 89-97 98-106 107-115 116-124 125-133 Panjang m m Ju m lah e k o r Lm Tidak layak Layak tangkap 144 ekor tangkap 32 ekor n = 176 rata-rata = 43 ± 8,57 Keterangan: Lm = length at first maturity rajungan Gambar 15 a Komposisi panjang rajungan Portunus pelagicus yang tertangkap selama penelitian n = 146 rata-rata = 70,10 ± 13,45 Gambar 15 b Komposisi panjang sotong Sepia sp yang tertangkap selama penelitian 10 20 30 40 50 60 70 80-101 102-123 124-145 146-167 168-189 190-211 212-233 234-255 256-277 288-299 Panjang m m J u m lah eko r 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 80-91 92-103 104-115 116-127 128-139 140-151 152-163 164-175 Panjang m m Ju m lah e ko r Lm Tidak layak tangkap 129 ekor Layak tangkap 1 ekor n = 130 rata-rata = 113,33 ± 27,07 Keterangan: Lm = length at first maturity gulamah Gambar 15 c Komposisi panjang gulamah Argyrosomus sp yang tertangkap selama penelitian Lm Tidak Layak tangkap 22 ekor layak tangkap n = 114 92 ekor rata-rata = 102,18 ± 18,67 Keterangan: Lm = length at first maturity tigawaja Gambar 15 d Komposisi panjang tigawaja Pennahia argentata yang tertangkap selama penelitian 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 70-78 79-87 88-96 97-105 106-114 115-123 124-132 190- Panjang m m Ju m lah eko r Lm n = 47 Tidak layak tangkap rata-rata = 102,36 ± 15,42 Layak 47 ekor tangkap 0 ekor Keterangan: Lm = length at first maturity beloso Gambar 15 e Komposisi panjang beloso Saurida tumbil yang tertangkap selama penelitian Berdasarkan komposisi ukuran hasil tangkap sampingan jaring arad dapat diketahui bahwa panjang rajungan Portunus pelagicus yang banyak tertangkap berada pada selang kelas 39-43 mm sebanyak 74 ekor. Untuk panjang sotong Sepia sp yang banyak tertangkap pada selang kelas 62-70 mm sebanyak 47 ekor. Ikan gulamah Argyrosomus sp yang banyak tertangkap pada selang kelas 102-123 mm sebanyak 60 ekor. Untuk ikan tigawaja Pennahia argentata yang banyak tertangkap pada selang kelas 92-103 mm sebanyak 45 ekor dan ikan beloso Saurida tumbil yang banyak tertangkap pada selang kelas 97-105 mm sebanyak 18 ekor. Ikan-ikan yang tertangkap umumnya merupakan ikan-ikan muda yang masih dalam tahap juvenil atau immature, hal ini disebabkan jaring arad beroperasi di perairan dangkal yang merupakan daerah untuk mencari makan, daerah pemijahan dan daerah asuhan bagi ikan-ikan muda. Namun demikian tertangkap juga ikan dewasa yang masuk ke dalam kategori layak tangkap. Komposisi ukuran hasil tangkap sampingan yang disajikan dapat digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya ikan tersebut untuk ditangkap dengan mengetahui batasan ukuran panjang ikan tersebut matang gonad length at first maturity. Dalam penelitian ini, batasan ukuran yang dijadikan acuan untuk menentukan rajungan yang telah layak tangkap yaitu 3,7 cm panjang karapas Rousenfell, 1975 diacu dalam Suadela, 2004. Rajungan yang tertangkap selama penelitian yang masuk kategori layak tangkap yaitu sebanyak 144 ekor atau 81,82 dari total rajungan yang tertangkap, sedangkan rajungan yang tidak layak tangkap sebanyak 32 ekor atau sekitar 18,18 Gambar 15 a. Penangkapan rajungan di atas 3,7 cm panjang karapas dapat memberi peluang bagi rajungan untuk dapat bereproduksi dan memijah terlebih dahulu sebelum tertangkap. Batasan ukuran panjang total yang dijadikan acuan untuk menentukan ikan gulamah yang layak tangkap yaitu 25 cm Anonim, 2004 a. Ikan gulamah yang masuk kategori layak tangkap yaitu sebanyak 1 ekor atau sekitar 0,8 dari total gulamah yang tertangkap, sedangkan ikan yang belum layak tangkap sebanyak 129 ekor atau sekitar 99,2 Gambar 15 c . Batasan ukuran panjang total yang dijadikan acuan untuk menentukan ikan tigawaja yang layak tangkap yaitu 11,5 cm Anonim, 2004 b. Apabila dilihat dari komposisi ukuran ikan yang tertangkap selama penelitian, ikan tigawaja yang layak tangkap sebanyak 22 ekor atau sekitar 19,30 dari total tigawaja yang tertangkap, sedangkan 92 ekor atau sekitar 80,70 merupakan ikan yang masuk kategori belum layak tangkap Gambar 15 d. Batasan ukuran panjang total yang dijadikan acuan untuk menentukan ikan beloso yang layak tangkap yaitu 19 cm Anonim, 2004 c. Beloso yang tertangkap selama penelitian merupakan hasil tangkapan yang masuk ke dalam kategori tidak layak tangkap yaitu sebanyak 47 ekor atau sekitar 100 dari total beloso yang tertangkap Gambar 15 e. Referensi ukuran ikan layak tangkap length at first maturity yang dipakai berasal dari daerah di luar lokasi penelitian yaitu perairan sekitar Papua dan Philipina. Informasi tentang ukuran ikan layak tangkap yang disajikan adalah sebagai upaya pendekatan karena tingkat eksploitasi dari setiap perairan yang belum diketahui. Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa hasil tangkap sampingan yang dihasilkan oleh jaring arad khususnya jenis ikan sebagian besar termasuk ikan yang belum layak tangkap. Salah satu alternatif untuk mengurangi hasil tangkap sampingan yaitu dengan menggunakan By catch Reduction Device BRD yang sesuai dengan karakteristik ikan-ikan yang akan diloloskan.

5.2 Estimasi Proporsi Hasil Tangkap Sampingan By catch

Berdasarkan proporsi yang diperoleh dalam trip penangkapan ikan yang diamati langsung, proporsi hasil tangkap sampingan By catch yang dimanfaatkan oleh nelayan Pesisir Utara Kota Cirebon rata-rata sebesar 72.17 kg per hari. Selama satu musim penangkapan yaitu musim timur dari bulan Mei-September dengan 18 trip dalam sebulan, proporsi hasil tangkap sampingan didapat sebesar 6495,30 kg. Dengan perbandingan hasil tangkap sampingan yang dimanfaatkan dan yang dibuang ke laut yaitu 1:10, proporsi hasil tangkap sampingan yang dibuang ke laut dapat diestimasi sebesar 721,71 kg per hari dan proporsi hasil tangkap sampingan yang di buang ke laut selama satu musim penangkapan yaitu sebesar 64.953,90 kg. Lebih lengkap tentang proporsi hasil tangkap sampingan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Estimasi proporsi hasil tangkap sampingan perairan Pesisir Utara Hari Jumlah armada yang beroperasi unit Jumlah observasi sample Proporsi yang dimanfaatkan kg Estimasi yang dibuang ke laut kg H 1 7 49.00 490.00 H 2 6 63.79 637.90 H 3 6 99.03 990.30 H 4 7 83.15 831.50 H 5 6 60.20 602.50 H 6 10 7 77.86 778.60 Jumlah 433.03 4330.30 Rata-rata 72.17 721.71 Sumber: Hasil pengolahan data Estimasi proporsi hasil tangkap sampingan yang dilakukan merupakan estimasi selama satu musim penangkapan agar jumlah hasil tangkap sampingan lebih mendekati seragam tanpa perbedaan yang mencolok. Hal ini dikarenakan stratifikasi parsial dan temporal ikan hasil tangkapan. Menurut Hall 1995, ikan dengan stratifikasi parsial relatif tidak melakukan ruaya seperti halnya ikan demersal