5.1.2 Komposisi Hasil Tangkap Sampingan By catch
Hasil tangkapan non udang atau hasil tangkap sampingan yang dimaksud disini adalah hasil tangkap sampingan HTS yang dimanfaatkan selama penelitian dengan
perbandingan berat 1:10 dari hasil tangkap sampingan yang dibuang ke laut discards
. Jumlah total hasil tangkap sampingan sebanyak 821 ekor atau 30,6 kg, terdiri dari 21 spesies ikan , 3 moluska dan 1 krustase. Beberapa jenis hasil tangkap
sampingan yang banyak tertangkap selama penelitian yaitu rajungan Portunus pelagicus
dengan jumlah 176 ekor atau 20 dari jumlah hasil tangkap sampingan yang dimanfaatkan yang berhasil tertangkap, sotong Sepia sp dengan jumlah 146
ekor atau 18 , ikan gulamah Argyrosomus sp dengan jumlah 130 ekor atau 16 , ikan tigawaja Pennahia argentata dengan jumlah 114 ekor atau 14 , ikan beloso
Saurida tumbil dengan jumlah 47 ekor atau 6 , cumi-cumi Loligo sp dengan
jumlah 37 ekor atau 5 , ikan lidah pasir Cynoglossus lingua dengan jumlah 33 ekor atau 4 dan sisanya ikan campuran dengan jumlah 138 ekor atau 17 dari
jumlah hasil tangkap sampingan yang dimanfaatkan. Komposisi hasil tangkap
sampingan berdasarkan jumlah dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Komposisi jumlah HTS selama penelitian ekor
130 ekor 16
146 ekor 18
176 ekor 20
114 ekor 14
47 ekor 6
138 ekor 17
33 ekor 4
37 ekor 5
Rajungan Sotong
Gulamah Tigawaja
Beloso Cumi-cumi
Lidah Campuran
13,8 kg 45
10,8 kg 35
6 kg 20
Rajungan Sotong Cumi-cumi
Ikan
Untuk berat total hasil tangkap sampingan yang dimanfaatkan selama penelitian, pada saat penimbangan di bakul dibedakan menurut jenis, yaitu jenis ikan
ukuran besar dan ukuran kecil, jenis rajungan ukuran besar dan ukuran kecil serta jenis sotong dan cumi-cumi. Berat hasil tangkap sampingan terbanyak yaitu untuk
jenis ikan sebanyak 13.8 kg atau 45 dari berat total hasil tangkap sampingan. Untuk jenis rajungan sebanyak 10,8 kg atau 35 serta jenis sotong dan cumi-cumi
sebanyak 6 kg atau 20 dari berat hasil tangkap sampingan. Komposisi hasil
tangkap sampingan berdasarkan berat dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14 Komposisi berat HTS selama penelitian kg
Komposisi hasil tangkap sampingan yang disajikan merupakan komposisi hasil tangkapan yang diperoleh pada saat penelitian yaitu pada musim timur. Hasil tangkap
sampingan yang tertangkap selama penelitian didominasi oleh sumberdaya ikan demersal. Sumberdaya ikan demersal yang mendiami wilayah paparan atau perairan
dekat pantai memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan ikan pelagis Mahiswara, 2004. Jenis sumberdaya ikan demersal ini tidak saja kelompok
ikan, namun juga kelompok non ikan seperti moluska, krustase, colenterata, arthropoda dan echinodermata. Selain jenis ikan demersal, dalam komposisi hasil
tangkap sampingan juga terdapat jenis ikan pelagis. Tertangkapnya ikan-ikan pelagis disebabkan beberapa faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah perairan dangkal
tempat pengoperasian jaring arad merupakan habitat ikan-ikan pelagis kecil tersebut. Walaupun ikan-ikan tersebut tidak berasosiasi langsung dengan dasar perairan,
namun secara alamiah ikan pelagis akan mencari makan ke kolom dan dasar peraairan. Ikan-ikan pelagis tersebut dapat tertangkap pada saat hauling atau jaring
sedang ditarik ke permukaan Riyanto, 2005. Berdasarkan gambar komposisi hasil
tangkap sampingan Gambar 13, didapatkan bahwa hasil tangkap sampingan di
dominasi oleh rajungan. Hal ini dikarenakan dasar perairan pasir berlumpur sangat disenangi oleh rajungan dan waktu pengoperasian jaring arad pada malam hari
merupakan alasan mengapa rajungan banyak tertangkap. Anonim 1973 diacu dalam Suadela 2004 menyatakan, bahwa pada umumnya rajungan dan kepiting keluar
pada waktu malam hari untuk mencari makan. Binatang ini keluar dari tempat persembunyian dan bergerak menuju ke tempat yang banyak mengandung makanan.
5.1.3 Komposisi Ukuran Hasil Tangkap Sampingan By catch