2.2 Metode Pengoperasian
Urutan pengoperasian alat tangkap jaring arad, menurut Direktorat Jenderal Perikanan 1995 yaitu :
1. Setelah sampai di fishing ground kecepatan perahu dikurangi sehingga
bergerak perlahan. Melalui bagian samping kiri buritan kapal penawuran dimulai dengan penurunan kantong, badan, sayap, danleno dan palang. Untuk
jaring yang pengoperasiaannya menggunakan papan otter, setelah semua bagian jaring berada dipermukaan air, jaring tersebut ditarik supaya
kedudukan kedua sayap sejajar. Selanjutnya kedua papan diturunkan secara bersana-sama dan dibiarkan melayang dipermukaan air sambil ditarik sampai
posisi kedua papan tersebut sempurna. 2.
pada saat penurunan tali penarik, gerakan perahu agak dipercepat. Panjang tali penarik disesuaikan dengan kedalaman perairan.
3. Ujung tali penarik diikat pada bagian depan perahu sedangkan dibagian
buritan kanan tali penarik tersebut ditarik sejajar perahu diharapkan posisi jaring berada di belakang perahu.
4. Perahu bergerak ke depan dengan kecepatan tertentu 3-4 knot dan jaring
ditarik selama 1-3 jam. 5.
Setelah penarikan jaring selesai, mesin dimatikan dan penarikan tali penarik dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia sehingga seluruh jaring
terangkat. 6.
Hasil tangkapan dikeluarkan dari bagian kantong dengan membuka tali pengikat kantong.
7. Jaring dan tali temali disusun kembali untuk penawuran berikutnya.
2.3 Daerah dan Musim Penangkapan
Daerah penangkapan ikan fishing ground merupakan suatu wilayah perairan yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan penangkapan atau daerah yang
diduga terdapat gerombolan ikan. Sulit untuk meramalkan arah dan letak dari perpindahan dari suatu daerah penangkapan ikan, karena ikan yang menjadi tujuan
usaha berada didalam air, dan tidak terlihat dari permukaan air sedangkan kemampuan mata manusia untuk melihat ke dalam air terbatas Ayodhyoa, 1981.
Jenis-jenis ikan yang hidup di perairan amat beragam serta menempati fishing ground
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dalam usaha penangkapannya mempunyai banyak variasi baik dalam bentuk alat tangkap, metode
penangkapan, maupun struktur organisasi usahanya Ayodhyoa, 1981. Jaring arad dioperasikan pada daerah pantai dengan tipe dasar perairan lumpur
berpasir. Kedalaman perairan berkisar antara 15 – 60 m dengan tofografi dasar perairan yang relatif datar. Jaring arad dapat dioperasikan sepanjang tahun, namun
intensitas pengoperasiannya dipengaruhi oleh musim penangkapan Puslitbang Perikanan, 1991.
Manadiyanto et al 2000 menjelaskan bahwa puncak penangkapan udang Penaeid di perairan Laut Jawa berlangsung pada musim timur, yaitu antara
pertengahan Maret sampai pertengahan Juni. Selanjutnya Sumiono et al. 1987, diacu dalam Manadiyanto et al. 2000 menjelaskan bahwa udang lebih banyak
tertangkap diperairan yang dangkal, terutama di daerah muara-muara sungai. Hal ini dikarenakan muara sungai merupakan tempat percampuran air sungai dan laut yang
kaya akan makanan. Perairan yang berbentuk teluk dengan aliran sungai besar merupakan daerah udang yang baik juga. Pantai utara Jawa antara Cirebon dan Jawa
Tengah sedikit menyerupai teluk, sehingga walaupun sungai-sungai yang mengalir ke teluk ini hanya kecil airnya, perairan ini dapat memenuhi kesuburannya sebagai
daerah pemusatan udang. Udang jerbung sebagai hasil tangkapan utama dalam hal ini hidup didasar perairan dan hampir terdapat di seluruh perairan Indonesia, terutama di
daerah-daerah dimana sungai besar bermuara.
2.4 Hasil Tangkapan