Mengacu pada Tatalaksana Perikanan yang Bertanggung Jawab Code of Conduct for Responsible Fisheries
FAO, 1995, permasalahan utama pada perikanan jaring arad adalah ketidakselektifan alat tangkap ini terhadap hasil
tangkapan sehingga hasil tangkap sampingan HTS yang tertangkap jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan udang sebagai target spesies. Hasil tangkap
sampingan dari jaring arad ada yang dimanfaatkan dan ada juga yang dibuang ke laut baik dalam keadaan hidup atau mati. Proses pembuangan hasil tangkap sampingan
dapat menyebabkan berkurangnya stock spesies target dan spesies non target yang memiliki nilai ekonomis serta dapat mengganggu proses ekologi di dasar perairan
Saila, 1983 diacu dalam Hall, 1999. Sejumlah peneliti, seperti Rakhman 2002, Fauzi 2004 dan Chalimi 2005
telah mengangkat jaring arad sebagai objek dari penelitiannya, namun mereka tidak meneliti besarnya proporsi hasil tangkap sampingan jaring arad baik yang
dimanfaatkan maupun yang dibuang ke laut serta tidak mengestimasi analisis usaha untuk melihat proporsi hasil tangkap sampingan tersebut terhadap total penerimaan.
Untuk itu maka penelitian tentang proporsi hasil tangkap sampingan jaring arad yang berbasis di Pesisir Utara, Kota Cirebon dilakukan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1
Mengidentifikasi dan mengkuantifikasi hasil tangkapan utama dan hasil tangkap sampingan alat tangkap jaring arad.
2 Mengestimasi analisis usaha alat tangkap jaring arad di Pesisir Utara, Kota
Cirebon.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini merupakan informasi penting yang dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan informasi tentang perikanan jaring arad, serta hasil
tangkap sampingan baik yang dimanfaatkan maupun yang tidak dimanfaatkan oleh nelayan jaring arad di Pesisir Utara, Kota Cirebon.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat Tangkap Jaring Arad
Jaring arad mini trawl adalah jaring yang berbentuk kerucut yang tertutup ke arah ujung kantong dan melebar ke arah depan dengan adanya sayap. Bagian-
bagiannya terdiri dari dua sayap, mulut, badan dan kantong cod-end serta dilengkapi dengan pembuka mulut, yaitu otter board dan tali temali bridle line, warp dan tali
kantong. Jaring arad berkembang di Pantai Utara Jawa. Berbagai sebutan jaring arad pernah muncul di berbagai daerah seperti sotok rebon di Rembang, jaring arad di
Tegal-Brebes, gereuk di Jawa Timur, otok di Kendal, dan cotok di Demak Balai Pengembangan Penangkapan Ikan, 1997.
Jaring arad adalah alat tangkap yang dioperasikan secara aktif dengan cara ditarik oleh perahu. Dalam istilah yang sesungguhnya nama jaring arad yang semula
merupakan sejenis pukat pantai atau sesuai dengan nama daerahnya merupakan jaring krakad, bundes dan dogol. Namun akhir-akhir ini nama arad juga berkembang sejalan
dengan perkembangan sejenis jaring pukat yang pengoperasiannya ditarik pukat tarik”putar” dengan menggunakan perahu bukan kapal disepanjang dasar perairan.
Dengan perkataan lain jaring pukat tarik jaring putar ini dikenal dengan sebutan jaring arad Ditjen Perikanan, 1995. Alat ini biasanya dipakai untuk menangkap
udang dan ikan demersal. Manadiyanto et al., 2000, menjelaskan bahwa jaring arad adalah alat tangkap
yang dioperasikan secara aktif dengan cara ditarik oleh perahu. Alat ini biasanya dipakai untuk menangkap udang dan ikan demersal. Secara garis besar konstruksi
jaring arad terdiri atas bagian sayap, badan dan kantong. Bahan jaring seluruhnya terbuat dari polyethylene PE. Jaring arad ini dilengkapi dengan alat pembuka mulut
jaring otter board berukuran panjang 66 cm dan lebar 33 cm. Otter board pada jaring arad ini terbuat dari bahan kayu yang diberi pemberat besi 6 kg. Otter board
berfungsi untuk membuka mulut jaring ke arah horizontal.
Konstruksi jaring arad secara umum terdiri atas jaring, tali ris, pelampung, pemberat, danleno, palang beam, tali segitiga, papan otter dan tali penarik towing
warp Ditjen Perikanan, 1995. Rinciannya sebagai berikut :
a Sayap wing
Sayap disebut juga jaring pengarah yang merupakan perpanjangan badan jaring ke otter board . Sayap terdiri atas sayap kanan dan sayap kiri, masing-
masing terdiri atas sayap atas upper wing dan sayap bawah lower wing. Kedua sayap membentuk mulut jaring yang terdiri atas mulut atas head line
yang diikatkan tali ris atas head rope sebagai tempat pelampung dan mulut bawah ground line yang diikatkan tali ris bawah ground rope yang diberi
pemberat. b Badan Belly
Badan jaring adalah bagian tengah jaring arad yang terbesar dari keseluruhan alat tangkap yang berfungsi untuk mengurung objek yang telah
digiring oleh sayap. Pada sudut depan kiri dan kanan berhubungan dengan sayap kanan dan sayap kiri, sedang bagian belakang badan berhubungan
langsung dengan bagian kantong. c Kantong cod end
Kantong berfungsi sebagai tempat terkumpulnya hasil tangkapan sehingga setelah kantong diikat maka objek tangkapan yang telah berada di
dalam kantong tidak akan dapat melarikan diri. Bahan jaring seluruhnya terbuat dari polyethylene PE.
d Danleno Danleno
digunakan untuk mengupayakan agar kedudukan sayap selalu tegak vertikal sehingga udang dan ikan yang berada diantara sayap dapat
tergiring masuk kedalam jaring.
e Palang Beam
Palang berfungsi sebagai perentang sayap sehingga kedudukan sayap selalu terbuka selebar rentangan panjang palang. Panjang palang tidak lebih
dari 6 meter. f
Tali segitiga Tali segitiga digunakan untuk mempertahankan kedudukan beam agar
tetap pada posisi merentang mendatar. g
Papan otter Papan otter merupakan pengganti peran danleno dan beam sehingga
kedua sayap jaring terbuka kekanan dan kekiri. Ukuran papan otter ini tidak lebih dari 40 cm x 80 cm dan diberi pemberat besi 6 kg. Dengan penggunaan
papan otter ini tali segitiga tidak diperlukan lagi.
Keterangan: 1. Kantong
8. Tali ris atas 2. Badan
9. Tali pendant 3. Tali penguat
10. Papan pembuka 4. Sayap
11. Bridle line 5. Pemberat
12. Danleno 6. Tali ris bawah
13. Warp 7. Pelampung
6 Gambar 1 Sketsa jaring arad
2.2 Metode Pengoperasian