11 acuan dalam proses interprestasi citra penginderaan jauh untuk tujuan
pemetaan penutup lahan. Banyak sistem klasifikasi penutup yang telah dikembangkan, yang dilatarbelakangi oleh kepentingan tertentu atau pada
waktu tertentu.
B. Perubahan Penutup Lahan
Alih fungsi atau perubahan penutuppenggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya
tipe penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain pada suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi
suatu lahan pada suatu daerah pada kurun waktu yang berbeda. Lama waktu perubahan disesuaikan dengan tujuan pengamatanpenelitian.
Penutuppenggunaan lahan bersifat tidak tetap namun lebih bersifat dinamis, setiap saat akan berubah sesuai dengan kemauan atau keinginan
pemilik lahan. Pengambilan keputusan seorang dalam penggunaan lahan semakin meningkat, sedangkan lahan baik dari segi kuantitas maupun kualitas
lahan terbatas. Pemerintah Indonesia berusaha mendorong penggunaan atau pemanfaatan lahan secara intensif. Namun pengambilan keputusan seseorang
untuk memanfaatkan lahan, bergantung pada pengetahuan mereka tentang informasi berbagai aspek lingkungan, dimana pengetahuan tersebut akan
mempengaruhi persepsi dan kesadaran dalam memilih alternatif penggunaan atau pemanfaatan lahan yang sesuai dan tidak merusak lingkungan.
Penilaian perubahan
penutuppenggunaan lahan
dari citra
penginderaan jauh dapat dilakukan dengan menggunakan informasi yamg
12 diperoleh dari citra multi-temporal daerah yang sama pada waktu yang
berbeda. Informasi perubahan penutup lahan atau penggunaan lahan di wilayah pedesaan dan di wilayah perkotaan terus berlangsung, seperti
perubahan lahan kering tegalan menjadi area usaha atau menjadi perumahan, atau lahan hutan menjadi permukiman, dan lain-lain. Interprestasi citra satelit
secara temporal dapat memberikan gambaran dan informasi tentang perubahan penutup lahanpenggunaan lahan daerah kajian
Prosedur penilaian perubahan penutup lahan dari citra penginderaan jauh multi temporal juga dapat dilakukan menggunakan jenis citra yang
berbeda, namun peta masing-masing yang dibuat harus skala dan sistem proyeksi yang sama. Peta yang mempunyai skala dan sistem proyeksi yang
sama baru dapat dibandingkan. Tahapan pelaksanakan analisis penilaian perubahan penutup lahan dari
citra temporal sebagai berikut. 1 Pra-pengolahan data merupakan restorasi citra, yaitu mengkoreksi kesalahan secara sistematik yang disebabkan oleh
distorsi radiometrik dan atmosferik, 2 Pemotongan crooping citra daerah penelitian. 3 Proses registrasi dan penajaman citra. Registrasi untuk koreksi
geometrik dengan proses resampling berdasarkan sistem koordinat spasial atau titik kontrol tanah atau GCP Ground Control Point. Konversi lintang dan
bujur pada citra menggunakan referensi peta atau citra yang telah terkoreksi, dengan menempatkan titik kontrol tanah yang letaknya sesuai titik-titik pada
peta referensi.
13 1. Penajaman citra enchamment dengan proses interpolasi untuk
menentukan harga suatu fungsi pada titik posisi antar sampel. 2. Membuat citra komposit.
Klasifikasi citra dilakukan secara terbimbing supervised. Metode klasifikasi dengan kemungkinan maksimum maximum likelihood dengan
pemilihan sampel contoh kelas secara sengaja berdasarkan pengalaman dalam menginterprestasikan citra satelit, tampilan citra komposit pada
layar monitor, pengetahuan medan kondisi kenyataan di lapangan, dan data bantu. Pengambilan sampel dilakukan dengan poligon-poligon, yang
setiap sampel harus benar-benar homogen. 3. Proses ulang butir 1 hingga butir 6 data temporal untuk deteksi perubahan.
4. Proses overlay hasil klasifikasi citra multi-temporal untuk informasi perubahan penutuppenggunaan lahan dan menghitung luas perubahan
setiap jenis penutup lahan Purwadhi dan Sanjoto, 2008.
C. Penginderaan Jauh