102
i. Sawah atau Persawahan
Sawah dapat dikenali dengan memperhatikan pola pematang, tetapi pada kondisi sawah yang berada di hulu DAS yang menggunakan
sistem terasering yang dapat dikenali dengan menambahkan data pendukung atau survei lapangan apabila diperlukan. Pada penelitian ini
berdasarkan hasil cek lapangan, sawah terbagi menjadi 2 yaitu sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada periode tahun 1992 hingga 2002 terjadi peningkatan luasan sebesar 21 seluas 1.435,51
ha menjadi 8.256,14 ha pada tahun 2002. Kemudian pada periode tahun 2002-2009 berkurang sebesar 23,62 seluas 1.950,02ha menjadi
6.306,12 pada tahun 2009. Intesitas perubahan tahun 1992 hingga 2009 sebesar 30,26 hatahun, perkembangan sawah dapat di amati pada gambar
grafik 40 berikut.
Gambar 40. Grafik Penutup Lahan Sawah Persebaran piksel sawah atau persawahan dalam penelitian ini
berada hampir di seluruh kawasan DAS dari ujung hilir hingga di bagian hulu DAS, seperti pada gambar 41 berikut.
Gambar 41. Peta Penutup Lahan Sawah
104
j. Semak Belukar
Seluruh kenampakan bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali mengalami suksesi namun belum tidak optimal, atau lahan
kering dengan liputan pohon jarang alami atau lahan kering dengan dominasi vegetasi rendah alami. Pada penelitian ini pengenalan obyek
semak belukar menggunakan kunci interpretasi yang didukung dengan peta penggunaan lahan Kabupaten Temanggung.
Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan, pada periode tahun 1992 hingga tahun 2002 semak belukar mengalami peningkatan sebesar
11,1 seluas 982,68 ha menjadi 9.821,34 ha pada tahun 2002 yang sebelumnya memiliki luasan sebesar 8.838,66 ha tahun 1992. Pada periode
tahun 2002-2009 semak belukar berkurang sebesar 97,83 seluas 9.608,22 ha menjadi 213,12 ha pada tahun 2009, keteraturan perubahan
dari tahun 1992 hingga 2009 sebesar 507 hatahun. Kondisi tersebut dapat diamati pada gambar grafik 42 berikut.
Gambar 42.Grafik Semak Belukar Berdasarkan gambar grafik 42, luasan pada semak belukar
cenderung berkurang. Pada analisa perubahan semak belukar yang
105
mengambil contoh di Kecamatan Kandangan antara tahun 1992-2009 terjadi perubahan yang cukup komplek dari semak belukar menjadi
kebun campur, perkebunan dan tegalan seperti pada gambar 44 di bawah ini.
Semak Belukar Tahun 1992 Land Cover Tahun 2009
: Batas Kecamatan Semak Belukar Kebun Campuran
Semak Belukar Perkebunan Semak Belukar Tegalan
Gambar 43. Alih Fungsi Semak Belukar di Kecamatan Kandangan Berdasarkan gambar 43, lokasi yang dilingkari merupakan titik
pengamatan perubahan semak belukar yang terjadi. Dari titik pengamatan tersebut dalam kurun waktu 1992-2009 terjadi perubahan
alih fungsi semak belukar menjadi kebun campuran, perkebunan dan tegalan. Sedangkan persebaran piksel semak belukar secara umum
berada di kawasan hulu DAS di Kecamatan Pegandon, Singorojo, Patean, Candiroto, Tretep, Jumo, Kandangan, Limbangan dan
Kecamatan Sumowono seperti pada gambar 44.
Gambar 44. Peta Penutup Lahan Semak Belukar
107
k. Tambak