87
d. Mangrove
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan mangrove banyak terdapat di Kecamatan Patebon yang hidup di sepanjang
garis pantai dan di antara penutup lahan tambak, yang sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami.
Gambar 25. Grafik Penutup Lahan Mangrove Pada kurun waktu tahun 1992 hingga 2002 berkurang luasan
mangrove sebesar 66,8 seluas 6,51 ha dari tahun 1992 seluas 9,75 ha menjadi 3,24 ha pada tahun 2002. Pada kurun waktu 7 tahun hingga tahun
2009 kondisi mangrove kembali mengalami penigkatan sebesar 172
seluas 5,58 ha menjadi 8,82 ha. Keteraturan perubahan sebesar
0,05hatahun, perkembangan mangrove dalam kurun waktu 1992-2002- 2009. Berkurangnya luasan mangrove disinyalir terjadi akibat dari
pengaruh aktifitas tambak seperti pembukaan tambak baru. Sedangkan peningkatan luasan mangrove merupakan pengaruh positif dari
penanamanreboisasi mangrove disekitar garis pantai dan tambak. Persebaran piksel mangrove sebagian besar berada di Kecamatan Patebon
seperti pada gambar 26.
Gambar 26. Peta Penutup Lahan Mangrove
89
e. Perkebunan
PerkebunanKebun, merupakan seluruh kenampakan hamparan kebun perkebunan yang sudah ditanami, merupakan penampakan berupa
vegetasi atau tanaman hutan yang sifatnya budidaya. Perkebunan pada penelitian ini merupakan perkebunan yang mencakup skala kecil maupun
besar.
Gambar 27. Grafik Penutup Lahan Perkebunan Berdasarakan gambar 27, grafik perkembangan penutup lahan
tahun 1992-2002 terjadi peningkatan luasan sebesar 23,2 seluas 2.015,23 ha dari 8.641,04 menjadi 10.656,27 ha pada tahun 2002. Dalam kurun
waktu hingga tahun 2009 berkurang luasan sebesar 28,56 seluas 3043,62 ha menjadi 13.699,89 ha, keteraturan perubahan dari tahun 1992
hingga 2009 sebesar 297 hatahun.. Peningkatan luasan perkebunan dipengaruhi oleh adanya perkembangan kawasan perkebunan tahun 2009
yang sebelumnya adalah semak belukar, alih fungsi tersebut ditunjukan pada kondisi citra tahun 1992, 2002 dan 2009 berikut.
90
Gambar 28. Analisis Proses Perubahan Land Cover Pada Citra Gambar 28, kondisi citra A dan B masing-masing adalah kondisi
tahun 1992 dan 2002, pada area yang dilingkari A dan B berdasarkan kunci interpretasi citra yaitu tekstur yang kasar, dengan diselingi oleh
vegetasi dan singkapan tanah menunjukan wilayah tersebut adalah semakbelukar. Pengenalan semak belukar juga didukung oleh peta RBI
Rupa Bumi Indonesia Kabupaten Temanggunh tahun 2002. Kemudian pada citra tahun 2009 C, lokasi tersebut tidak lagi bercirikan sebagai
semak belukar, dengan tekstur agak halus dan tidak lagi ditemui singkapan-singkapan tanah. Setelah dilaksanakan uji kesesuaian citra,
lokasi tersebut telah berubah alih fungsi menjadi perkebunan seperti pada gambar 29 dokumentasi berikut.
Citra tahun 1992 dan 2002 teridentifikasi sebagai semak
belukar mengacu pada peta RBI dan kunci interpretasi citra.
Citra tahun 2009, pada semak belukar terjadi perubahan land
cover menjadi perkebunan dan kebun campuran.
A B
C
91
Gambar 29. Dokumentasi Kebun Sengon tahun 2009, lokasi: Desa Gemawang, Kecamatan Jumo Temanggung
Berdasarkan penjelasan tersebut, berikut merupakan alih fungsi penutup lahan menjadi perkebunan pada hasil klasifikasi terbimbing tahun
1992-2009 fokus pengamatan Bodri atas sekitar Kecamatan Jumo.
Land Cover 1992 Perkebunan Tahun 2009
: Batas Kecamatan Hutan Perkebunan
Semak Belukar Perkebunan
Gambar 30. Alih Fungsi Lahan menjadi Perkebunan Kecamatan Jumo Pengamatan gambar 30, area yang dilingkari perkembangan luasan
perkebunan dipengaruhi oleh 2 jenis penutup lahan yaitu perubahan hutan dan semak belukar menjadi perkebunan. Berikut merupakan persebaran
kondisi perkebunan tahun 1992, 2002 dan 2009 pada gambar 31.
Gambar 31. Peta Penutup Lahan Perkebunan
93
f. Permukiman