Kebun campuran atau Pertanian lahan kering campur semak

99

h. Kebun campuran atau Pertanian lahan kering campur semak

Kebun campura apabila hanya menganalisa berdasarkan kunci interpretasi sulit terdeteksi, sehingga dibutuhkan data pendukung berupa peta penggunaan lahan atau hasil cek lapangan untuk memastikan kondisi real di lapangan. Luasan kebun campuran mengalami perluasan, dimulai pada periode tahun 1992-2002 luasan kebun campur berkembang sebesar 74 seluas 1.272,55 ha menjadi 2.993,22 ha pada tahun 2002 yang sebelumnya tahun 1992 seluas 1.720,67 ha. Kemudian pada periode tahun 2002-2009 luasan kebun campur kembali mengalami perluasan sebesar 145,1 menjadi 4.343,22 ha dengan keteraturan perubahan penutup lahan dari tahun 1992-2009 sebesar 330,34 hatahun, kondisi tersebut ditampilkan pada gambar grafik 37 berikut. Gambar 37. Grafik Penutup Lahan Kebun Campur Berdasarkan grafik tersebut terjadi kecenderungan peningkatan penutup lahan kebun campuran yang banyak dipengaruhi alih fungsi lahan seperti hutan dan semak belukar. Pada penjelasan penutup lahan perkebunan di atas telah dijelaskan terdapat indikasi terjadi alih fungsi dari semak belukar menjadi perkebunan dan kebun campur. Kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan luasan kebun campuran. Perubahan 100 semak belukar menjadi kebun campuran di Kecamatan Kandangan tahun 1992-2009. Land Cover Tahun 1992 Kebun Campuran Tahun 2009 : Batas Kecamatan Semak Belukar Kebun Campuran Gambar 38. Alih Fungsi Semak Belukar Pengamatan di Kecamatan Kandangan Lokasi yang dilingkari pada gambar 38 merupakan wilayah yang menjadi titik fokus pengamatan perkembangan kebun campuran, dari pengamatan tersebut terjadi alih fungsi lahan semak belukar menjadi kebun campuran pada periode tahun 2002 hingga 2009. Perkembangan luasan kebun campuran tidak hanya dipengaruhi oleh berubahnya semak belukar yang berkembang menjadi kebun campur, tetapi juga pengaruh dari alih fungsi hutan menjadi kebun campuran. Persebaran piksel kebun campuran sebagian besar berada di Kecamatan Pagendon, Singorojo, Patean, Jumo, Kandangan, Tretep, Candiroto, Sumowono dan Limbangan. Persebaran penutup lahan kebun campuran tahun 1992, 2002 dan 2009 dapat diamati pada gambar 39 berikut. Gambar 39. Peta Penutup Lahan Kebun Campuran 102

i. Sawah atau Persawahan

Dokumen yang terkait

Sistem Pengiriman Data Temperatur Jarak Jauh Menggunakan Infrared Berbasis AT89S51

1 31 68

Penerapan teknik penginderaan jauh untuk menduga debit puncak menggunakan karakteristik lingkungan fisik DAS studi kasus di daerah aliran sungai Bengawan Solo Hulu, Jawa Tengah

4 31 620

Kajian Perubahan Penutupan Lahan dengan Memanfaatkan Penginderaan Jauh di Wilayah Pesisir Teluk Banten

0 5 73

MONITORING DAN EVALUASI DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 7 14

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGANAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH DI Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2000 - 20

0 2 18

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 2 12

PENDAHULUAN Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

1 2 31

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 1 16

(ABSTRAK) KAJIAN PERUBAHAN PENUTUP LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH MULTI-TEMPORAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BODRI.

0 0 2

Analisis Transisi Lahan di Kabupaten Gunungkidul dengan Citra Penginderaan Jauh Multi Temporal | Wardhana | Jurnal Ilmu Kehutanan 5737 9877 1 PB

0 1 14