Kawasan Budidaya Sawah Tanaman Pangan Lahan Basah Kawasan Budidaya RawaEmpang TambakPerikanan

124

d. Kawasan Budidaya Sawah Tanaman Pangan Lahan Basah

Adalah kawasan yang diperuntukan bagi tanaman pangan lahan basah, dimana pengairanya dapat diperoleh secara alamiah maupun secara teknis. Kawasan budidaya sawah yang masuk pada wilayah DAS adalah Kecamatan Kota Kendal sebagian, Kangkung, Cepiring, Patebon, Gemuh, dam Kecamatan Pegandon. Berdasarkan hasil overlay yang dilakukan antara kawasan budidaya dan hasil klasifikasi penutup lahan sawahpersawahan didapatkan nilai kesesuaian sebesar 69 atau seluas 3.971,39 ha dari total luasan budidaya yang masuk DAS sebesar 5.751,54 ha. Sisanya diprediksikan terjadi alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman atau daerah terbangun berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lapangan. Berdasarkan hasil overlay dihasilkan luas kawasan budidaya 17.073,30 ha, masuk DAS 5.732,25 ha dengan presentase kesesuaian sebesar 69,28 dan secara umum tidak sesuai. Dihasilkan dari perbandingan kesesuaian kawasan budidaya dengan luas kawasan arahan masuk DAS. Berdasarkan tebel persebaran land cover 2009 yang masuk kawasan arahan selain sawah terdiri dari, Permukiman 1.216,93 ha, Tegalan 476,25 ha dan Tubuh Air sebesar 49,60 ha. Peta kesesuaian arahan kawasan budidaya dapat diamati pada gambar 54 berikut ini. Gambar 54. Peta Kesesuaian Budidaya Sawah 126

e. Kawasan Budidaya RawaEmpang TambakPerikanan

Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukan bagi usaha pengembangan perikanan. Berdasarkan tempat pembudidayaan dibedakan menjadi kawasan pengembangan budidaya laut, pengembangan budidaya tambak, kolam dan mina padi. Pada penelitian ini mengenai gejala perubahan penutup lahan hanya pengembangan wilayah tambak yang dijadikan tolak ukur kesesuaian. Lokasi berdasarkan kawasan budidaya berada di sepanjang garis pantai Kabupaten Kendal dan yang masuk ke dalam wilayah DAS adalah Kecamatan Patebon, Cepiring dan Kecamatan Kendal. Pada peta arahan rencana kawasan budidaya tambak, lokasi sebagian besar berada di Kecamatan Kaliwungu dan Kota Kendal. Pada tabel kesesuaian dihasilkan luas kawasan budidaya 2.272,26 ha, masuk dan yang sesuai DAS sebesar 334 ha. Berdasarkan hasil overlay yang dilakukan antara hasil klasifikasi penutup lahan dan kawasan budidaya memiliki nilai sebesar 100 yang artinya pada kawasan peta arahan tata ruang yang masuk dan sesuai pada DAS. Hal tersebut disebabkan karena penutup lahan tambak yang memiliki luasan lebih besar dari pada peta arahan kawasan budidaya tambak. Berikut merupakan gambar peta 55 kesesuaian budidaya tambak. Gambar 55. Peta Kesesuaian Budidaya Tambak 128

B. PEMBAHASAN

1. Prosedur Pengolahan Citra Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teknik penginderaan jauh multi-temporal, karena metode teknik tersebut memiliki banyak kelebihan. Menurut Prahasta 2008 metode penginderaan jauh memiliki kemampuan mencakup wilayah studi yang sangat bervariasi mulai dari kecil hingga luas koprenhensif, dapat memberikan gambaran unsur-unsur spasial yang berkoprehensif dengan bentuk-bentuk geometri relatif dan hubungan ketetanggaan yang benar, periode pengukuran pengamatan relatif singkat dan dapat diulang kembali dengan cepat dan konsisten presisi, skala akurasi data spasial yang didapat bervariasi dari yang kecil hingga besar, kecenderungan dalam mendapatkan data yang paling terbaru, biaya keseluruhanya, waktu dan sebagainya yang terhitung murah . Prosedur kerja pengolahan data yang dilaksanakan pertama kali adalah pengolahan citra, yaitu dengan memanfaatkan data multispektral berupa citra landsat 5 tahun 1992, 2002 dan citra landsat 7 tahun 2009 yang didapatkan peneliti dengan menguduh langsung di www.glovis.usgs.gov. Prosedur pengolahan citra yang diterapkan pada penelitian ini sama dengan pengolahan citra pada umunya, yaitu dengan bantuan program ER-Mapper. Prosedur pengolahan citra tersebut antara lain: a Impor data, impor data yang diterapkan pada penelitian ini merupakan langkah awal prosedur agar citra dapat dilanjutkan pada fungsi lanjut berikutnya. Impor data pada ketiga citra landsat tersebut secara prosedur sama yaitu dengan mengimpor 7 band pada

Dokumen yang terkait

Sistem Pengiriman Data Temperatur Jarak Jauh Menggunakan Infrared Berbasis AT89S51

1 31 68

Penerapan teknik penginderaan jauh untuk menduga debit puncak menggunakan karakteristik lingkungan fisik DAS studi kasus di daerah aliran sungai Bengawan Solo Hulu, Jawa Tengah

4 31 620

Kajian Perubahan Penutupan Lahan dengan Memanfaatkan Penginderaan Jauh di Wilayah Pesisir Teluk Banten

0 5 73

MONITORING DAN EVALUASI DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 7 14

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGANAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH DI Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2000 - 20

0 2 18

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 2 12

PENDAHULUAN Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

1 2 31

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 1 16

(ABSTRAK) KAJIAN PERUBAHAN PENUTUP LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH MULTI-TEMPORAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BODRI.

0 0 2

Analisis Transisi Lahan di Kabupaten Gunungkidul dengan Citra Penginderaan Jauh Multi Temporal | Wardhana | Jurnal Ilmu Kehutanan 5737 9877 1 PB

0 1 14