BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Dalam kerangka teori akan dibahas mengenai hakikat belajar dan pembelajaran, proses dan hasil belajar, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendi-
dikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar dan pendekatan penanaman nilai.
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Hakikat Belajar
Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell Gredler dalam Winataputra 2008: 1.5, bahwa ”belajar adalah pro-ses
yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, dan
attitudes”. Rangkaian proses tersebut dilaku- kan dalam pendidikan informal, keturutsertaannya dalam pendidikan
formal dan nonformal. Skinner dan Barlow dalam Fathurrohman 2010: 5, mengar-
tikan bahwa belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar tidak hanya
berkenaan dengan jumlah pengetahuan, tetapi meliputi seluruh kemam- puan individu. Beberapa ciri-ciri belajar menurut Winataputra 2008:
1.9 diantaranya, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada ranah
8
9
kognitif saja, tetapi meliputi sikap atau ranah afektif serta keterampilan atau ranah psikomotor.
Dari penjelasan mengenai hakikat belajar tersebut, dapat pene- liti simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan sese-
orang untuk melakukan perubahan dalam dirinya.
b. Hakikat Pembelajaran
Brigs dalam Sugandi 2007: 9 menjelaskan bahwa ”pembela- jaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sede-
mikian rupa, sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam ber- interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan dalam Pasal 1 Butir 20
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu ling- kungan belajar.
Dari penjelasan mengenai hakikat pembelajaran tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan penguasaan ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
Sesuai dengan Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Sa- tuan Pendidikan Sekolah Dasar dalam hal mengembangkan kegiatan
pembelajaran, bahwa kegiatan pembelajaran dirancang untuk membe- rikan pengalaman belajar, pengalaman yang dimaksud adalah melalui
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa.
10
Pengembangan kegiatan pembelajaran tentu saja disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Karakteristik siswa sekolah dasar menurut Samatowa 2006: 10 bahwa:
Usia siswa sekolah dasar berkisar 6-12 tahun dan merupakan masa dimana anak sudah matang untuk belajar atau sekolah.
Perkembangan memori bahasa dan berpikir anak usia 6 sampai 8 tahun ditandai dengan segala sesuatu yang bersifat konkret, dan
baru pada usia sekitar 8 dan 9 tahun anak dapat berpikir, berbahasa dan mengingat sesuai yang dipenuhnya bersifat abstrak
dan memahami konsep tersebut.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 02 Lodaya, rata-rata siswanya berusia 9 tahun, sehingga pada usia tersebut siswa sudah siap
untuk menerima kecakapan-kecakapan baru yang diberikan melalui pembelajaran. Penelitian ini menanamkan kecakapan-kecakapan dalam
pembelajaran melalui pendidikan nilai. ”Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut” Majid 2009: 3-4. Pembelajaran merupakan imple-
mentasi dari kurikulum, sehingga keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki guru. Menurut
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 35 Ayat 1 menyatakan bahwa standar nasional terdiri atas isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, penge- lolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala. Berdasarkan standar nasional tersebut,
11
maka guru sebagai tenaga kependidikan mempunyai standar kompe- tensi yang harus dipenuhi agar mampu menunjukan kualitasnya dalam
mengajar. Ditendik-Depdiknas 2004 menjelaskan bahwa ruang lingkup
standar kompetensi guru meliputi tiga komponen kompetensi, yaitu 1 kompetensi pengelolaan pembelajaran, 2 kompetensi pengembangan
potensi dan 3 kompetensi penguasaan akademik. Kompetensi penge- lolaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pembelajaran, me-
laksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian belajar. Kemudian kompetensi pengembangan potensi meliputi pengembangan potensi
dalam kaitan secara akademik termasuk menulis karya ilmiah. Sedang- kan kompetensi penguasaan akademik meliputi pemahaman wawasan
dan penguasaan bahan kajian akademik. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 ten-
tang Guru dan Dosen Pasal 10, dinyatakan bahwa kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi peda-
gogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi pro- fesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Uraian mengenai
empat kompetensi guru berikut ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 3 Ayat
4, 5, 6 dan 7. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik meli-
12
puti beberapa indikator berikut ini, diantaranya pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap siswa, pengembangan
silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran dan eva-
luasi hasil belajar. Dari berbeberapa indikator pedagogik tersebut, pe- neliti sudah dapat memunculkannya, mulai dari penyusunan rencana pe-
laksanaan pembelajaran yang di dalamnya memuat indikator-indikator tersebut, hingga melaksanakan pembelajaran yang tentu saja yang ber-
sifat mendidik. Kompetensi kepribadian mencakup beberapa indikator, dian-
taranya beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, berwibawa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi siswa dan
masyarakat, serta mengembangkan diri secara mandiri dan berkelan- jutan. Selanjutnya kompetensi sosial merupakan kemampuan guru seba-
gai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompe- tensi untuk berkomunikasi lisan, tulis danatau isyarat secara santun,
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kepen-
didikan dan kepala sekolah. Kemudian kompetensi profesional merupakan kemampuan guru
dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, tekno-logi danatau seni dan budaya yang diampunya. Indikator kompetensi ini
diantaranya penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam
13
sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata pelajaran yang akam diampu, penguasaan
konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
2. Proses Belajar dan Hasil Belajar