Fase Pertama: Sebelum 1800-an Budaya Ungkapan Tradisional

vi Daftar Isi Kata Sambutan • iii Panduan untuk Pembaca • iv Kata Pengantar • v Daftar Isi • vi

Bab 1 Kesamaan dan Keragaman

Budaya • 1 A. Asal Usul dan Perkembangan Antropologi • 2 B. Antropologi di Indonesia • 3 C. Ruang Lingkup Antropologi • 4 D. Budaya Lokal, Pengaruh Budaya Asing, dan Hubungan Antar budaya • 9 E. Pembinaan Keberagaman Budaya yang Ada di Masyarakat Setempat • 19 F. Masalah-Masalah Akibat Adanya Keberagaman Budaya • 24 G. Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya • 26 Rangkuman • 28 Peta Konsep • 29 Uji Kemampuan Bab 1 • 30

Bab 2 Dinamika dan Pewarisan

Budaya dalam Rangka Integrasi Nasional • 33 A. Unsur-Unsur Budaya Universal • 34 B. Hubungan dan Fungsi Bahasa, Seni, dan Religi • 47 C. Dinamika Budaya • 58 D. Integrasi Nasional • 64 E. Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional dan Modern • 69 Rangkuman • 74 Peta Konsep • 75 Uji Kemampuan Bab 2 • 76 Uji Kemampuan Semester 1 • 79 vii

Bab 3 Bahasa, Dialek, dan Tradisi

Lisan • 83 A. Penggunaan Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat • 84 B. Pengaruh Bahasa dan Dialek terhadap Masyarakat • 90 C. Foklor Tradisi Lisan • 92 D. Contoh Folklor Lisan di Indonesia • 93 E. Karakteristik Bahasa di Indonesia • 103 F. Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan • 107 Rangkuman • 110 Peta Konsep • 111 Uji Kemampuan Bab 3 • 112 Uji Kemampuan Semester 2 • 114 Uji Kemampuan Akhir Tahun • 117 Senarai • 124 Daftar Pustaka• 127 Indeks • 129 1 Kesamaan dan Keragaman Budaya Selamat Anda telah berhasil mengikuti ujian kenaikan kelas. Anda kini berada di Kelas XI, dan untuk pertama kalinya Anda akan belajar ilmu Antropologi secara formal di kelas. Mungkin Anda akan bertanya, apakah Antropologi itu? Bagaimana kemunculannya? Antropologi secara sederhana dipahami sebagai ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaannya. Antropologi lahir dari pengalaman faktual berbagai bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Lebih penting lagi, Antropologi merupakan ilmu yang mengkaji manusia dan kebudayaan pada umumnya. Seperti diketahui bersama, budaya yang ada di Indonesia sangat beragam. Anda akan menemukan berbagai budaya yang beragam ini. Bagaimana seharusnya sikap seseorang terhadap keragaman budaya? Bagaimana kaitan keragaman budaya dengan kebudayaan nasional? Keragaman suku bangsa dan kebudayaan Indonesia masih menunjukkan unsur-unsur persamaan yang besar karena suku-suku bangsa di Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama atau berasal dari satu rumpun bangsa. Kekayaan budaya bangsa Indonesia justru terletak dalam keragaman budaya lokal atau budaya daerah yang tersebar di seantero Nusantara. Sebelum lebih jauh meninjau tentang aneka ragam budaya di Indonesia, pem bahasan akan dimulai dengan mengurai terlebih dahulu tentang asal-usul perkembangan Antropologi. Sumber: Kabare, 2006 Bab 1 Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu memahami kesamaan dan keragaman budaya serta dapat menentukan sikap terhadap berbagai kesamaan dan keragaman tersebut dalam konteks membina persatuan dan kesatuan bangsa. Apa Manfaatnya Bagiku? budaya, budaya lokal, budaya asing, toleransi, empati, difusi, percampuran, asimilasi, gegar budaya Kata Kunci

A. Asal Usul dan Perkembangan Antropologi

B. Antropologi di Indonesia C. Ruang Lingkup Antropologi

D. Budaya Lokal, Pengaruh Budaya Asing, dan Hubungan Antarbudaya

E. Pembinaan Keberagaman

Budaya yang Ada di Masyarakat Setempat

F. Masalah-Masalah Akibat

Adanya Keberagaman Budaya G. Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya Upacara Grebeg di Yogyakarta merupakan bentuk akulturasi antara agama dan budaya yang memperkaya keragaman budaya Indonesia. 2 Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI A Asal Usul dan Perkembangan Antropologi Antropologi lahir dari keingintahuan manusia terhadap manusia lain. Bangsa Eropa memelopori pengiriman ekspedisi ke berbagai negara. Perjalanan jauh tersebut didorong oleh tujuan yang beragam, yakni murni didorong oleh rasa ingin tahu akan daerah sekitarnya, mencari daerah jajahan, mencari bahan mentah dan pasaran hasil industri, dan menyebarkan agama. Dari perjalanan tersebut, wawasan masyarakat Eropa mengenai kehidupan di luar dirinya semakin luas. Hal tersebut menumbuhkan kesadaran akan adanya perbedaan bentuk fisik manusia, seperti ada yang berkulit hitam, kuning, rambut keriting, lurus, dan sebagainya. Selain itu, terdapat pula perbedaan bahasa, tingkat teknologi, cara hidup, dan adat istiadat. Mengapa manusia beragam fisik dan budaya, padahal terdiri atas satu spesies? Hal-hal apa yang menjadi penyebabnya? Sejak kapan manusia ada di permukaan bumi? Mengapa terjadi perubahan fisik manusia dan perubahan kebudayaan? Pertanyaan-pertanyaan itu telah mendorong berbagai bangsa untuk mempelajari manusia secara lebih khusus melalui penelitian secara ilmiah. Hal inilah yang menjadi cikal bakal ilmu Antropologi. Secara sederhana, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan. Secara lebih sistematis, Koentjaraningrat menyusun per- kembang an ilmu antropologi menjadi empat fase, sebagai berikut.

1. Fase Pertama: Sebelum 1800-an

Pada 1400-an, orang Eropa Barat mulai menjelajahi berbagai penjuru dunia seperti Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Selandia Baru. Hasil dari perjalanan-perjalanan tersebut, berupa buku- buku yang menceritakan kehidupan suku bangsa di luar bangsa Eropa. Gambaran tentang ciri-ciri fisik, adat istiadat, bahasa, mata pencaharian, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya itu disebut etnografi. Etnografi berasal dari ethnos, artinya bangsa, dan grafien, artinya gambaran atau uraian deskripsi. Bahan etnografi ini menarik perhatian para pelajar sehingga mereka terdorong untuk mempelajari suku bangsa secara lebih jauh. Secara umum, orang Eropa sendiri menafsirkan tulisan tersebut bermacam-macam. Ada yang menganggap orang di luar bangsa Eropa adalah manusia liar sehingga timbul istilah bangsa primitif. Ada pula yang menganggap manusia di luar dirinya itu adalah orang- orang yang masih jujur, belum tahu kejahatan dan keburukan. Ada pula orang Eropa yang tertarik pada benda-benda hasil suku bangsa pribumi itu sehingga didirikanlah museum-museum.

2. Fase Kedua: 1800-an

Pada tahap ini, timbul karangan-karangan yang menyusun ba- han Etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi. Mereka menganggap bahwa masyarakat dan kebudayaan berubah secara lambat dalam waktu yang lama. Mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Mereka menganggap bangsa yang termasuk tingkat rendah adalah suku-suku pribumi yang mereka temukan, sedangkan bangsa dengan tingkat tinggi adalah orang Eropa saat itu. Sekitar Antropologi Catatan-catatan perjalanan dari tokoh-tokoh, seperti Marcopolo, Ibnu Batutah, Columbus, dan berbagai misi perdagangan menjadi cikal bakal ilmu antropologi. • Primitif • Evolusi • Antropologi terapan • Etnografi Jejak Kata Kesamaan dan Keragaman Budaya 3 Tujuan mempelajari antropologi saat itu adalah mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk men- dapatkan suatu gambaran tentang sejarah evolusi dan penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga: Awal 1900-an

Negara-negara Eropa telah menjadi bangsa penjajah di berbagai penjuru dunia. Ilmu antropologi mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu untuk mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan penduduk pribumi. Dengan pengetahuan itu dapat disusun strategi untuk menguasai dan memengaruhi penduduk tersebut. Antropologi menjadi ilmu yang praktis, yaitu mempelajari masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa untuk kepentingan menjajah dan untuk memperoleh suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.

4. Fase Keempat: Setelah 1930-an

Pada fase ini, terjadi perubahan besar. Bangsa-bangsa pribumi sudah banyak yang mendapat pengaruh kebudayaan Eropa sehingga kebudayaan aslinya sudah mulai hilang. Selain itu, akibat Perang Dunia II, timbul kebencian terhadap negara yang menjajah. Perhatian ilmu antropologi beralih ke suku-suku yang hidup di pedesaan di dalam wilayah negara Eropa sendiri, seperti suku bangsa Soami, Flam, Lapp, dan sebagainya. Demikian pula di negara Amerika Serikat. Tujuan utama antropologi secara keilmuan adalah memperoleh pengertian tentang manusia dengan mempelajari keragaman bentuk fisik dan kebudayaannya. Secara praktis, antropologi bertujuan untuk mempelajari suku bangsa guna meningkatkan kesejahteraan suku bangsa tersebut. Sejak saat itu, timbullah antropologi yang dikhusus- kan untuk tujuan pembangunan, seperti Antropologi Kependudukan, Antropologi Kesehatan, Antropologi Pendidikan, Antropologi Ekonomi, Antropologi Politik, dan Antropologi Perkotaan. Di Indonesia, antropologi berkembang seiring dengan kolonisasi bangsa-bangsa Eropa ke Hindia. Watak khas suatu bangsa dan potensi kekayaan alamnya dilaporkan secara tertulis oleh para pejabat kolonial. Berbagai laporan itu disebut etnologi. Berbagai tulisan etnologi tersebut bermanfaat untuk mempermudah penguasaan kaum pribumi. Keaslian masyarakat dipertahankan kemurniannya oleh kolonial. Penjagaan kemurnian tersebut merupakan strategi agar masyarakat setempat tetap lemah dan mudah dikuasai. Hal ini berlangsung terus sampai Belanda angkat kaki dari tanah air. Setelah Indonesia merdeka, antropologi tetap menempati posisi strategis sebagai ilmu yang bermanfaat untuk menjaga ketertiban sosial. Melalui jasa Koentjaraningrat, antropologi menjadi alat penting guna merumuskan kebudayaan nasional. B Antropologi di Indonesia Jika anda dipersilakan memilih sebuah spesialisasi dalam studi antropologi, manakah yang menjadi pilihan anda: paleoanthropologi, arkeologi-budaya, antropologi- ekologi lingkungan, antropologi- ekonomi, antropologi bisnis, antropologi hukum atau antropologi linguistik bahasa? Apa landasan Anda memilihnya? Uraikan secara singkat. Peduli Berikut ini termasuk antropologi spesialisasi, kecuali .... a. antropologi sosial budaya b. antropologi sosial c. antropologi ekonomi d. antropologi politik e. antropologi pendidikan Penyelesaian: Antropologi sosial budaya tidak termasuk ke dalam antropologi spesialis. Jawaban: a Sumber : EBTA 19971998 Soal EBTA • Etnologi • Kaum pribumi • Kolonial • Pembangunan Jejak Kata 4 Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI Carilah berbagai sumber tambahan dari internet, koran atau buku di perpustakaan sekolah