Dinamika dan Pewarisan Budaya dalam Rangka Integrasi Nasional
65
Untuk mewujudkan suatu integrasi, hal yang harus diperhati- kan adalah solidaritas. Solidaritas menunjukkan pada suatu keadaan
yang berhubungan antara individu dan kelompok yang didasari pada perasaan bersama serta diperkuat oleh pengalaman emosional. Secara
umum solidaritas dibedakan menjadi sebagai berikut. a. Solidaritas
Mekanik Solidaritas ini didasar pada kesadaran kolektif bersama yang
menunjukkan pada totalitas dan perilaku bersama yang ter dapat dalam masyarakat. Misalnya, gotong royong.
b. Solidaritas Organik
Solidaritas yang menitikberatkan pada hasil kerja individu sehingga untuk solidaritas ini cenderung dilakukan pada
masyarakat kota.
2. Aplikasi Integrasi
Kebudayaan merupakan ciri dari suatu bangsa. Setiap bangsa berusaha agar kebudayaan nasionalnya tetap terjaga dan dapat
berpengaruh terhadap proses integrasi suatu bangsa. Negara Indonesia selalu berusaha agar suatu kebudayaan dari suku-suku
bangsa tetap terjaga, terpelihara, dan diakui sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Tujuannya agar dapat menjaga persatuan
dan kesatuan di antara suku-suku bangsa yang ada di Indonesia. Adanya kebudayaan nasional tidak terlepas dari adanya proses
penyesuaian diri di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai keserasian. Dengan demikian, integrasi
kebudayaan adalah proses penyesuaian di antara unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga mencapai keserasian fungsinya dalam
kehidupan masyarakat.
Masalah yang banyak dibicarakan di negara-negara ber kembang adalah pengembangan kepribadian bangsa dalam rangka persatuan
dan kesatuan bangsa. Suatu bangsa yang baru merdeka terwujud sebagai hasil perpaduan suku bangsa yang semula tidak terikat
dalam satu kesatuan sosial yang lebih besar sehingga memerlukan identitas untuk dapat mempersatukannya. Selain itu, ada juga
bangsa-bangsa yang semula merupakan masyarakat homogen. Akan tetapi, karena penindasan oleh bangsa lain, mereka kehilangan
identitas untuk mempersatukan seluruh warganya sebagai satu bangsa yang merdeka.
Sumber
: Republika, 29 April 2006
Gambar 2.27 Tradisi Makan
Tradisi makan bersama tidak hanya untuk memenuhi hasrat untuk makan, tetapi
juga berfungsi sebagai sarana pewarisan budaya.
Apakah nilai gotong royong dapat dikembangkan pada masyarakat yang
menganut solidaritas organik? Pertajam argumentasi Anda dengan
menyertakan berbagai data pendukung dari berbagai media.
Asah Ilmu
Apa yang harus dilakukan agar suatu kebudayaan dari suku-suku bangsa
tetap terjaga, terpelihara, dan diakui?
Aktif Kreatif
66
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Misalnya, di Indonesia pernah berkembang kerajaan besar dan kecil yang bebas. Di samping itu, letak geografis dan proses sejarah yang
telah mengembangkan dan mendukung kebudayaan suku bangsa yang beragam. Proklamasi kemerdekaan yang mewujudkan negara kesatuan
Republik Indonesia dan mempersatukan seluruh pen duduknya menjadi satu bangsa telah menimbulkan berbagai kebutuhan.
Kebudayaan sebagai kerangka acuan yang bersifat nasional dan dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan yang terwujud sebagai
masyarakat majemuk. Dengan demikian, pengembangan kebudayaan nasional harus mampu memberikan makna dan arah kehidupan
berbangsa, berfungsi sebagai kerangka acuan dalam menanggapi tantangan hidup, dan memberikan kebanggaan nasional.
Menurut Koentjaraningrat, agar suatu kebudayaan nasional dapat didukung oleh warga negara, kebudayaan tersebut sifatnya
harus khas dan dapat dibanggakan oleh warga negara yang men- dukungnya. Hal tersebut diperlukan karena suatu kebudayaan
nasional harus memberi identitas kepada warga negara lain.
Berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat berfungsi memuaskan suatu rangkaian hasrat naluri kebutuhan hidup manusia
basic human needs. Misalnya, unsur kesenian memiliki fungsi memuaskan hasrat naluri manusia akan keindahan dan unsur
sistem pengetahuan berfungsi memuaskan hasrat naluri manusia untuk tahu. Namun, ada unsur-unsur kebudayaan yang tidak hanya
berfungsi memuaskan satu hasrat naluri saja, tetapi lebih dari satu hasrat. Misalnya, keluarga yang dapat berfungsi memenuhi hasrat
manusia akan perasaan aman dan mesra serta hasrat manusia akan prokreasi. Selain itu, rumah dapat berfungsi memenuhi hasrat
manusia akan perlindungan fisik atau keindahan.
Banyak unsur kebudayaan yang digemari oleh sebagian besar dari warga masyarakat sehingga mendominasi banyak aktivitas
atau pranata dalam kehidupan masyarakat. Unsur-unsur kebudaya- an digemari warga masyarakat sehingga mendominasi seluruh
kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Misalnya, kesenian masyarakat Bali, mistik dalam kebudayaan priyayi di Jawa Tengah,
serta peperangan dalam masyarakat Suku Dani di Pegunungan Jaya Wijaya.
Suatu kebudayaan pada umumnya mencerminkan suatu watak, jatidiri, dan identitas khas yang tampak dari luar dan terlihat oleh
komunitas lain. Watak khas tersebut dalam ilmu antropologi disebut ethos
. Di mana tampak pada gaya dan tingkah laku warga masyarakat- nya, kegemaran-kegemaran, serta berbagai benda budaya hasil cipta,
rasa, dan karya mereka. Berdasarkan hal tersebut, seorang Batak misalnya, mengamati kebudayaan Jawa. Sebagai orang asing yang
tidak mengenal kebudayaan Jawa, dapat mengatakan bahwa watak khas kebudayaan Jawa mencerminkan keselarasan dan ketenangan
berlebihan sehingga sering menjadi kelambatan.
Kemudian gambaran orang Batak mengenai watak kebudayaan Jawa tadi, pada umumnya akan diilustrasikan melalui bahasa Jawa
yang terpecah ke dalam tingkah bahasa yang sangat rumit dan mendetail dengan cara sopan-santun dan gaya tingkah laku yang
menganggap pantang berbicara dan tertawa dengan keras, gerak- gerik yang ribut dan agresif, tetapi menilai tinggi tingkah laku
yang tenang tak tergoyahkan. Dengan kegemaran orang Jawa akan warna-warna yang gelap dan tua, seni suara gamelan yang lembut,
benda-benda kesenian dan kerajinan dengan hiasan-hiasan yang sangat mendetail dengan bentuk-bentuk berliku-liku yang semakin
ke dalam menjadi semakin kecil.
Stereotip adalah pandangan ideal yang diterima biasanya bersifat
negatif tentang kebiasaan anggota suatu kelompok masyarakat.
Stereotypes is fixed ideas often unfavorable about what the members
of groups are like.
Sumber
: Anthropology: The Exploration of Human Diversity, 2000
Referensi Antropologi
Diskusikan bersama teman kelompok Anda. Apa saja upaya yang harus
ditempuh untuk meningkatkan rasa percaya diri bangsa yang kaya akan
keragaman budaya?
Diskusi
Dinamika dan Pewarisan Budaya dalam Rangka Integrasi Nasional
67
Bagaimanakah cara menghindari konflik antarsuku, agama, ras,
dan antargolongan SARA demi terwujudnya integrasi nasional?
Diskusikan bersama teman kelompok Anda.
Diskusi
Faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat integrasi, di antaranya sebagai berikut.
a. Suku bangsa yang beragam. Pengetahuan seseorang tentang masyarakat dan kebudayaan di Indonesia biasanya terpaku
pada batasan administrasi yang lebih menekankan ke seragam- an kedaerahan. Masyarakat dan kebudayaan Nanggroe Aceh
Darusalam, misalnya, selalu muncul sebagai bauran kebudaya an suku bangsa yang tidak memiliki identitas kesukubangsaan aslinya.
Padahal, provinsi ini dihuni oleh sejumlah suku bangsa yang masing-masing memiliki identitas masyarakat dan kebudayaan
yang mandiri, seperti suku bangsa Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Aneuk Jamek, Simeuleu, Kluet, dan suku bangsa minoritas yang
disebut orang Gumbak Cadek. Daerah Sumatra Selatan sebagai contoh yang lain, bukan hanya orang Palembang, melainkan juga
dihuni oleh sekitar 30 suku bangsa.
Provinsi Jawa Timur tidak seluruhnya dihuni oleh suku bangsa Jawa, tetapi juga oleh suku bangsa Madura, Tengger,
dan Osing. Aneka suku bangsa yang beragam ini telah dimanfaat kan pihak asing pada zaman dahulu untuk
melemahkan kesatuan dan persatuan bangsa.
b. Lingkungan yang sangat beragam. Kebudayaan merupakan hasil adapatasi manusia dengan lingkungannya. Lingkungan alam
yang berbeda menyebabkan orientasi dan model pemanfaatan lingkungan alam yang tidak sama pada setiap kebudayaan.
Masyarakat kota, menghendaki perluasan wilayah guna memperkuat sektor industri. Di lain pihak para petani merasa
terancam akan kehilangan sumber penghidupannya.
Hal ini terjadi juga pada kasus pembangunan daerah pe- gunungan untuk kawasan wisata, pemekaran wilayah kota,
ataupun perambahan hutan. Setiap kelompok manusia dari dua budaya yang berbeda cenderung memiliki persepsi
yang berbeda mengenai pemanfaatan sumber daya alam sehingga rawan menimbulkan konflik.
c. Perbedaan latar belakang sejarah. Setiap suku bangsa memiliki latar sejarah yang berbeda. Mereka merasa bangga terhadap
nenek-moyang mereka, memiliki tokoh yang dihormati yang berbeda, juga menafsirkan peristiwa sejarah dari perspektif yang
kadang berlawanan. Seperti kisah Nyi Ratu Kidul versus Nyai Roro Kidul, sebutan yang pertama dipercaya oleh suku Sunda,
suku Sunda menganggap bahwa Nyi Ratu Kidul merupakan anak dari permaisuri Kerajaan Pajajaran.
Hal demikian berbeda dalam pemahaman orang Jawa, yang meyakini Nyi Roro Kidul adalah permaisuri raja-raja Jawa
secara turun-temurun. Setiap suku bangsa mempunyai identitas sejarah tersendiri yang seringkali tampak berbeda
dengan penafsiran dari budaya lain. Jika tidak ada kese- pahaman di antara sesama warga, bukan tidak mungkin latar
belakang sejarah ini dapat dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab guna memecah belah bangsa.