Bahasa Rakyat Folklor Tradisi Lisan D. Contoh Folklor Lisan
96
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
b. Peribahasa yang tidak lengkap proverbial phrase, kalimatnya juga mempunyai sifat-sifat khas, seperti berikut.
1 Kalimatnya tidak lengkap. 2 Bentuknya sering berubah.
3 Jarang mengungkapkan kebijaksanaan. 4 Biasanya bersifat kiasan.
Contoh peribahasa semacam ini yang tidak mempunyai subjek antara lain: Terajuk kecewa, tersaukkan ikan suka,
tersaukkan batang masam , yang mengibaratkan orang yang
mau untung saja. Contoh peribahasa semacam ini yang tidak mempunyai kata kerja adalah: Dari Sabang sampai Merauke,
yang mengibaratkan kesatuan wilayah Indonesia. c. Peribahasa perumpamaan proverbial comparison adalah
ungkapan tradisional, yang biasanya dimulai dengan kata-kata seperti atau bagai dan lain-lain. Contohnya antara lain, Seperti
telur di ujung tanduk mengibaratkan suatu keadaan yang sangat
gawat; Seperti belut pulang ke lumpur mengibaratkan orang yang pulang ke kampung halamannya lama sekali baru mau kembali
ke kota; atau Bagai belut diregang direntang mengibaratkan orang yang sangat kurus.
d. Ungkapan-ungkapan yang mirip peribahasa adalah ungkapan- ungkapan yang dipergunakan untuk penghinaan, celetukan,
atau suatu jawaban pendek, tajam, lucu, dan berupa peringatan yang dapat menyakitkan hati. Contoh celetukan yang berasal
dari bahasa Betawi adalah kayak monyet kena trasi. Celetukan dimaksudkan untuk orang yang suka jahil, jika melihat wanita
cantik sehingga membuat wanita cantik yang judes tidak senang dan lalu mengeluarkan ungkapan itu, yang dapat membuat
laki-laki kurang ajar itu malu. Contoh untuk yang ketiga, yakni peringatan yang menyakitkan hati, adalah Ya, itu sih akal bulus,
berasal dari bahasa Betawi pula. Ungkapan ini dikeluarkan jika seorang mendengar orang lain yang mem bangga kan diri karena
telah berhasil menipu kawannya sehingga ia merasa dirinya pandai. Akal bulus berarti akal yang buruk atau licik, yang harus
mendapat celaan dan bukan pujian.
Indonesia adalah bangsa yang kaya akan peribahasa. Akan
tetapi, banyak di antara rakyatnya, terutama generasi muda, cenderung
mengabaikan berbagai pelajaran mengenai peribahasa setempat.
Menurut Anda, upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk mengobarkan
semangat para remaja untuk mempelajari peribahasa daerah
di sekitarnya.
Asah Ilmu
Orang Bali memiliki klasifikasi peribahasa yang mandiri. Orang Bali membagi ungkapan tradisionalnya paling sedikit
menjadi dua kategori: 1 sesongan yang menyerupai peribahasa sesungguhnya 2 sesenggakan yakni ungkapan pendek tepat serta
mengandung kebenaran; dan 3 seloka, yakni kiasan atau ibarat.
Selain itu terdapat peribahasa dari beberapa suku bangsa di Indonesia yang menunjukkan betapa kayanya folklor Nusantara.
Di Jawa misalnya ada peribahasa yang berlatar belakang cerita yang bersifat penjelasan terjadinya sesuatu. Salah satu peribahasa
Sunda, berbunyi: Ngawur uyah ka sagara menebarkan garam ke laut, yang berarti membantu yang tidak memerlukan atau melakukan
pekerjaan yang sia-sia. Salah satu bentuk peribahasa yang berasal dari Minangkabau, berbunyi: Lapuk oleh kain sehelai. Peribahasa
ini ditujukan bagi seorang laki-laki yang menikah hanya dengan seorang wanita. Konteks dari peribahasa ini berlatar dari masya rakat
Minangkabau sewaktu masih bersifat feodal, yaitu seorang laki-laki dianggap kurang jantan jika hanya memiliki seorang istri.
Kumpulkanlah paling sedikit sepuluh peribahasa berikut maknanya yang
berkembang di sekitar tempat tinggal Anda. Tulislah dalam buku tugas,
kemudian hasilnya serahkan kepada guru Anda.
Aktif dan Kreatif
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
97 3. Pertanyaan
Tradisional
Di Indonesia, pertanyaan tradisional lebih dikenal dengan sebutan teka-teki. Pertanyaan tradisional mempunyai jawaban yang
khusus. Pertanyaan dibuat sedemikian rupa sehingga jawabannya sukar, bahkan seringkali juga harus dapat dijawab setelah menge-
tahui lebih dahulu jawabannya. Pertanyaan tradisional menurut Robert A. Georges dan Alan Dundes, sebagaimana dikutip James
Danandjaja, dapat digolongkan ke dalam dua kategori umum sebagai berikut.
a. Teka-teki tidak bertentangan nonoppositional riddles b. Teka-teki
bertentangan oppositional riddles
Contoh pertanyaan tradisional dari Sunda berupa teka-teki. Dalam masyarakat Sunda, teka-teki ini disebut tatarucingan. Berikut
adalah contoh tatarucingan. a. Dipencet bujal kaluar tina huluna? Odol.
Dipencet tengahnya keluar dari ujungnya? Pasta gigi b. Nu handap peupeuredeuyan nu luhur engguk-enggukan? Nu
ngaragaji. Yang bawah mendongak-dongak yang di atas mengangguk-
angguk? Menggergaji