Aplikasi Integrasi Pewarisan Budaya
68
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
d Perbedaan dalam unsur-unsur budaya, seperti ekonomi, sosial, dan politik. Keanekaragaman suku bangsa dilatarbelakangi
oleh perbedaan lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, dan kemampuan mengakses informasi. Hal ini menimbulkan
terjadinya kesenjangan dalam berbagai bidang. Misalnya, dalam bidang politik, terdapat model kesatuan adat setempat
yang hanya diketuai oleh tetua adat, pada tingkatan yang lebih mapan, terdapat banyak kerajaan yang menyebar di seluruh
Nusantara, tetapi pada tingkatan yang paling tinggi orang mengenal organisasi kompleks yang disebut negara.
Gambar 2.28 Petani
Petani mengolah sawah secara gotong royong.
Sumber
: Dokumentasi Penerbit
Dalam bidang ekonomi, masyarakat Indonesia memiliki rentang mata pencarian dari yang paling sederhana, yakni
berburu dan mengumpulkan makanan sampai berbagai spesialisasi professional seperti dokter, ilmuwan, politisi,
termasuk Antropolog. Hal ini dapat menyebab kan per beda- an kepentingan dan orientasi sehingga peluang terjadinya
disintegrasi tetap terbuka.
Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong integrasi, di antaranya sebagai berikut.
a. Mau menerima perbedaan dan melihatnya sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Keragaman masyarakat dan kebudayaan
di daerah-daerah perlu diangkat dan diketengahkan untuk memperjelas seberapa jauh kemajemukan masyarakat Indonesia
dan menambah saling pengertian antara sesama bangsa Indonesia sehingga mempermudah integrasi nasional, serta membantu
tugas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, sekaligus berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang manusia
dan kebudayaan Indonesia. Aksi nyata mengenai hal itu dapat berupa pementasan kesenian bersama yang menampilkan aneka
kesenian dari berbagai suku bangsa dan daerah. Pada konteks ilmu pengetahuan dapat dilakukan dialog bersama, lokakarya,
atau rembug nasional dengan partisipasi peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
b. Sikap ramah tamah dan gotong royong, kedua sikap itu telah menjadi ciri khas pariwisata Indonesia. Karena itulah, sikap
ini harus menjadi bagian dari indentitas setiap warga bangsa. Pribadi yang ramah, santun, dan tak sungkan memberi bantuan
akan dihormati di segala tempat. Tidak saja oleh masyarakat perdesaan, pada masyarakat yang kompleks pun sikap ramah
dan santun menjadi tuntutan budaya identitas di kalangan profesional dalam menekuni bisnisnya.
c. Sikap toleransi dan empati, terhadap keragaman budaya yang ada di Indonesia. Toleransi berarti membebaskan hak setiap
kebudayaan lokal untuk berkembang menjadi budaya nasional. Adapun empati bermakna orang merasa terlibat untuk turut
memajukan budaya lokal demi memperkaya khasanah budaya nasional.
d. Mau mencari unsur-unsur budaya yang mengandung kesamaan yang diterima secara umum, seperti Pancasila, UUD 1945,
Sumpah Pemuda 28 Oktober, dan bahasa Indonesia. Berbekal sikap toleransi dan empati diharapkan orang dapat menemukan
kesamaan dari berbagai unsur-unsur budaya daerah yang dapat menjadi identitas bersama sebagai bangsa Indonesia. Misalnya,
cerita rakyat Malin Kundang dari Sumatra yang menyiratkan
• Integrasi • Solidaritas
mekanik • Solidaritas
organik • Etos
• Gotong royong
Jejak Kata
Dinamika dan Pewarisan Budaya dalam Rangka Integrasi Nasional
69
Kebudayaan tidak hanya dimiliki oleh seseorang karena ia seorang anak manusia, tetapi ia harus belajar dan berusaha men-
jadikan kebudayaan itu sebagai miliknya. Sifat manusia untuk dapat mengajar, diajar, dan belajar yang memungkinkan kebudaya an itu
dapat berlangsung terus secara turun-temurun.
Masalah tradisi dan modern dalam pembangunan masyarakat telah menjadi tema penulisan dan penganalisisan yang senantiasa
merangsang para sastrawan dan budayawan, cendekiawan, ahli-ahli serta sarjana-sarjana dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan para
pemuka agama melihat dari sudut nilai-nilai yang praktis. Dalam melakukan pewarisan budaya agar dapat berjalan dengan lancar,
tentunya bergantung pula pada kualitas dari manusianya, baik yang mewariskan maupun generasi yang menerima warisan. Menurut
Alex Inkeles, sebagaimana dikutip Danandjaja, ada sembilan unsur konsep tentang manusia modern, di antaranya sebagai berikut.
1. Seorang manusia modern memiliki sikap untuk siap menerima
hal-hal atau pengalaman-pengalaman yang baru dan terbuka untuk inovasi dan perubahan.
2. Manusia dikatakan modern jika memiliki kemampuan untuk membentuk atau memiliki opini atau pendapat tentang berbagai
masalah yang timbul tidak semata-mata di lingkungannya saja, tetapi di luar lingkungannya.
3. Dalam masalah waktu, manusia lebih banyak berorientasi ke masa depan dari pada masa silam.
E
Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional dan Modern
Setelah mempelajari uraian tentang berbagai masalah integrasi nasional tersebut, buatlah sebuah kelompok yang terdiri atas 4–8 orang, terdiri atas jenis kelamin yang berbeda,
berbeda agama, suku maupun ras. Kemudian susunlah makalah dengan sebuah tema mengenai integrasi nasional dengan contoh kasus dari budaya daerah di mana Anda
bertempat tinggal. Carilah referensi tambahan dari buku, koran, majalah, atau situs internet. Presentasikan hasilnya di depan kelas. Guru mengamati dan memberi nilai.
Bedah Budaya
pesan berbakti kepada orangtua atau cerita Sangkuriang dari Sunda, tentang larangan incest kawin dengan saudara sedarah,
dan sebagainya. Di perdesaan, dapat ditemukan sikap ramah dan gotong royong
dalam pembangunan rumah warga. Pembangunan tersebut dilakukan bersama-sama dan dalam pengerjaannya selalu disertai dengan sikap
ramah. Oleh karena itu, pembangunan rumah pun dapat terlaksana dengan tidak memakan waktu dan biaya yang besar.
Dari gambaran tersebut, dapat diketahui bagaimana sikap gotong royong dan ramah tamah dapat menjadi faktor integrasi
bagi masyarakat di negara Indonesia. Hal tersebut karena dengan gotong royong, berarti manusia tidak hidup sendiri di dunia ini,
tetapi dikelilingi oleh sistem sosial dari komunitas.
Konsep manusia modern menurut Alex Inkeles yaitu, kecuali ....
a. mempunyai kesediaan untuk menerima pengalaman baru
dan keterbukaan bagi pembaruan dan perubahan
b. berpandangan luas, tidak terpukau pada masalah di sekitar hidupnya
saja c. mementingkan masa lampau
untuk menjadi dasar masa kini dan masa yang akan datang
d. suka bekerja dengan perencanaan dan organisasi yang ketat
e. yakin bahwa kehidupannya dapat diperhitungkan dan bukan
ditetapkan oleh nasib Penyelesaian:
Konsep manusia modern menurut Alex Inkeles:
• mempunyai kesediaan untuk
menerima pengalaman baru dan dan keterbukaan bagi pembaruan
dan perubahan • berpandangan
luas • tidak mementingkan masa lampau
• suka bekerja dengan perencanaan dan organisasi yang ketat
• yakin akan kemampuan manusia • yakin bahwa kehidupannya
dapat diperhitungkan dan bukan ditentukan oleh nasib
• bersedia menghargai martabat orang lain
• percaya pada IPTEK • menganut prinsip bahwa
ganjaran harus diberikan sesuai dengan tindakanprestasi
Jawaban: c
Sumber
: UAS 20012002
Soal UAS
70
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Sumber:
Intisari, 2005
Gambar 2.29 Keluarga
Keluarga merupakan sarana pewarisan budaya bagi individu.
4. Dalam hal perencanaan, manusia modern tata kerjanya meng- adakan perencanaan dan pengorganisasian, dan ber pendapat
bahwa cara-cara tersebut adalah baik untuk mengatur ke- hidupan.
5. Manusia percaya bahwa dirinya dapat belajar dalam batas-batas tertentu untuk menguasai lingkungannya guna mencapai dan
memajukan tujuannya. 6. Memiliki sikap bahwa segala sesuatunya dapat dilaksanakan
dengan perhitungan, bahwa lembaga-lembaga yang terdapat di dalam masyarakat akan mampu untuk memecahkan segala
persoalan. 7. Manusia menghargai harkat manusia lain.
8. Manusia lebih percaya pada ilmu dan teknologi. 9. Manusia menjunjung tinggi suatu sikap bahwa pahala yang
diterima oleh seseorang itu seharusnya seimbang dengan prestasinya dan kontribusinya, kepada masyarakat dan tidak
pada ukuran-ukuran lain yang tidak rasional. Menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk
perubahan sosial. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan, yang prosesnya
meliputi bidang-bidang yang sangat luas, di antaranya proses disorganisasi, problema-problema sosial, konflik antarkelompok,
dan hambatan perubahan.
Dalam melakukan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya, diperlukan berbagai sarana yang mendukung
terlak sananya pewarisan tersebut. Sarana pewarisan budaya antara lain sebagai berikut.