56
karakter anak. Pemahamannya adalah buku ini merupakan perpaduan materi dan proses pemahaman pendidikan karakter yang dilakukan langsung oleh siswa
sekolah dasar. Dengan menggunakan analisis kebutuhan, diharapkan pengembangan buku panduan tersebut sesuai dengan keinginan anak sebagai
sasaran pembaca yaitu buku cerita anak berbasis pendidikan karakter yang bertujuan mengajarkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter menjadi dasar
pengembangan buku cerita anak.
2.3 Kerangka Berpikir
Kebutuhan akan buku cerita anak untuk menanamkan pendidikan karakter bagi anak sekolah dasar kelas tinggi sangat diperlukan. Pengembangan buku cerita
anak sebagai sarana mengajarkan norma, nilai, dan aturan dalam masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter sangat lengkap.
Permasalahannya sering orang tua kesulitan bagaimana mengajarkan mengenai nilai-nilai kehidupan. Diharapkan akan adanya sarana menyampaikan nilai-nilai
kehidupan itu kepada anak untuk mempermudah orang tua dalam mendidik anak. Metode pendidikan di Indonesia terpusat pada otak kiri atau kognitif, yaitu
hanya mewajibkan peserta didik untuk mengetahui dan menghafal konsep kebenaran tanpa menyentuh perasaan, emosi, dan nuraninya. Selain tidak
dilakukan penerapan nilai kebaikan dan akhlak di sekolah dan kehidupan. Nilai- nilai harus dimanifestasikan dalam kurikulum dan diperlukan pendekatan optimal
untuk mengajarkan karakter secara efektif. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam penyampaian pendidikan karakter melalui cerita anak. Cerita anak harus
57
dikemas semenarik mungkin agar lebih menyenangkan untuk dikonsumsi anak- anak. Buku cerita anak diharapkan untuk mengatasi kecemasan orang tua terhadap
pendidikan karakter. Dalam pengembangan buku cerita ini diharapkan anak dapat mempelajari pendidikan karakter tanpa harus menjelaskan secara konvensional
materi-materi tersebut. Cerita anak bukan hanya hiburan tapi kisah yang dijadikan teladan bagi
anak. Cerita anak lebih mudah dipahami dibandingkan wacana atau teori. Pendidikan karakter melalui tokoh-tokoh sangat baik dan penting. Proses
identifikasi seseorang dan tokoh tertentu bersifat alamiah karena setiap orang butuh tuntunan kehidupan. Akan tetapi, cerita anak di Indonesia masih
mengenaskan dan tidak terlalu diperhatikan dengan baik. Pendidikan karakter melalui sastra khususnya cerita anak harus dikelaskan dan tidak bisa ditinggalkan.
Bacaan yang seharusnya dibaca anak-anak adalah bacaan yang memuat ilmu pengetahuan sederhana, bacaan sastra hiburan atau humor, dan bacaan
yang berisi pengajaran budi pekerti. Jadi dapat disimpulkan, cerita anak dapat digunakan untuk pengajaran pendidikan karakter. Misi pendidikan adalah
memanusiakan manusia, maka cerita anak mewakili kisi-kisi kemanusiaan. Diantaranya menolong sesama, empati, kejujuran, saling berbagi, kesetiaan,
kesejatian, hikmah, kegigihan, toleransi, kesabaran, dan kebaikan. Materi pendidikan karakter akan lebih mudah disampaikan melalui cerita anak agar orang
tua dapat menjaga moral dan tingkah laku anak. Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan sebuah buku cerita yang
berisi cerita-cerita yang mengedepankan konsep pendidikan karakter untuk
58
menanamkan nilai-nilai moral, sosial, dan budaya dalam kehidupan. Konsep pendidikan karakter akan lebih mudah diajarkan pada anak-anak secara tidak
langsung. Fungsi buku cerita anak berbasis pendidikan karakter agar anak-anak menjadi pribadi berperilaku baik dan mencerminkan karakter bangsa Indonesia.
Pengetahuan mereka tentang pendidikan karakter akan semakin bertambah. Buku cerita digunakan sebagai sarana penyampaian pesan moral mengenai
konsep pendidikan karakter bagi anak, terutama anak usia SD karena pada usia tersebut anak mulai dapat berpikir logis dalam memahami dan memecahkan
persoalan. Anak usia SD kelas tinggi 9-12 tahun cenderung bisa mengendalikan ungkapan emosi secara terbuka. Pentingnya cerita anak yang memuat konsep
pendidikan karakter sehingga anak akan semakin paham bahwa sikap, ucapan, pikiran, dan perilaku dibutuhkan untuk menjadi individu yang berkarakter kuat.
Diharapkan anak mampu mempertimbangan perilaku yang didasarkan pada konsekuensi sebab akibat yang akan diperoleh. Selanjutnya anak termotivasi
untuk berbuat baik. Selain digunakan sebagai media pendidikan karakter, buku cerita anak diharapkan mampu menarik minat baca anak-anak.
Berdasarkan hal-hal tesebut di atas, diperlukan adanya pengembangan buku cerita berbasis pendidikan karakter yang sesuai dengan kebutuhan anak
sehingga dalam pengajarannya dapat diajar oleh orang tua dan guru dengan mudah. Diharapkan dengan buku cerita ini dapat memberikan suatu pembelajaran
pendidikan karakter kepada anak. Diharapkan agar anak mempunyai sifat yang patuh terhadap semua norma baik itu norma agama maupun norma lain yang
berlaku didalam masyarakat, jujur serta menjunjung tinggi nilai kebenaran,
59
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab. Pemahaman anak mengenai konsep pendidikan karakter dapat dibantu oleh orang
tua dan guru melalui cerita-cerita yang berbasis pendidikan karakter yang menjadi produk dari penelitian ini.
60
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian Research and Development
penelitian dan pengembangan. Research and Development penelitian dan pengembangan. Suatu proses langkah mengembangan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggung jawabkan.
Research and Development penelitian dan pengembangan dilaksanakan
dalam bebarapa langkah. Langkah-langkah Research and Development penelitian dan pengembangan meliputi studi literatur, studi lapangan,
penyusunan draf awal produk, uji coba dengan sampel terbatas uji coba terbatas, uji coba dengan sampel luas uji coba luas, uji ahli tentang produk, dan
sosialisasi produk Sugiyono 2007. Ruang lingkup penelitian ini adalah pengembangan buku cerita anak berbasis pendidikan karakter untuk mengajarkan
pendidikan karakter. Penelitian ini dilaksanakan dengan enam tahap penelitian. Rincian setiap tahapnya
sebagai berikut: 1 Tahap I: survey pendahuluan, yaitu mendefinisikan tujuan produk, yang
termasuk analisis kebutuhan, meliputi kegiatan yaitu a sumber pustaka dan hasil penelitian yang relevan; b kebutuhan model buku cerita berbasis
pendidikan karakter; dan c teks cerita anak.