36
2.2.3.2 Pengetian Pembentukan Karakter
Jika mengacu pada pergertian karakter, maka pembentukan karakter adalah suatu proses pengasuhan dan pendidikan sehingga membentuk suatu
perilaku tertentu pada diri manusia. Pembentukan karakter atau yang lebih dikenal dengan sebutan character building. Pembentukan karakter anak sangat penting
agar menjadi pribadi yang baik dan tangguh menghadapi perkembangan zaman. Pembentukan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidikan anak-anak
agar dapat mengambil keputusan yang bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif
kepada lingkungan Megawangi 2004:95. Menurut Busyairi dalam Lestari 2007:46, Karakter adalah keadaan atau konstitusi jiwa yang nampak dalam
perbuatan-perbuatannya. Karakter bergantung pada pembawaan individu dan lingkungan sekitar. Jadi dapat disimpulkan, pembentukan karakter adalah sebuah
usaha mendidik dan membentuk perilaku anak-anak agar dapat mengambil keputusan, mempraktekannya, dan memberikan pengaruh positif terhadap
lingkungan mereka.
2.2.3.3 Proses Pembentukan Karakter
Unsur pembentukan karakter yaitu pikiran manusia. Pembentukan karakter terbentuk dari alam pikiran manusia. Menurut Nur’aini 2010 Alam pikiran
manusia menjadi tiga yaitu konsius otak sadar, subkonsius alam setengah sadar, dan unkonsius tertidur.
Alam pikiran manusia terbagi menjadi 3, yaitu konsius otak sadar, subkonsius alam setengah sadar berada dalam posisi bawah sadar sebelum tidur
37
dan unkonsius tertidur. Alam sadar konsius adalah bagian alam pikiran yang pertama kali menerima informasi. Informasi pikiran paling atas dalam pikiran.
Informasi yang dimaksud bersifat menganalisis data, menghitung, memecahkan persoalan, mengambil keputusan, menerima presepsi panca indera, mengingat dan
mengendalikan kehendak. Contoh cara kerjanya misal seorang anak menerima informasi 3 x 3 = 9 tanpa ada penjelasan mengapa hasilnya 9. Informasi tersebut
sampai ke alam sadar dan informasi yang diperoleh akan cepat hilang. Bila ditanya keesokan harinya anak akan lupa kecuali anak-anak yang mempunyai
daya ingat tajam. Alam setengah sadar subkonsius adalah alam pikiran akan
menerima informasi yang berkaitan dengan daya kreatif, emosional, dan tidak mampu berpikir logis sehingga informasi yang disampaikan akan diserap tanpa
perlawanan. Alam subkonsius mampu menyimpan pengalaman, pemikiran, dan perkataan yang didengar. Cara kerjanya, jika guru memberikan informasi yang
masuk melalui alam bawah sadar subkonsius oleh anak. Guru menjelaskan bahwa 3 x 3 = 9. Metode yang digunakan misal Pak Bona mempunyai 3 keranjang
mangga. Masing-masing kerangjang terdapat 3 buah mangga. Artinya mangga Pak Bona ada 9 3 + 3 + 3 = 9. Anak akan lebih mudah mengingat dan paham.
Sama halnya dengan pembentukan karakter melalui cerita anak. Unsur-unsur pembentukan karakter dimasukkan melalui cerita anak yang diceritakan pada
anak. Alam tidak sadar unkonsius. Kondisi ketika seseorang benar-benar
terlelap dan masuk ke dunia tidur. Kondisi ini menyebabkan informasi yang
38
diberikan kepadanya tidak akan sampai ke alam pikirannya. Anak mamsuki dunia tidur, kecuali ada suara atau sentuhan halus yang membuat alam pikirannya
perlahan bangkit dan memasuki alam sadar. Apabila suara dan sentuhan itu cukup keras menyebabkan alam pikirannya akan segera tergerak ke alam sadar.
2.2.4 Pendidikan Karakter