Belajar dan Aktivitas Belajar

8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Belajar dan Aktivitas Belajar

Siswa peserta didik adalah suatu organisme yang hidup, dalam dirinya terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang. Masing-masing dalam diri siswa tersebut terdapat prinsip aktif yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan serta perilaku lainnya. Menurut Sutikno dalam buku “Belajar dan Pembelajaran” tahun 2009 mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain itu, menurut Hamalik 2009: 36 belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran, intinya adalah upaya untuk membuat siswa belajar. Hasil-hasil belajar yang harus dicapai peserta didik ada 5 macam Sutikno, 2009:7 yaitu : a. Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan oleh guru di sekolah. 8 9 b. Keterampilan kognitif yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan berfikir. c. Informasi verbal yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata untuk mengatur informasi yang relevan. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasi gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. e. Sikap yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan, serta faktor intelektual. Dengan kalimat yang sangat sederhana, bahwa tujuan belajar dalam aktivitas belajar menurut Bloom ada 3 yaitu sebagai berikut Sugandi, 2004 :24: a. Pengumpulan pengetahuan kognitif Ranah kognitif menitikberatkan pada proses intelektual. Bloom mengemukakan jenjang-jenjang tujuan kognitif, sebagai berikut : 1 Pengetahuan. Pengetahuan merupakan pengingatan bahan-bahan yang telah dipelajari, mulai dari fakta sampai ke teori, yang menyangkut informasi yang bermanfaat. 2 Pemahaman. Pemahaman adalah kemampuan mental untuk menjelaskan, informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau ungkapannya sendiri. 3 Penerapan aplikasi. Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan bahan yang dipelajari kedalam situasi baru yang nyata. 4 Analisis pengkajian. Analisis adalah kemampuan untuk merinci bahan menjadi bagian-bagian supaya struktur organisasinya mudah dipahami, meliputi 10 identifikasi bagian-bagian, mengkaji hubungan antara bagian-bagian, mengenali prinsip-prinsip organisasi. 5 Sintesis. Sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan yang baru, yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara menformulasikan pola dan struktur baru. 6 Evaluasi. Evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai bahan untuk maksud tertentu berdasarkan criteria internal dan criteria eksternal. b. Pembentukan sikap dan perbuatan afektif Ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap. Krathwohl membagi taksonomi tujuan pembelajaran ranah afektif kedalam 5 kategori, yaitu 1 Penerimaan receiving ; suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima, perhatian terpilih. 2 Sambutan ; suatu sikap terbuka kearah sambutan, kemauan untuk merespon, kepuasan yang timbul karena sambutan. 3 Menilai valuing ; menyukai, menghargai dari suatu gagasan, pendapat atau system nilai. 4 Organisasi organization ; kemauan membentuk system nilai dari berbagai system yang dipilih. 5 Pengalaman experience: menunjukan kepercayaan diri untuk mengintegrasi nilai-nilai kedalam suatu filasafat hidup yang lengkap dan meyakinkan. c. Kecakapan fisik psikomotorik Taksonomi Sympson menyusun tujuan psikomotorik secara hierarkhis dalam lima kategori, yaitu : 1 Peniruan imitation, kemampuan melakukan perilaku meniru apa yang dilihat atau apa yang didengar. 11 2 Manipulasi manipulation, kemampuan melakukan perilaku tanpa contoh atau bantuan visual, tetapi dengan petunjuk tulisan secara verbal. 3 Ketepatan gerakan presicion, kemampuan melakukan perilaku tertentu dengan lancar, tepat dan akurat tanpa contoh dan petunjuk tertulis. 4 Artikulasi articulation, ketrampilan menunjukkan perilaku serangkaian gerakan dengan akurat, urutan benar, cepat dan tepat. 5 Naturalisasi naturalization, ketrampilan menunjukkan perilaku gerakan tertentu secara wajar dan efisien. Itulah ketiga tujuan belajar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut, kedudukan guru sudah tidak dapat lagi di pandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dapat dianggap sebagai manager of learning pengelola belajar yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh menyeluruh mencapai tujuan belajar. Selain itu juga dalam mengelola pembelajaran pendidik lebih dituntut untuk berfungsi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru yaitu merencanakan, mengatur, mengarahkan, dan mengevaluasi Suyitno,2009:32-33.

2.2 Penguasaan Konsep Fisika

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII

0 4 178

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENYESUAIAN Penerapan Model Pembelajaran Problem posing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Penyesuaian Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cabeankunti Tahun Ajaran

0 0 17

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Problem posing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Penyesuaian Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cabeankunti Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENYESUAIAN Penerapan Model Pembelajaran Problem posing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Penyesuaian Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cabeankunti Tahun Ajaran

0 1 12

BAB 1 PENDAHULUAN MPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Kelas VII Semester Gasal SMP N 1 Bulu Tahun Ajaran 2010/2011).

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SDN Cepokosawit II Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing ( PTK Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Semin ).

0 1 15

OPTIMALISASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE Optimalisasi Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Colomadu Pada Pokok Bahasan Segi Empat Tahun Ajaran 201

0 0 17

OPTIMALISASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE Optimalisasi Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Colomadu Pada Pokok Bahasan Segi Empat Tahun Ajaran 201

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI LISAN SISWA SMP.

0 1 47