23 menumbuhkan minat belajar matematika, diperlukan guru yang profesional dan
kompeten. Guru matematika yang profesional dan kompeten mempunyai wawasan
landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Wawasan itu berupa dasar-dasar teori belajar yang dapat diterapkan
untuk mengembangkan dan atau memperbaiki pembelajaran Matematika. Beberapa teori belajar Matematika yang menjadi landasan dalam penelitian ini
antara lain yaitu:
2.1.7.1 Teori Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif dari Piaget dalam Aisyah dkk 2007: 2.3-5 berpendapat bahwa, proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan
yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan yang melalui empat tahap perkembangan sebagai berikut: a sensori motor 0-2 tahun, b pra
operasional 2-7 tahun, c operasional konkret 7-11 tahun, dan d operasional ≥ 11 tahun. Teori Piaget juga menyatakan bahwa setiap makhluk hidup
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi belajar atau lingkungan Muhsetyo 2007: 1.9. Keadaan ini memberi pentunjuk bahwa orang
selalu belajar untuk mencari tahu dan memperoleh pengetahuan, dan setiap orang berusaha untuk membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Pendapat Piaget ini melandasi penerapan aliran konstruktivisme dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, dan memposisikan peran guru sebagai
fasilitator dan motivator agar siswa mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan mereka Muhsetyo: 1.10. Pembelajaran matematika realistik
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan pandangan
24 Piaget di atas. Pembelajaran matematika Realistik yang dikembangkan dengan
berlandaskan pada filsafat konstruktivis, memandang pengetahuan dalam matematika bukanlah sebagai sesuatu yang sudah jadi dan siap diberikan kepada
siswa, namun sebagai hasil konstruksi siswa yang sedang belajar.
2.1.7.2 Teori Vygotsky
Teori Vygotsky berusaha mengembangkan model kontruktivistik belajar mandiri dari piaget menjadi belajar kelompok Muhsetyo 2007: 1.11. Dalam
membangun sendiri pengetahuannya, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai
fasilitator. Kegiatan itu dapat berupa diskusi kelompok kecil, diskusi kelas, mengerjakan tugas kelompok. Dengan kegiatan yang beragam, peserta didik akan
membangun pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan presensi.
Salah satu tahapan dalam Pembelajaran Matematika Realistik adalah pemecahan masalah sebagai hasil penemuan konsep para siswa. Hasil temuan
tersebut dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran melalui kelompok yang di dalamnya terdapat interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru
atau antara siswa dengan lingkungannya. Interaksi sosial antar siswa diiwujudkan melalui tahap mendiskusikan pemecahan masalah secara berkelompok maupun
klasikal. Dengan demikian tampak bahwa proses Pembelajaran Matematika Realistik sejalan dengan teori Vygotsky yang memberi tekanan pada pentingknya
interaksi sosial dalam perkembangan intelektual anak.
25
2.1.7.3 Teori Jerome Bruner