10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian tentang teori-teori yang akan dijadikan dasar untuk melakukan penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kerangka
teori pada penelitian ini berisi tentang pengertian belajar, aktivitas belajar, hasil belajar, karakteristik siswa SD, performansi guru, matematika SD, teori belajar
matematika, pembelajaran matematika realistik dan materi Sifat-sifat Bangun Datar di Kelas V Semester 2.
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Slameto 2010: 2, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudijono 2009: 9, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Menurut Hamalik 2008: 36, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan perilaku.
11 Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak
yang tadinya tidak terampil menjadi terampil Siddiq, Isniatun, dan Sungkono 2008: 1-3. Menurut Gagne dan Berliner dalam Anni dkk 2006: 2, belajar adalah
suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan berpikir dan merasakan sehingga terjadi perubahan
tingkah laku sebagai akibat interaksi lingkungannya.
2.1.2 Aktivitas Belajar
Menurut Slameto 2008: 36 dalam proses belajar mengajar, guru perlu memunculkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan
pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang
berbeda, seperti siswa akan bertanya, mangajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Siswa merupakan organisme yang hidup, dalam dirinya terkandung
potensi yang sedang berkembang. Potensi siswa dapat dikembangkan oleh guru dengan cara menciptakan aktivitas belajar yang dapat memotivasi siswa untuk
belajar aktif. Menurut Hamalik 2008: 90, pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekarja.
Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut,
12 sistem pembelajaran saat ini sangat menekankan pada aktivitas dalam proses
belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Aktivitas dapat diterapkan dalam semua kegiatan tatap muka dalam kelas
yang terstruktur, baik dalam bentuk komunikasi langsung, kegiatan kelompok dan kegiatan kelompok kecil. Jenis-jenis aktivitas menurut Dierich dalam Hamalik
2008: 90, membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut: 1
Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau
bermain. 2
Kegiatan-kegiatan lisan oral: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. 3
Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. 4
Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman,
mengerjakan tes, mengisi angket. 5
Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.
6 Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan simulasi, menari, berkebun.
13 7
Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan,
membuat keputusan. 8
Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua
kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih. Berdasarkan pengertian aktivitas belajar yang telah dikemukakan di atas
dan disesuaikan dengan karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik, maka aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi 1 keaktifan
bertanya kepada guru, 2 kerjasama siswa berkelompok dalam membuat atau mengembangkan model-model pemecahan masalah yang diajukan, 3 keberanian
siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya, 4 keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan atau pendapat, dan 5 ketekunan siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
2.1.3 Hasil Belajar