33 matematika yang berobjek abstrak. Dengan masalah kontekstual yang diberikan
pada awal pembelajaran seperti tersebut di atas, dimungkinkan banyakberaneka ragam cara yang digunakan atau ditemukan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Dengan demikian, siswa mulai dibiasakan untuk bebas berpikir dan berani berpendapat, karena cara yang digunakan siswa satu dengan yang lain berbeda
atau bahkan berbeda dengan pemikiran guru tetapi cara itu benar dan hasilnya juga benar. Dengan memperhatikan fenomena didaktik yang ada didalam kelas,
maka akan terbentuk proses pembelajaran matematika yang tidak lagi berorientasi pada guru, tetapi diubah atau beralih kepada pembelajaran matematika yang
berorientasi pada siswa atau bahkan berorientasi pada masalah. 2.1.8.3.3
Self-delevoped Models atau model dibangun sendiri oleh siswa Pada waktu siswa mengerjakan masalah kontekstual, siswa
mengembangkan suatu model. Model ini diharapkan dibangun sendiri oleh siswa, baik dalam proses matematisasi horizontal ataupun vertikal. Kebebasan yang
diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara mandiri atau kelompok, dengan sendirinya akan memungkinkan munculnya berbagai model
pemecahan masalah buatan siswa. Dalam pembelajaran matematika realistik diharapkan terjadi urutan ”situasi nyata”
→ ”model dari situasi itu” → ”model ke arah formal”
→ ”pengetahuan formal”.
2.1.8.4 Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik PMR
Treffers dalam Wijaya 2012: 21 merumuskan lima karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik:
34 2.1.8.4.1
Penggunaan Konteks Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain
selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk
melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa tidak hanya bertujuan untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang diberikan,
tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan. Manfaat lain dari penggunaan konteks di awal
pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan keterkaitan siswa dalam belajar matematika.
2.1.8.4.2 Penggunaan Model untuk Matematisasi Progresif
Dalam Pembelajaran Matematika Realistik, model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan model berfungsi sebagai
jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju pengetahuan matematika tingkat formal.
2.1.8.4.3 Pemanfaatan Hasil Konstruksi Siswa
Mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap dipakai tetapi sebagai suatu konsep
yang dibangun oleh siswa maka dalam Pembelajaran Matematika Realistik siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan maslah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja
35 dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan
konsep matematika. Karakteristik ke tiga dari Pembelajaran Matematika Realistik ini tidak
hanya bermanfaat dalam membantu siswa memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.
2.1.8.4.4 Interaktivitas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa akan
menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran matematika
bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa. 2.1.8.4.5
Keterkaitan Konsep-konsep dalam matematika tidak besifat parsial, namun banyak
konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu
sama lain. Pembelajaran Matematika Realistik menempatkan keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran.
2.1.8.5 Konsepsi Pembelajaran Matematika Realistik