1.5.7 Model Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di awal
pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab. Dalam penelitian ini guru menyampaikan materi segi empat kepada siswa dengan
menggunakan alat peraga.
1.5.8 Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan belajar individual
tercapai apabila siswa mendapat nilai hasil tes kemampuan komunikasi matematika lebih dari atau sama dengan 70. Ketuntasan belajar klasikal tercapai
apabila lebih dari atau sama dengan 75 hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Skripsi dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir yang masing-masing diuraikan sebagai berikut.
1.6.1 Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan daftar lampiran.
1.6.2 Bagian Pokok
Bagian pokok terdiri dari 5 bab, yaitu
BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.
BAB II Tinjauan pustaka yang meliputi landasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis.
BAB III Metode Penelitian yang meliputi metode penentuan subjek penelitian, variable penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan analisis
data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi hasil analisis data dan
pembahasan untuk menjawab rumusan masalah serta menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.
BAB V Penutup yang meliputi simpulan dan saran dari peneliti.
1.6.3 Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Belajar
Menurut Dimiyati Mudjiono 2006: 7, belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
peserta didik sendiri dan dia lah sebagai penentu apakah terjadi proses belajar atau tidak. Oleh karena itu, dalam proses belajar peserta didik sangat dianjurkan untuk
berperan aktif agar proses belajar dapat terjadi. Menurut Gagne dan Berliner, sebagaimana dikutip oleh Anni 2009:82, belajar
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan perilaku tersebut merupakan hasil interaksi berbagai macam
unsur-unsur dalam belajar. Dalam hal ini, belajar dipandang sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat berbagai macam unsur, antara lain:
1 pembelajar, yaitu peserta didik, warga belajar, atau siswa; 2 rangsangan stimulus indera pembelajar, dapat berupa warna atau suara, dimana
pembelajar harus fokus pada stimulus tertentu agar dapat belajar dengan optimal; 3 memori pembelajar, yakni berisi berbagai kemampuan seperti pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori; 4 respon, yaitu tindakan dari aktualisasi memori Anni, 2009:84-85.