Diagonal-diagonalnya saling membagi sama panjang KERANGKA BERPIKIR

b  BAD +  ADC = 180 o  ADC +  BCD = 180 o

d. Diagonal-diagonalnya saling membagi sama panjang

= = = e. Diagonal jajargenjang membagi daerah jajargenjang menjadi dua bagian sama besar ∆ = ∆ dan ∆ = ∆ Wintarti, 2008: 268. 3 Keliling dan Luas Jika AB , BC, CD, dan DA merupakan panjang sisi jajar genjang, a menyatakan panjang alas dan t adalah tinggi jajar genjang. Jika keliling jajar genjang disimbolkan dengan K, maka: = + + + = + + + = + Gambar 2.9 Jajar genjang ABCD dengan panjang alas a dan tinggi t A B D C t alas a Jika L menyatakan luas jajar genjang, maka: = � � ����� = � Wintarti, 2008: 268.

2.1.11.4 Peta Konsep segi empat

Peta konsep segi empat dapat digambarkan sebagai berikut. Segiempat Beraturan Sembarang Layang-layang Jajargenjang Trapesium Belah ketupat Persegi panjang Trapesium sama kaki Persegi Trapesium siku- siku Trapesium sembarang

2.2 KERANGKA BERPIKIR

Perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas proses pembelajaran di sekolah. Matematika di sekolah masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit. Citra tentang sulitnya matematika mempengaruhi pembelajaran matematika di sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP menekankan keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Perlu ada perubahan dalam pengajaran matematika, siswa diberikan kesempatan untuk menggali semua potensi yang dimiliki. Pengajaran yang tadinya berpusat pada guru harus diubah menjadi pengajaran yang berpusat pada siswa. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 24 Semarang, untuk pembelajaran matematika pada materi geometri tentang segi empat masih menggunakan pembelajaran ekspositori dengan bantuan alat peraga. Pembelajaran dimulai dengan ceramah, tanya jawab, dan latihan soal. Hal ini mengakibatkan siswa kurang mendapatkan ruang untuk mengembangkan ide yang mereka miliki. Berdasarkan laporan daya serap ujian nasional tahun 20112012 untuk penguasaan materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar SMP Negeri 24 Semarang hanya 26,70, untuk tingkat kota atau kabupaten 26,06, tingkat propinsi 29,91 dan tingkat nasional 31,04. Untuk itu perlu ada strategi untuk memecahkan masalah tersebut. Prinsip utama pembelajaran menurut Piaget adalah belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan belajar lewat pengalaman sendiri. Konstruktivisme merupakan pembelajaran di mana pengajarannya berpusat pada siswa. Dalam kegiatan pembelajarannya siswa terlibat secara aktif. Siswa membangun pengetahuannya sedikit demi sedikit melalui sebuah proses mengenai materi segi empat. Penerapan model pembelajaran konstruktivisme yang mengutamakan peran aktif siswa saat menemukan konsep-konsep dasar pada materi segi empat akan lebih mudah diingat oleh siswa. Dengan penguasaan konsep dasar yang sangat matang maka akan jauh lebih mudah bagi siswa untuk menyelesaikan soal kemampuan komunikasi matematika. Penerapan model pembelajaran konstruktivisme yang diikuti dengan kegiatan diskusi akan menjadikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu pada penelitian ini model pembelajaran konstruktivisme dipadukan dengan kegiatan diskusi kelompok. Di mana kegiatan diskusi kelompok tersebut dilaksanakan dengan setting tutor sebaya. Berdasarkan teori belajar Vygotsky pengetahuan tidak diperoleh secara sendiri melainkan mendapatkan bantuan dari lingkungannya. Siswa dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan melalui bimbingan dari teman sebaya. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, dan malu bertanya ataupun meminta bantuan. Penerapan model pembelajaran konstruktivisme dalam setting tutor sebaya akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan memudahkan siswa memahami materi segi empat. Dalam pembelajaran konstruktivisme yang dipadukan dengan setting tutor sebaya, media pembelajaran yang digunakan juga akan mempengaruhi siswa dalam menemukan konsep-konsep dasar pada materi segi empat. Salah satu media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran konstruktivisme adalah alat peraga dan Lembar Kegiatan Siswa LKS. Penggunaan alat peraga dan Lembar Kegiatan Siswa LKS secara benar dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk aktif dalam menemukan sendiri konsep-konsep dasar pada materi segi empat dengan bimbingan seorang ahli yaitu tutor sebaya. Dengan pembelajaran konstruktivisme dalam setting tutor sebaya berbantuan alat peraga dan Lembar Kegiatan Siswa LKS siswa tidak lagi pasif. Siswa secara aktif dalam kegiatan diskusi menemukan sendiri konsep-konsep dasar segi empat dengan bantuan tutor sebaya dalam kelompoknya. Hal inilah yang tidak ditemui di dalam pembelajaran ekspositori. Dengan pembelajaran konstruktivisme dalam setting tutor sebaya, pemahaman yang diperoleh diharapkan akan bertahan lebih lama di dalam memori siswa. Sehingga hasil belajar siswa akan lebih maksimal. Dari beberapa teori-teori dan alasan di atas, dapat diduga kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontruktivisme dalam setting tutor sebaya berbantuan alat peraga dan LKS lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran ekspositori berbantuan alat peraga. Berikut adalah bagan dari kerangka berfikir yang sudah diuraiakan di atas. TesKuis Kemampuan Komunikasi Matematika Kemampuan komunikasi matematika siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konstruktivisme dalam setting tutor sebaya berbantuan alat peraga dan LKS lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran ekspositori berbantuan alat peraga. Pembelajaran Konstruktivisme dalam setting tutor sebaya berbantuan alat peraga dan LKS Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme dalam setting tutor sebaya, guru membangkitkan minat siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi segi empat yang meliputi persegi panjang, persegi dan jajrgenjang dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa bergabung dengan kelompoknya untuk menemukan rumus keliling dan luas persegi panjang, persegi dan jajargenjang. Setelah itu siswa menjelaskan tentang fakta, konsep, dan rumus keliling persegi panjang, persegi, jajargenjang serta luas persegi panjang, persegi dan jajargenjang sehingga terjadi diskusi antarsiswa. Di dalam setiap kelompok terdapat tutor sebaya yang akan membantu belajar siswa lainnya. Siswa kemudian diberikan kuistes individual. Hasil dari kuistes tersebut digunakan untuk menentukan skor individu dan kelompok. Dalam penelitian ini alat peraga dan LKS digunakan sebagai alat bantu siswa untuk menemukan fakta, konsep, dan rumus keliling dan luas persegi panjang, persegi dan jajargenjang. Ekspositori berbantuan alat peraga Dalam pembelajaran ini, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru teacher centered. Guru menjelaskan secara langsung tentang fakta dan konsep segi empat persegi panjang, persegi dan jajargenjang dengan bantuan alat peraga dan siswa menghafal apa yang disampaikan oleh guru. Model Pembelajaran Matematika Materi Pokok Keliling dan Luas Segi empat Persegi panjang, Persegi dan Jajargenjang

2.3 HIPOTESIS

Dokumen yang terkait

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empat

0 7 127

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATERI POKOK SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 PEMALANG.

0 0 297

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM SETTING PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 7EPADA MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATISSISWA SMP KELAS VII.

2 8 330

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Segi Empat Siswa Kelas VII SMPM 6 Pule tahun pelajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Segi Empat Siswa Kelas VII SMPM 6 Pule tahun pelajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Segi Empat Siswa Kelas VII SMPM 6 Pule tahun pelajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Segi Empat Siswa Kelas VII SMPM 6 Pule tahun pelajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Segi Empat Siswa Kelas VII SMPM 6 Pule tahun pelajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Segi Empat Siswa Kelas VII SMPM 6 Pule tahun pelajaran 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung abstrak n motto

0 0 1

PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SETTING KOOPERATIF B AB I PENDAHULUAN - PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SETTING KOOPERATIF (sahara)

0 0 11