55
Di dalam proses trianggulasi, informasi-informasi yang diperoleh dari data dan metode yang berbeda dibandingkan satu sama lain sebagai upaya konfirmasi.
Data yang diperoleh dinyatakan valid atau terpercaya ketika hasil konfirmasi dari data yang berbeda dan melalui metode yang beragam menunjukkan keterangan
yang sama.
3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Metode deskriptif
Menurut Nazir 2005: 59, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa mendatang. Tujuan dari penelitian ini ialah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mendefinisikan visi, misi serta tujuan PRIMKOPTI Semarang Barat dan mengidentifikasi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari PRIMKOPTI Semarang Barat sehingga dapat menggambarkan kondisi riil PRIMKOPTI Semarang Barat.
3.7.2. Matriks evaluasi faktor internal IFE matriks
Tahap ekstraksi lainnya setelah menjalankan audit manajemen strategis adalah membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal Internal Factor Evaluation –
IFE Matrix yang digunakan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi Manajemen, Pemasaran, Keuangan, Operasional Penelitian dan
Pengembangan, dan Sistem Informasi Manajemen. Alat formulasi strategi ini
56
mengevaluasi dan meringkas kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis. Matriks IFE dikembangkan dalam empat tahap, yaitu :
1 Tulis daftar faktor internal yang diidentifikasikan dalam proses audit internal
yang mencakup kekuatan dan kelemahan. Buatlah sespesifik mungkin menggunakan presentase, rasio, dan nilai komparatif jika memungkinkan.
2 Berikan bobot masing-masing. Pemberian bobot ini berdasarkan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis unit yang dianalisis dalam suatu daerah tertentu. Jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan satu.
Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor eksternal kepada stakeholder dengan menggunakan metode paired comparison
Kinnear, 1991 dalam Erwin, 2008: 43. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot di setiap faktor-faktor internal. Skala
yang digunakan adalah : 1
= Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertical 2
= Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertical 3
= Jika indikator horizontal lebih penting dar ipada indikator vertical Tabel 3.2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal
A B C D ….. Total Bobot
A
Xi
B C
D ……
Total
1,00
Sumber : Kinnear 1991 dalam Erwin 2008: 43
57
Menurut Kinnear 1991 dalam Erwin 2008: 44, bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai
keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
Dimana, αi = bobot variabel ke-i
n = jumlah data Xi = nilai var iabel x ke- i
i = 1,2,3,...,n
3 Penentuan rating oleh para pakar dilakukan terhadap variabel-variabel. Dalam
mengukur masing-masing variabel terhadap kondisi wilayah digunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis. Oleh karena itu, setiap
pakar Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3.3. Skala nilai rating untuk matriks IFE adalah :
a Peringkat = 1, jika faktor strategis tersebut menjadi kelemahan utama
b Peringkat = 2, jika faktor strategis tersebut menjadi kelemahan Minor
c Peringkat = 3, jika faktor strategis tersebut menjadi kekuatan minor
d Peringkat = 4, jika faktor strategis tersebut menjadi kekuatan utama
Setiap pakar memiliki pengaruh yang berbeda terhadap keputusan yang diambil di dalam suatu organisasi. Pakar PRIMKOPTI Semarang Barat terdiri
dari tiga orang yaitu ketua Pengurus PRIMKOPTI Semarang Barat yang memiliki kekuatan paling besar terhadap keputusan yang diambil oleh
PRIMKOPTI, ketua Badan Pengawas PRIMKOPTI Semarang Barat yang bertugas mengawasi hasil keputusan Badan Pengurus dan Kepala Seksi
Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang yang berasal dari pihak
58
eksternal. Oleh karena itu, Ketua Pengurus PRIMKOPTI Semarang Barat memiliki bobot kekuatan pengambilan keputusan yang terbesar yaitu 0,5;
sedangkan Ketua Badan Pengawas sebesar 0,3; dan Kepala Seksi Koperasi Dinas Koperasi UMKM Kota Semarang sebesar 0,2. Masing-masing bobot
kekuatan pengambilan keputusan dikalikan dengan rating atau peringkat masing-masing pakar berdasarkan hasil pengisian kuisioner.
Tabel 3.3. Matriks Internal Factor Evaluation
Faktor Internal Kunci Bobot
Peringkat Nilai Tertimbang
Kekuatan 1………….
2…………. 3………….
Kelemahan 1…………..
2………….. 3…………..
Total
4 Hasil dari pembobotan tahap 2 dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor
akan didapatkan nilai tertimbang.
3.7.3. Matriks evaluasi faktor eksternal EFE matriks