66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum PRIMKOPTI Semarang Barat
Di Kota Semarang pengrajin tempe dan tahu sangat banyak dan tersebar di seluruh pelosok kota. Namun, kesulitan mereka pada saat itu ialah mereka harus
membeli bahan baku kacang kedelai dari toko di pasar bebas dengan harga yang tidak terkendali. Oleh karena itu, muncullah kepedulian dari beberapa tokoh
masyarakat yakni Abdul Hanan, Djadjang Murdjana, Suryana Hanapi, Ezrim Jamil, BA serta Agung Soetrisno untuk mencetuskan gagasan membentuk suatu
wadah untuk menghimpun dan membina para pengrajin tempe dan tahu. Akhirnya pada tanggal 18 Mei 1979 didirikanlah wadah yang diberi nama
Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia KOPTI
di Jalan Madukoro III195 Semarang, Kecamatan Semarang Barat
dan disahkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Koperasi Provinsi Jawa Tengah No 103KepDK. 10VII-
1979 pada tanggal 12 Juli 1979 terdaftar sebagai Badan Hukum dalam buku Daftar umum dengan Nomor 6926BH.103 tanggal 12 Juli 1979. Sejak itulah
resmi berdiri PRIMKOPTI Semarang Barat yang tujuan utamanya ialah untuk menyediakan wadah untuk menghimpun, membina usaha dan kesejahteraan para
pengrajin tempe tahu beserta keluarganya. PRIMKOPTI pun sempat berganti status yang semula bernaung di bawah
PUSKOPTI Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia menjadi bagian dari divisi khusus PUSKUD Pusat Koperasi Unit Desa Propinsi Jawa Tengah
67
dan kemudian diubah lagi menjadi Biro Khusus KOPTI pada tahun 1994. Pada tanggal 1 Juli 1996, PRIMKOPTI Semarang Barat resmi menjadi Badan Hukum
dengan Surat Keputusan No 6926 BHPADKWK.10VII1996
yang berkantor di Jl.Indraprasta No.117 Semarang
. Pada awalnya PRIMKOPTI kurang mendapat perhatian dari pengusaha
tempe tahu karena masih dianggap kurang mampu memberikan manfaat bagi mereka. Akan tetapi, setelah Badan Urusan Logistik BULOG menyalurkan
alokasi kedelai impor ke PRIMKOPTI, barulah para pengusaha tempe tahu menjadi tertarik dan mulai mendaftarkan diri menjadi anggota. Melalui BULOG,
pemerintah menetapkan beberapa kebijakan menyangkut impor kedelai seperti stabilitas harga, distribusi dan penimbunan komoditi pangan utama. PRIMKOPTI
menjadi sangat terbantu atas keberadaan BULOG tersebut. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 191998, BULOG tidak lagi menangani impor kedelai.
Sejak itu KOPTI diseluruh Indonesia termasuk PRIMKOPTI Semarang Barat memasuki pasar bebas. Pasokan kedelai mulai diimpor melalui asosiasi importir
kedelai yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha besar.
a. Visi dan Misi PRIMKOPTI Semarang Barat