113
4.2.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal
Hasil analisis lingkungan eksternal adalah lima peluang yang dapat dimanfaatkan dan enam ancaman yang harus diatasi oleh PRIMKOPTI Semarang
Barat. Sejumlah peluang dan ancaman tersebut diperoleh dari hasil analisis terhadap faktor ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, teknologi, persaingan perusahaan sejenis, pesaing baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, serta
ancaman produk pengganti. Beberapa peluang PRIMKOPTI Semarang Barat, antara lain:
1 Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah semakin meningkat.
PRIMKOPTI Semarang Barat memperoleh pasokan dari beberapa wilayah di Jawa Tengah. Target pelanggan PRIMKOPTI pun berasal dari
Kota Semarang yang merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah. Dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi maka iklim usaha di Jawa Tengah
akan semakin baik. 2
Peningkatan konsumsi kedelai nasional. Konsumsi kedelai setiap tahunnya terus mengalami peningkatan
sehingga peningkatan konsumsi ini diharapkan akan terus berlanjut dan berbanding lurus dengan peningkatan permintaan pelanggan PRIMKOPTI
Semarang Barat. 3
Pembinaan dan pelatihan koperasi dan UKM oleh pemerintah. Berbagai pelatihan serta pembinaan yang dilakukan melalui Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Semarang menjadi kesempatan bagi PRIMKOPTI
114
Semarang Barat untuk mengembangkan sumber daya manusianya. Kemudian dapat diguanakan untuk mendukung keberhasilan usaha dari PRIMKOPTI
Semarang Barat. 4
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang dapat
menipiskan jarak di dalam dunia bisnis. Informasi keadaan pasar dan perekonomian dapat lebih mudah diketahui melalui internet. Berbagai alat
komunikasi yang ada juga dapat menjadi sarana promosi bagi setiap pelaku usaha, termasuk PRIMKOPTI Semarang Barat.
5 Pembeli utama yang memiliki identitas ganda dapat mendorong untuk
membesarkan usaha koperasi. PRIMKOPTI Semarang Barat tidak dapat mengendalikan keinginan
pembeli, mereka bebas untuk membeli kedelai dimana saja, termasuk kepada pesaing. Target pembeli kedelai PRIMKOPTI Semarang Barat ialah para
pengrajin tempe dan tahu di Kota Semarang, terutama anggotanya sendiri. Identitas ganda yang dimiliki anggota koperasi anggota sebagai pelanggan
sekaligus pemilik sesuai dengan UU Perkoerasian No. 25 Tahun 1992 Pasal 17 1 tentang Keanggotan, merupakan peluang tersendiri bagi PRIMKOPTI
karena dapat mendorong pembeli utama untuk membesarkan usaha miliknya sendiri yaitu usaha PRIMKOPTI Semarang Barat.
Beberapa ancaman yang dimiliki oleh PRIMKOPTI Semarang Barat antara lain:
115
1 Impor kedelai nasional semakin meningkat.
Ketergantungan terhadap kedelai impor mengakibatkan harga kedelai nasional semakin dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar. Saat ini
PRIMKOPTI Semarang Barat menyalurkan kedelai impor tersebut sehingga harus menghadapi fluktuasi harga sesuai nilai tukar.
2 Harga kedelai berfluktuasi.
Selain disebabkan oleh nilai tukar yang berfluktuasi, ketidakstabilan harga kedelai disebabkan juga oleh fluktuasi harga kedelai di pasar dunia.
Harga yang berfluktuasi tersebut menyebabkan PRIMKOPTI Semarang Barat harus selalu waspada terhadap pergerakan harga kedelai, termasuk persediaan
kedelai di gudang. PRIMKOPTI akan mengalami kerugian jika harus menjual kedelai yang sebelumnya dibeli pada harga yang lebih tinggi.
3 Penyimpangan paradigma masyarakat Indonesia terhadap koperasi.
Pandangan masyarakat Indonesia yang salah terhadap koperasi mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat. Di tengah situasi seperti ini,
PRIMKOPTI Semarang Barat pun mengalami kesulitan dalam meningkatkan jumlah anggota pengrajin tempe dan tahu di Kota Semarang.
4 Persaingan harga di pasar kedelai.
Para pesaing melakukan strategi harga melalui berbagai cara untuk menarik konsumen. PRIMKOPTI Semarang Barat yang pada dasarnya
memiliki biaya tinggi dalam menjalankan usahanya, belum mampu mengimbangi harga yang diberikan oleh pesaing tersebut.
116
5 Tidak ada hambatan masuk untuk pesaing baru.
Persaingan yang dihadapi PRIMKOPTI Semarang Barat semakin ketat karena siapa saja bisa memasuki pasar distribusi kedelai ini. Pedagang-
pedagang pasar yang baru memulai usahanya dapat juga menyalurkan kedelai kepada pelanggan PRIMKOPTI Semarang Barat.
6 Importir kedelai memiliki kekuatan tawar menawar yang sangat kuat.
Impor kedelai yang masuk ke dalam negeri ditangani oleh asosiasi importir kedelai yang merupakan gabungan dari beberapa pengusaha besar.
Pengusaha-pengusaha tersebut sudah memiliki wilayah pemasarannya sendiri di Indonesia sehingga persaingan di antara mereka tidak terlalu besar. Asosiasi
tersebut menentukan jumlah pasokan kedelai yang masuk ke Indonesia sehingga secara tidak langsung, harga dapat diatur oleh mereka.
Peluang dan ancaman tersebut secara ringkas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal PRIMKOPTI Semarang Barat
Indikator Peluang Ancaman
Ekonomi 1. Laju pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah semakin meningkat
1. Impor kedelai semakin meningkat produksi
dalam negeri cenderung menurun
2. Harga kedelai berfluktuasi
Sosial, budaya, demografi,
lingkungan 2.
Peningkatan konsumsi kedelai Nasional
3. Penyimpangan paradigm masyarakat Indonesia
terhadap koperasi Politik,
pemerintah, hukum
3. Pembinaan dan pelatihan
koperasi UKM oleh pemerintah
_ Teknologi 4.
Berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi _
117
Persaingan perusahaan
sejenis _
4. Persaingan harga di pasar kedelai
Pesaing baru _
5. Tidak ada hambatan masuk untuk pesaing baru
Kekuatan tawar menawar
pemasok _
6. Importir kedelai memiliki kekuatan tawar menawar
yang sangat kuat Kekuatan tawar
menawar pembeli
5. Pembeli utama yang
memiliki identitas ganda dapat mendorong untuk
membesarkan usaha koperasi.
_
Sumber : Data Primer
4.2.3. Analisis Matriks IFE Internal Factor Evaluation