20 penurunan ukuran pecah akibat adanya aliran turbulensi saat proses
pemisahan. Adapun peralatan tersebut adalah:
Sand trap
Desander
Desilter
Mud cleaner mud conditioner
Centrifuge
Cutting Dryer
Cooling Tower
2.6 DAMPAK BURUK DARI DRILL SOLID PADA SIFAT LUMPUR.
Menaikkan Density lumpur
Menaikkan Viscosity
Menambah Filtrate lost dan tebal dari Mud Cake
Menaikkan Solid Content
Meningkat biaya lumpur
Karena waterloss besar, mud cake jadi tebal, sehingga lebih tinggi resiko terjadi Differential Sticking, resiko swab effect, well kick dan
dinding lubang borrutuh
Torsi dan sangkutan meningkat
Erosi dipermukaan peralatan meningkat
Menurunkan Usia Bit
Meningkat resiko Lost Circulation
21
Menurunkan ROP
Menigkatkan resiko Formation Damage
Cement Job jelek
Meningkatan problem dampak lingkungan Peralatan Pengendali Solid Dengan Mechanical Separation
Gumbo Chain Gumbo adalah hydrated clays dalan ukuran besar
Shale shaker
Sand trap settlement
Degasser
Desander
Desilter dan mud cleaner
Centrifuge
22 Kerjakan Soal – soal berikut ini
1. Tuliskan rumus tekanan hidrostatik
2. Salah satu fungsi lumpur adalah menahan tekanan formasi ,
bagaimanakah jika fungsi tersebut gagal dijalankan ?
3. Sebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi cutting transport
4. Lumpur harus memiliki sifat mengapungkan material, Jelaskan
5. Bagaimana untuk meminimalkan loss sirkulasi ?
23
BAB III TYPE-TYPE LUMPUR PEMBORAN.
Pada mulanya orang hanya menggunakan air saja untuk mengangkat serpih pemboran. Lalu dengan berkembangnya teknologi pemboran,
lumpur mulai digunakan. Untuk memperbaiki sifat-sifat lumpur, zat-zat kimia ditambahkan dan akhirnya digunakan pula udara dan gas untuk
pemboran.
Sesuai dengan lithologi dan stratigrafi yang berbeda-beda untuk setiap lapangan, serta tujuan pemboran yang berbeda-beda eksplorasi,
pengembangan,kerja ulang kita mengenal typesistem lumpur yang berbeda-beda pulaseperti:
1. Sistem Lumpur Tak Terdispersi Non Dispersed. Termasuk diantaranya lumpur tajak untuk permukaan dan sumur
dangkal dengan treatment yang sangat terbatas.
2. Sistem Lumpur Terdispersi untuk sumur yang lebih dalam yang membutuhkan berat jenis yang lebih tinggi atau kondisi lubang
yang problematis. Lumpur perlu didispersikan menggunakan dispersant seperti senyawa Lignosulfonat, Lignite serta Tannin
3. Lime Mud Calcium Treated Mud, sistem Lumpur yang mengandalkan ion-ion Calcium untuk melindungi lapisan formasi
shale yang mudah runtuh karena menyerap air.
4. Sistem Lumpur Air Garam yang mengandalkan larutan garam NaCl, KCl untuk mengurangi pembasahan formasi oleh air.
5. Sistem Lumpur Polymer yang mengandalkan polymer-polymer seperti Poly Acrylate, Xanthan Gum, Cellulosa untuk melindungi
formasi dan mencegah terlarutnya cuttings kedalam lumpur bor. Sistem ini dapat ditingkatkan kemampuannya dengan
24 menambahkan garam KCl atau NaCl, sehingga sistem ini disebut
Salt Polymer System.
6. Oil Base Mud. Untuk mengebor lapisan formasi yang sangat peka terhadap air, digunakan sistem lumpur yang menggunakan minyak
sebagai medium pelarut. Bahan-bahan kimia yang dipakai haruslah dapat larut atau kompatibel dengan minyak, berbeda dengan
bahan kimia yang larut dalam air. Sistem Lumpur ini Sistem Lumpur ini sangat handal melindungi desintefrasi formasi, tahan
suhu tinggi, akan tetapi kecuali mahal juga kurang ramah lingkungan mencemari
7. Sistem Lumpur Synthetis menggunakan fluida sintetis dar jenis ester, ether, dan poly alha olefin, untuk menggantikan minyak
sebagai medium pelarut. Lumpur ini sekualitas dengan Oil Based Mud, ramah lingkungan, akan tetapi dianggap terlalu mahal.
Komposisi Lumpur Pemboran Secara umum lumpur pemboran mempunyai empat komponen atau fasa :
Fasa Cairan : minyak atau air Padatan reaktf solid padatan yang bereaksi dengan air
membentuk koloid Padatan inert solid zat padat yang tidak bereaksidan
Zat additif : Bahan-bahan kimia
3.1 Fasa Cairan Lumpur
Ini dapat berupa minyak atau air, air juga dapat dibagi dua, air tawar dan air asin. Sekitar 75 lumpur pemboran menggunakan air. Sedang
pada air asin dapat dibagi lagi menjadi air asin jenuh dan air asin tak jenuh. Istilah oil base digunakan bila minyaknya lebih dari 95.
25 3.1.1. Oil Base Mud dan Oil Emulsion Mud
Lumpur ini mengandung minyak sebagai fasa kontinyunya. Komposisinya diatur agar kadar airnya rendah 3 – 5. Lumpur ini tidak
sensitif terhadap kontaminant. Tetapi airnya adalah kontaminan karena memberi efek negatif bagi kestabilan lumpur ini. Untuk mengontrol
viscositas, menaikkan gel strength, mengurangi efek kontaminasi air dan mengurangi filtrat loss perlu ditambahkan zat-zat kimia.
Manfaat oil base mud didasarkan pada kenyataan bahwa filtratnya adalah minyak karena itu tidak akan menghidratkan shale atau clay yang sensitif
baik terhadap formasi biasa maupun formasi produktif jadi dapat digunakan sebagai completion mud. Manfaat lain adalah untuk
melepaskan drillpipe yang terjepit, mempermudah pemasangan casing dan liner.
Oil base mud ini harus ditempatkan pada tangki baja untuk menghindari kontainasi air, rig juga dipersiapkan agar tidak kotor dan bahaya api
berkurang.