66
BAB IV KARAKTERISTIK LUMPUR BOR DAN
PROSEDUR PENGUJIAN
4.1 KARAKTERISTIK LUMPUR BOR
Api mendefinisikan clay sebagai “material alam, berukuran sangat luas dan mengembang jika dalam kondisi basah”. Clay terbentuk dari hasil
pelapukan kimiawi batuan beku dan metamorf. Sumber pembentukan utama clay yang digunakan secara komersial adalah debu vulkanik.
Perlapisan debu yang terbentuk berselang seling dengan batuan sendimen, dan dapat ditambang, dengan mudah. Wyoming bentonite
yang sangat terkenal adalah merupakan lapisan debu hasil pelapukan batuan beku dan metamorf.
Karakteristik mineral clay adalah adanya struktur atom yang terbentuk perlapisan. Ada 3 jenis perlapisan atom clay yang menghasilkan
karakteristik khusus yaitu : a Perlapisan tetrahedral ; terbentuk dari sebuah lembaran berbentuk
seperti sarang lebah tetrahedral, dengan pusat atom silikon yang dikelilingi oleh empat atom oksigen. tetrahedal diikat satu sama lain
membentuk lembaran dengan cara membagi ketiga atom oksigen dengan tetrahedal sekelilingnya.
b Perlapisan oktahedral; lembaran-lembaran ini terdiri dari ikatan oktahedral, yang masing-masing membentuk oleh enam atom oksigen.
Ikatan tersebut dibentuk oleh –atom oksigen antara dua atau tiga oktahedral sekitarnya.
c Perlapisan yang dapat digantikan exchangeable layer ; perlapisan atom atau ikatan-ikatan molekul-molekul ini merupakan struktur lemah,
yang dapat digantikan dengan atom-atom atau molekul-molekul lainya. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap sifat fisik clay.
67 Komposisi lumpur bor dan sifat – sifat lumpur sangat berpengaruh
pada pemboran. Perencanaan casing, drilling rate dan completion dipengaruhi oleh lumpur bor yang digunakan saat itu. Misalnya pada
daerah dengan batuan lunak pengontrolan sifat lumpur sangat diperlukan, tetapi di daerah dengan batuan keras sifat – sifat ini tidak terlalu kritis
sehingga air biasapun kadang-kadang dapat digunakan. Dapat dikatakan bahwa sifat-sifat geologi suatu daerah menentukan pula jenis lumpur yang
akan digunakan.
Berbagai aditif sengaja ditambahkan kedalam lumpur untuk menghasilkan karakteristik properties tertentu yang diperlukan untuk
menjalankan fungsinya. Lumpur bor harus bersifat thixotropis yaitu bersifat encer cair bila diaduk atau dipompa dan bila adukan pompa berhenti
lumpur akan membentuk sifat seperti agar-agar gel. Sifat ini diperlukan kalau sirkulasi terhenti karena kerusakan pompa misalnya, cuttings tetap
tersangga tidak turun kedasar sumur dan menyebabkan pipa terjepit atau tergiling kembali Regrinding yang akan menjadi penggumpalan pada bit
bit balling. Karakteristik utama lumpur yang diperlukan untuk menjalankan fungsinya
adalah 4.1.1. Mud Weight berat jenis
Mud weight atau densitas akan memberikan tekanan hydostatis kepadalumpur yang diperlukan untuk mengimbangi tekanan formasi agar
tidak terjadi blow-out ataupun hilang sirkulasi. Karena lumpur bor juga berlaku sebagai penahan tekanan formasi, dan adanya density lumpur
yang terlalu besar akan menyebabkan hilang lumpur ke formasi, maka densitynya perlu disesuaikan dengan keadaan formasi – formasi yang
ada didaerah setempat. Maka dalam hal ini diperlukan density yang diatur sebaik-baiknya. Lumpur yang terlampau berat dapat menyebabkan
terjadinya loss circulation, sedangkan lumpur yang terlampau ringan dapat