55 dalam dalam menetralisir valensi tepi yang terputus. Ion-ion yang
ditambahkan adalah Calsium, besi, dan Chrome.
Lignosulfonate mempunyai stabilitas yang baik sampai temperatur 400
F. Lignosulfonate merupakan aditif yang berfungsi ganda, yaitu baik sebagai dispersant maupun fluid loss control agent.
Calsium Lignosulfonate adalah thinner yang efektif untuk lumpur lime. Ferrocrhome lignosulfonate, dengan berbagai jumlah besi dan
crhome, merupakan thinner yang efektif untuk tujuan umum karena adanya ion-ion metal berat.
Chrome lignasulfonate adalah bahan pengencer yang paling banyak digunakan, tetapi akan terdekomposisi pada temperatur 300
F 149
o
C. Bahan kimia ini mempunyai kemampuan untuk mendeflokulasi dan mendispersikan partikel-partikel clay, sehingga dapat menurunkan
viscositas, yield point dan water loss. Deflokulasi dicapai dengan cara menyambung chrome lignosulfonate pada tepi plat-plat clay yang
terputus. Hal ini akan menyebabkan turunya gaya tarik antar plat-plat dan mengakibatkan penurunan viscositas dan gel strength.
Kerugian dari penggunaan lignosulfonate adlah bahwa pada kondisi temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, lignosulfonate dapat
terdegradasi dan menghasilkan racun gas H
2
S.
3.3.3.3. Lignite
Lignite yang digunakan sebagai bahan pengencer berasal dari alam atau dari produk tambang. Produk lignin dapat diperoleh dari humic
acid extract, tetapi biasanya berbentuk kepingan lignite coal. Dalam pengkondisian lumpur, lignite digunakan dengan menambahkan NaOH
pada ratio 5 :1 sebagai pengencer, oil emulsifier, dan fluid loss reducer. Complexed lignite digunakan dengan modified lignosulfonate dapat
memperbaiki filtration control pada temperatur tinggi. Lignite dapat digunakan dalam water base mud pada temperatur sampai 400
F. Lignite merupakan thinner dan fluid loss control agent yang efektif.
Keuntungan dari penggunaan lignite sebagai aditif adalah :
56 Lignite stabil pada temperatur 400
F, dan bahkan dapat stabil pada temperatur sampai 4500F dengan menggunakan aditif-aditif khusus.
Lignites lignins berfungsi sebagai dispersant dengan memenuhi valensi tepi yang terputus dan sebagai fluid loss control loss control
agent karena struktur koloidalnya.
Walaupun lignins mempunyai pH asam, prosuk pre causticized dapat digunakan tanpa pH adjuster.
Sedangkan kerugianya adalah bahwa lignite tidak cocok untuk fluida
dengan kandungan garam yang tinggi karena lignite tidak larut dalam garam.
3.3.3.4. Tannate
Pada umumnya tannate yang digunakan untuk mengontrol lumpur adalah bahan ekstrak tumbuhan quebracho yang berasal dari kulit kayu
pohon quebracho C
14
H
10
O
9
diargentina. Tannate dalam kondisi basah dapat membengkak, dan dapat larut dalam air secara lambat, tetapi akan
mengahasilkan larutan yang asam, sehingga harus ditambahkan sodium hidroxide untuk menghasilkan larutan sodium tannate. Dalam 10 larutan
dengan 1 bagian sodium hidroxide dan 3 bagian quebracho mempunyai pH sebesar 10,5. quebracho adalah merupakan bahan pengencer yang
sangat efektif sampai temperatur 250
F jika kadar komtaminan garam dan calsium masing-masing tidak melebihi 10.000 ppm dan 240 ppm. Tannin
diekstrak dari kulit kayu pohon hemlock juga dapat digunakan sebagai bahan pengencer lumpur pemboran, dan dapat dilarutkan dalam air
dengan cara sama dengan menambahkan NaOH seperti quebracho.
Tannate merupakan bahan dengan fungsi ganda sebagai dispersant dan fluid loss control agent. Selain itu, tannate terutama
quebracho efektif untuk pengencer lumpur lime dan lumpur yang terkontaminasi semen.
3.3.3.5. Surfactant
57 Surfactant surface tension-reducing agent dapat berfungsi untuk
mengencerkan lumpur dan juga menurunkan water loss. Bahan ini juga dapat digunakan sebagai emulsifier lihat pada oilo-base mud.
3.3.3.6. Air
Air lama digunakan sebagai pengencer yang efektif pada lumpur pemboran. Efek pengencer diperoleh dengan mengurangi total
konsentrasi padatan lumpur pemboran. Karena penambahan drilled solid pada sistem lumpur sudah menjadi sifat
yang umum, maka diperlukan pencairan dengan air atau mengambil padatan-padatan tersebut secara mekanis.
Perlu dicatat bahwa air biasanya ditambahkan pada lumpur water base untuk menggantikan air yang hilang kedalam formasi. Jika air yang
hilang tersebut tidak digantikan dengan penambahan air, maka viscositas akan naik karena konsentrasi padatan bertambah dan treatment kimia
akan terbukti bahwa viscositas tidak dapat turun secara efectif dalam situasi ini.
3.3.4 Fluid Loss Control
Fluid loss control digunakan untuk menjaga integritas lubang, melindungi shale yang senitif terhadap air, dan meminimalkan hole
washout untuk mencapai casing cement job yang lebih baik. Selain itu,dengan meminimalkan fluid loss dalam formasi produktif akan dapat
mengurangi problem analisa log dan meminimalkan kerusakan formasi yang dapat menurunkan produksi.
Secara umum, filtrat loss dalam formasi permeabel adalah tergantung pada distribusi ukuran partikel dan kandungan koloid yang
relatif tinggi dalam range 60 kandungan padatan lumpur dalam ukuran diameter 0 – 1 mikron. Sebagai contoh dispersi lumpur pada suatu sumur
akan mempengaruhi filtrat loss lebih rendah karena konsentrasinya lebih besar dari ukuran partikel-partikel koloid dibanding dengan lumpur
kaolinite atau attapulgite clay. Akan tetapi clay tidak dapat digunakan