Bentonite Starch Pregelantized Fluid Loss Control

59

3.3.4.3. Sodium Carboxymethylcellulose -CMC

CMC paling terkenal dari CMC adalah harus menggunakan thinner untuk mengatasi pengaruh viscositas aditif.

3.3.4.4. X – C Polymer

Dihasilkan dari polysaccaride gum X-C polymer stabil terhadap kehadiran larutan garam. X-C polymer ini mempunyai sifat :  Membangun viscositas  Struktur gel  Viscositas rendah pada shear rate yang tinggi

3.3.4.5. Ben-Ex

Suatu rantai panjang polymer yang dirancang penggunaanya untuk low solid muds. Ben-Ex mengikat partikel clay bersama-sama pada shear rate rendah.

3.3.4.6. Lignins, Tannins, dan Lignosulfonates

Sementara memberikan sifat fluid loss control karena sifat kimia alamiahnya ukuran, dan dengan perananya sebagai dispersant untuk partikel-partikel koloid clay. Kemampuan pendispersian setiap aditif dibahas pada bagian terpisah. Produk-produk ini mempunyai stabilitas yang baik pada range temperature antara 350 F – 400 F. Formulasi khusus lignite akan menghasilkan stabilitas sampai temperatur 450 F. Lignins mempunyai struktur koloid yang membantu dalam mengontrol fluid loss. Aksi ganda sebagai fluid loss control dan pendispersian cenderung menyebabkan produk-produk ini cocok digunakan dalam banyak kasus. Kerugian dari lignins adalah rentan terhadap kontaminasi ion kalsium dan berikutnya terjadi flokulasi. Lignins cenderung menangkap ion 60 kalsium yang dapat mengurangi keefektifan lignite sebagai fluid loss agent. 3.3.4.7. Diesel Oil Telah sering digunakan untuk menurangi API filter loss lumpur pemboran. Akan tetapi, diesel oil ini telah terbukti bahwa meskipun prinsipnya dapat mengurangi water loss, tetapi pada temperatur dan tekanan tinggi water loss tidak terpengaruhi oleh minyak. 3.3.5. EMULSIFIER Emulsifier memungkinkan terjadinya dispersi mekanis dari dua macam fluida yang saling bercampur, membentuk fasa internal dan eksternal, dan secara kimiawi membentuk emulsi yang stabil. Emulsi adalah suatu sistem campuran dua fasa yang terdiri dari butiran minyak dalam air atau butiran air dalam minyak. Disekeliling cairan disebut sebagai fasa kontinyu. Jika fasa minyak dan air relatif murni, maka butiran-butiran tersebut akan bergabung dan membentuk lapisan pemisah pada saat pengadukan dihentikan. Jika ditambahkan emulsifyng agent, maka akan terdistribusi pada bidang kontak antara butiran dengan fasa kontinyu fasa cair. Tegangan permukaannya berkurang, sehingga butiran- butiran akan saling tolak-menolak satu denganh yang lain dan kondisinya tetap terdispersi. Emulsi yang terjadi dengan cara ini dapat dikelompokan sebagai minyak dalam air atau air dalam minyak, tergantung dari fasa kontinyunya. Sejumlah kecil minyak 5vol dapat dibuat emulsi dalam clay water mud tanpa bahan emulsifier yang mahal. Tetapi emulsi biasanya lebih stabil jika tegangan permukaan diturunkan dengan sedikit emulsifier. Lignite adalah merupakan emulsifier yang efektif dengan perbandingan 5 bagian lignite dan 1 bagian NaOH. Emulsifier yang berupa sabun soap- type emulsifier, baik nonionic atau anionic juga dapat digunakan untuk membuat oil-in-water emulsion. Water-in-oil emulsifier adalah merupakan