Permasalahan Kawasan Konservasi Laut

32

2.4 Permasalahan Kawasan Konservasi Laut

Meningkatnya kebutuhan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir bagi berbagai peruntukan seperti pemukiman, perikanan, pelabuhan, maka tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau- pulau kecil semakin meningkat pula. Meningkatnya tekanan ini dapat mengancam keberadaan dan kelangsungan ekosistem dan sumberdaya yang ada, baik secara langsung misalnya, kegiatan konversi lahan maupun tidak langsung misalnya, pencemaran oleh limbah yang berasal dari berbagai kegiatan pembangunan. Menurut Budiharsono, et al 2003 beberapa permasalahan yang menjadi kendala bagi pengembangan konservasi laut di Indonesia , antara lain: 1 Tumpang tindih pemanfaatan ruang dan benturan kepentingan antara berbagai pihak khususnya yang menyangkut pemanfaatan kawasan dan potensinya. 2 Kurangnya aspirasi dan pengakuan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar kawasan sebagai akibat kurang dilibatkannya masyarakat dalam proses penetapan kawasan konservasi laut. Pengelolaan yang dilakukan juga masih bersifat top-down, sehingga kurang ada unsur motivasi yang dapat mendorong partisipasi masyarakat. 3 Meningkatnya gangguan keamanan terhadap fisik kawasan, antara lain berupa penangkapan ikan dengan bahan peledak dan potassium cyanida, penambangan karang secara liar, pembuangan limbah, membuang jangkar perahu dan kapal motor secara sembarangan. 4 Berkaitan dengan institusi baik kelembagaan, ketersediaan tenaga kerja, sarana dan prasarana serta penagakan hukum law inforcement di laut yang saat ini belum berfungsi secara optimal. 5 Peredaran biota laut yang dilindungi secara ilegal 6 Penggunaan alat-alat penangkapan ikan yang tidak selektif pukat harimau dan lainnya. Di samping itu, kerusakan sumberdaya perikanan telah mencapai tingkat yang sangat tinggi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Menurut Dahuri 2000, dan Dahuri, et al. 1996, bahwa permasalahan yang dapat menghambat pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil adalah: 1 kerusakan fisik habitat; 2 pencemaran; 3 over 33 eksploitasi sumberdaya hayati laut; 4 konflik penggunaan ruang; 5 abrasi pantai; 6 konversi kawasan lindung menjadi peruntukan kawasan pembangunan lainnya. Apabila dalam jangka pendek tidak dilakukan usaha-usaha pengelolaan yang terintegrasi terhadap pengembangan pulau-pulau kecil, maka akan terjadi beberapa masalah lanjutan, yaitu: 1 Sumberdaya alam semakin menipis 2 Kondisi lingkungan akan bertambah merosot 3 Degradasi fisik habitat lingkungan akan terus meningkat 4 Pencemaran akan meningkat 5 Pola hunian tak mampu dikendalikan Apabila degradasi lingkungan berlangsung terus, maka daerah habitat flora dan fauna pulau-pulau kecil, pesisir dan laut akan menurun dan selanjutnya mengurangi keanekaragaman hayati, sehingga pada suatu saat tak mungkin dihuni lagi. Oleh karena itu, jika pulau-pulau kecil dapat dikendalikan dalam perencanaan yang berkelanjutan maka hal ini akan menjadi aset nasional yang penting sebagai penyedia sumberdaya alam maupun terjaminnya kesejahteraan bangsa dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.

2.5 Kebijakan Konservasi Laut Di Indonesia