Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kebaharuan Novelty

7 didasarkan pada kriteria ekologi, ekonomi dan sosial, dapat mengakomodasi aspirasi masyarakat setempat serta perlunya mempertimbangkan kesesuaian lahan daya dukung sebagai arahan dalam alokasi pemanfaatan lahanperairan. Dalam penetapan zonasi ulang rezonasi, masyarakat perlu dilibatkan dalam proses perencanaan pengelolaan dan pelaksanaannya, karena tidak dilibatkannya masyarakat atau stakeholders terutama dalam penentuan zonasi dan proses perencanaan awal dapat berimplikasi terhadap tidak efektifnya dalam mencapai sasaran dan tujuan suatu pengelolaan keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan konservasi. Menurut Post dan Lundin 1996 dan UNEP 1999, keterlibatan masyarakat atau stakeholders pada setiap tahapan yang mungkin di dalam pengembangan dari suatu rencana zonasi pesisir dan laut adalah sangat penting dalam pengakuan dan keberhasilan implementasinya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 Penentuan zonasi yang berjalan selama ini sudah tidak efektif lagi dalam mencapai sasaran dan tujuan pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Karimunjawa. Hal ini terlihat dari indikasi kerusakan ekosistem dan sumberdaya. 2 Strategi kebijakan pengelolaan yang sedang berjalan belum mengakomodasi kepentingan para stakeholders termasuk aspirasi masyarakat lokal. Hal ini terlihat dari masih terjadinya konflik pemanfaatan dan belum adanya penentuan prioritas pengelolaan.

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menyediakan alternatif kebijakan dalam pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa secara lebih komprehensif, yaitu pengelolaan yang dapat mengakomodasi berbagai kepentingan stakeholders khususnya kegiatan yang ditujukan untuk kepentingan konservasi, perikanan, dan wisata didasarkan atas prinsip keberlanjutan. Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, ditetapkan tujuan khusus yaitu : 1 Menentukan kesesuaian lahan lingkungan kawasan Taman Nasional Karimunjawa bagi peruntukan ekowisata bahari kategori selam, ekowisata 8 bahari kategori snorkling, wisata pantai kategori rekreasi, budidaya ikan kerapu, budidaya rump ut laut, budidaya teripang, konservasi hutan mangrove. 2 Menyusun alternatif zonasi baru zonasi ulang kawasan Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan kriteria ekologi, ekonomi, dan sosial dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan mempertimbangkan kesesuaian lahan lingkungan. 3 Menentukan prioritas strategi kebijakan dalam pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi bagi pengambil keputusan terutama Pemerintah Daerah Kabupaten Dati II Jepara dan pihak pengelola Taman Nasional Balai Taman Nasional Karimunjawa Jepara dalam menentukan pengembangan kawasan kepulauan Karimunjawa sebagai kawasan konservasi, khususnya dalam penataan ruang penetapan zonasi dan penentuan prioritas strategi pengelolaan. Manfaat lain adalah sebagai arahan bagi para penentupengambil kebijakan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya teruta ma dalam usaha di bidang perikanan tangkap, budidaya laut dan wisata laut di Kepulauan Karimunjawa secara berkelanjutan. 1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Konsep pengelolaan sumberdaya berkelanjutan Pembentukan Taman Nasional Laut Karimunjawa dituangkan ke dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.161Men.hut-II1988 yang bertujuan untuk melestarikan sumberdaya dan ekosistemnya agar dapat memenuhi fungsi: 1 perlindungan sistem penyangga kehidupan; 2 pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya; 3 pemanfaatan secara lestari sumberdaya dan ekosistemnya secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekkreasi. Keputusan ini sejalan dengan UU. No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 9 Taman Nasional sebagaimana disebutkan di atas pada hakekatnya merupakan salah satu cara pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. Pengelolaan yang berkelanjutan ini harus memenuhi berbagai persyaratan agar manfaat dan fungsi dari pengelolaan tersebut dapat diperoleh secara optimal tanpa merusak sumberdaya alam dan lingkungannya. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pengelolaan atau pembangunan berkelanjutan harus juga dipahami di dalam membentukmengelola suatu kawasan taman nasional laut kawasan konservasi. Konsepsi pembangunan berkelanjutan adalah “pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk meme nuhi kebutuhan mereka sendiri”. Konsep di atas mengandung maksud bahwa kegiatan pembangunan ekonomi bisa terlanjutkan asalkan dimensi lingkungan atau keutuhan fungsi lingkungan dipertimbangkan. Menurut Serageldin 1996 yang diacu dalam Bengen 2003 pembangunan yang berkelanjutan memiliki tiga pilar utama yaitu pilar ekonomi, ekologi dan sosial. Pilar ekonomi, menekankan pada perolehan pendapatan kesejahteraan masyarakat yang berbasis penggunaan sumberdaya yang efisien. Pilar ekologi , menekankan pada pentingnya perlindungan keanekaragaman hayati yang akan memberikan kontribusi pada keseimbangan ekosistem dunia; dan Pilar sosial, menekankan pada pemeliharaan terjaganya kestabilan sistem sosial budaya yang berlaku di dalam masyarakat termasuk penghindaran konflik keadilan baik antar generasi maupun dalam suatu generasi. Menurut Salm dan Clark 1982, pemilihan Marine Protected Area bergantung pada tujuan pembentukannya, yaitu: 1 tujuan sosial, pengembangannya untuk rekreasi, pendidikan dan penelitian serta adanya peninggalan sejarah dan situs budaya. Kriterianya akan ditekankan pada faktor keselamatan; 2 tujuan ekonomi, perhatian utama pada perlindungan wilayah pesisir, pemeliharaan perikanan atau pengembangan wisata dan industri yang sesuai. Kriteria akan ditekankan pada intensitas eksploitasi sumberdaya, ada potensi nilai ekonomi dari sumberdaya serta tingkat ancaman terhadap sumberdaya yang ada; dan 3 tujuan ekologi, seperti pemeliharaan keragaman genetik, proses ekologis, pemulihan kembali spesies. Kriteria akan ditekankan pada keunikan, keragaman dan sifat alamiah lokasi. 10 Keterpaduan ke tiga aspek pengelolaan sumberdaya kawasan perlindungan dicerminkan oleh keseimbangan antara masing-masing aspek aspek ekologi, ekonomi, sosial sebagai tolok ukur dalam pembangunan yang berkelanjutan.

1.5.2 Penerapan kerangka pikir dalam penelitian

Kawasan Taman Nasional Karimunjawa memiliki potensi sumberdaya laut yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan, baik sumberdaya perikanan seperti berbagai jenis ikan, udang, karang, maupun keanekaragaman ekositem seperti terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove yang terdapat di dalamnya. Seiring dengan berkembangnya pembangunan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat Karimunjawa terhadap potensi sumberdaya yang ada, saat ini kawasan Taman Nasional Karimunjawa mengalami konflik atau benturan kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya dan ruang disebabkan oleh berbagai kegiatan pemanfaatan di satu sisi, dan kendala pengelolaan sumberdaya di sisi lain. Konflik kepentingan yang timb ul, disebabkan oleh berbagai pemanfaatan yang saling berbenturan antara kegiatan untuk kepentingan pelestarian, ekowisata, perikanan tangkap, dan perikanan budidaya karena belum adanya penataan ruang dalam penentuan kesesuaian daya dukung kesesuaian lahan. Sementara, kendala pengelolaan yang berupa kondisi sumberdaya biofisik seperti banyaknya pulau- pulau kecil yang saling terpisah satu dengan lainnya, kondisi tutupan terumbu karang dan sumberdaya ikan yang menurun, maupun kondisi sumberdaya sosial, ekonomi, budaya seperti rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan, terbatasnya kualitas SDM, rendahnya kesadaran masyarakat menjadi permasalahan bagi pengelolaan Karimunjawa ke depan. Berpijak dari pemikiran kaidah pembangunan berkelanjutan, yaitu bagaimana memadukan antara aspek lingkungan dan kepentingan ekonomi, maka penetapan kebijakan pengelolaan yang dilakukan melalui penyusunan zonasi ulang kawasan berdasarkan atas kesesuaian daya dukung kesesuaian lahan dan menggunakan kriteria ekologi, ekonomi, dan sosial serta partisipasi aktif`dari masyarakat, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang timbul, sehingga tujuan untuk mencapai pengelolaan sumberdaya kawasan Taman Nasional 11 Karimunjawa secara berkelanjutan dapat tercapai. Secara diagramatis, kerangka pikir penelitian disajikan pada Gambar 1.

1.6 Kebaharuan Novelty

Kebaharuan disertasi ini terletak pada pendekatan proses penyusunan zonasi kawasan Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan kriteria ekologi, ekonomi dan sosial dengan mempertimbangkan bobot akademik dan melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif. Proses penyusunan zonasi selanjutnya dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan kesesuaian lahan daya dukung sebagai dasar arahan bagi pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut kawasan Taman Nasional Karimunjawa secara berkelanjutan. 12 Kaidah Pembangunan Berkelanjutan Sumberdaya Taman Nasional Karimunjawa Sumberdaya Biofisik Sumberdaya Sosial, Ekonomi, Budaya Potensi Kendala Pengelolaan Kesesuaian Lahan Daya Dukung Zonasi Baru Partisipasi Aktif Masyarakat Kriteria Zonasi Ekologi, Ekonomi, Sosial Rekomendasi Zonasi dalam Pengelolaan Kawasan Zonasi Kehutanan Tahun 2005 Ekologi parameter terbatas Partisipasi Masyarakat terbatas Kebijakan Pengelolaan Pelestarian Ekowisata Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Konflik Kepentingan Gambar 1 Kerangka pikir penelitian kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut Taman Nasional Karimunjawa 13 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi, Batasan, Karakteristik dan Fungsi Pulau Kecil 2.1.1 Definisi dan batasan pulau kecil