86
4 Penelitian dan kerjasama yang berkaitan dengan sosekbud dan lingkungan.
Keterangan : Tinggi 3 : bila terdapat 3 – 4 komponen kegiatan Sedang 2 : bila terdapat 2 – 3 komponen kegiatan
Rendah 1 : bila terdapat 1 komponen kegiatan atau Tidak terdapat kegiatan dari komponen di atas.
2 Keterlibatan masyarakat Tinggi 3 : bila keterlibatan masyarakat di dalam pengawasan dan
pemeliharaan sumberdaya termasuk sering 4 kalibulan. Sedang 2 : bila keterlibatan masyarakat di dalam pengawasan dan
pemeliharaan sumberdaya termasuk kadang-kadang 2 - 4 kalibulan.
Rendah 1 : bila keterlibatan masyarakat di dalam pengawasan dan pemeliharaan sumberdaya jarang 2 kalibulan atau
tidak ada keterlibatan dari masyarakat.
3.5.4 Analisis kebijakan pengelolaan taman nasional
Analisis kebijakan pengelolaan Taman Nasional Karimunujawa dilakukan dengan pendekatan A’WOT SWOT yang diintegrasikan ke dalam AHP. Analisis
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportnunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness, dan ancaman
Threats, Rangkuti, 2000. Dalam menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan yang
berkisar antara 0 – 1,0. Nilai 0 berarti tidak penting, dan nilai 1,0 berarti sangat penting. Di samping itu, diperhitungkan rating untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala dari 4 sampai dengan1. Selanjutnya antara bobot dan rating dikalikan untuk mendapatkan nilai skor, seperti pada Tabel 15.
Setelah masing-masing unsur SWOT diperhitungkan skornya, selanjutnya unsur-unsur tersebut dihubungkan keterkaitannya dalam bentuk matrik untuk
memperoleh beberapa alternatif strategi pengelolaan. Secara rinci matrik SWOT disajikan pada Tabel 16.
87
Tabel 15 Pembobotan tiap unsur SWOT
Faktor strategi Bobot
Rating Skor
Ranking Kekuatan :
K 1 K 2
K 3 K ...
Kelemahan : L 1
L 2 L 3
L ...
Faktor strategi Bobot
Rating Skor
Ranking Peluang :
P 1 P 2
P 3 P ...
Ancaman : A 1
A 2 A 3
A ...
Tabel 16 Matrik SWOT
Kekuatan Strengths Kelemahan Weaknesses
Peluang Opportunities Strategi kekuatan –
peluang KP 1
KP 2 KP 3
Strategi kelemahan – peluang LP 1
LP 2 LP 3
Ancaman Threats
Strategi kekuatan – ancaman
KA 1 KA 2
KA 3 Strategi kelemahan –
ancaman LA 1
LA 2 LA 3
Kebijakan yang dihasilkan terdiri dari beberapa alternatif. Untuk menentukan prioritas kebijakan yang harus dilakukan, maka dilakukan
penjumlahan skor yang berasal dari keterkaitan antara unsur-unsur SWOT yang terdapat dalam suatu alternatif kebijakan. Jumlah skor akan menentukan ranking
prioritas alternatif kebijakan pengelolaan sumberdaya laut di kawasan Taman Nasional Karimunjawa Tabel 17.
88
Tabel 17 Ranking alternatif kebijakan
No. Unsur SWOT
Keterkaitan Jumlah skor
Ranking
Kebijakan KP
1. KP 1
K1, K2 ... P1, P2 ... 2.
KP 2 K1, K2 ... P1, P2 ...
Kebijakan LP
3. LP 1
L1, L2 ... P1, P2 ...
4. LP 2
L1, L2 ... P1, P2 ...
Kebijakan KA
5. KA 1
K1, K2 .. A1, A2 ... 6.
KA 2 K1, K2 .. A1, A2 ...
Kebijakan LA
7. LA 1
L1, L2 ... A1, A2 ... 8.
LA 2 L1, L2 .. A1, A2 ...
Sedangkan “Analytical Hierarchy Process” AHP merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk menentukan prioritas alternatif kebijakan yang
perlu mendapat perhatian bagi penentu kebijakan terutama dalam pengelolaan sumberdaya kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
AHP adalah salah satu alat analisis dalam pengambilan keputusan yang baik dan fleksibel. Metode ini berdasarkan pada pengalaman dan penilaian dari
pelakupengambil keputusan. Metode yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dua puluh tahun yang lalu, terutama sekali membantu pengambil keputusan untuk
menentukan kebijaksanaan yang akan diambil dengan menetapkan prioritas dan membuat keputusan yang paling baik ketika aspek kualitatif dan kuantitatif
dibutuhkan untuk dipertimbangkan. AHP pada dasarnya di desain untuk menangkap persepsi orang yang
berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang di desain untuk sampai kepada suatu skala preferensi di antara berbagai alternatif.
Metode ini menyusun masalah dalam bentuk hirarki dan memasukkan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Kekuatan
AHP terletak pada rancangannya yang bersifat holistik, menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan preferensi kualitatif Saaty,
1993. Untuk menggunakan alat analisis ini, suatu masalah yang rumit dan tak
berstruktur perlu terlebih dahulu dipecah ke dalam berbagai komponennya. Setelah menyusun komponen-komponen ini ke dalam sebuah urutan hierarki,
maka diberikan nilai dalam bentuk angka kepada setiap bagian yang menunjukkan penilaian terhadap relatif pentingnya setiap bagian itu. Untuk sampai kepada hasil
89
akhir, penilaian tersebut disintesiskan melalui penggunaan eigen vector guna menentukan variabel mana mempunyai prioritas tertinggi Budiharsono, 2001.
Asumsi yang digunakan oleh AHP adalah sebagai berikut: Pertama, harus terdapat sedikit jumlah yang terbatas kemungkinan tindakan, yakni: 1, 2, …,n
yang adalah tindakan positif, n adalah bilangan yang terbatas. Responden diharapkan akan memberikan nilai dalam angka terbatas untuk memberi tingkat
urutanskala pentingnya atribut-atribut. Skala yang dipergunakan dapat apa saja, tergantung dari pandangan responden dan situasi yang relevan, walaupun
demikian mengikuti pendekatan AHP dipergunakan metode skala angka Saaty mulai dari 1 yang menggambarkan antara satu atribut terhadap atribut lainnya
sama penting dan untuk atribut yang sama selalu bernilai satu, sampai dengan 9
yang menggambarkan satu atribut ekstrim penting terhadap atribut lainnya. Penjelasan tentang angka skala Saaty disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18 Skala angka Saaty
Intensitas pentingnya
Definisi Keterangan
1 Sama penting
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan
3 Perbedaan penting yang lemah
antara yang satu terhadap yang lain.
Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai
daripada yang lain.
5 Sifat lebih pentingnya kuat
Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu lebih
dari yang lain, yang satu lebih disukai dari yang lain.
7 Menunjukkan sifat sangat
penting. Aktivitas yang satu sangat disukai
dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dlm kenyataan.
9 Ekstrim penting
Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain
menunjukkan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai.
2, 4, 6, 8 Nilai tengah diantara dua
penilaian. Diperlukan kesepakatan kompromi
Resiprokal Jika aktivitas i, dibandingkan
dengan j, mendapat nilai bukan nol, maka j jika dibandingkan
dengan i, mem punyai nilai kebalikannya.
Asumsi yang masuk akal
Rasional Rasio yang timbul dari skala
Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n nilai
angka untuk melengkapi matrik
Skema proses analisis kebijakan untuk arahan pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa disajikan pada Gambar 7.
90
LEVEL 1 Fokus
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT KAWASAN TAMAN NASIONAL
KARIMUNJAWA SECARA BERKELANJUTAN
LEVEL 2 Komponen SWOT
LEVEL 3 Faktor SWOT
LEVEL 4 Strategi Kebijakan
S W
O T
a b
c d
a b
c d
a b
c d
a b
c d
1 2
3 4
5 6
7 8
Gambar 7 Hirarki penentuan alternatif kebijakan pengelolaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa dengan Metoda A’WOT
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Kepulauan Karimunjawa 4.1.1 Letak geografis dan luas wilayah