120
terukur berkisar antara 24,33 – 55,19 mgl di bawah baku mutu yang ditentukan sebesar = 80,0 mgl.
Kandungan nutrien dalam bentuk nitrat N-NO
3
dan fosfat P-PO
4
yang terukur di daerah penelitian umumnya relatif rendah, yakni berkisar antara 0,02 –
0,67 mgl N-NO
3
dan sebesar 0,004 – 0,036 mgl P-PO
4
. Walaupun ketentuan dari baku mutu air laut yang mensyaratkan kandungan ke dua variabel di atas
tidak tercantum, namun kandungan yang terukur tersebut masih dalam kisaran normal alami untuk perairan laut yang dikelilingi oleh ekosistem terumbu
karang. Kandungan nutrien yang terukur juga tidak menyebabkan kondisi perairan menjadi blooming plankton, sehingga tidak membahayakan biota laut. Masih
sedikitnya kegiatan budidaya laut seperti ikan kerapu dan sudah tidak beroperasinya kegiatan pertambakan udang sejak tahun 2002 menyebabkan
perairan Karimunjawa terhindar dari pengkayaan unsur hara nutrient yang membahayakan bagi keberlangsungan ekosistem terumbu karang.
4.2.5 Potensi sumberdaya hayati laut
Berbagai potensi sumberdaya hayati yang dimiliki Kepulauan Karimunjawa, antara lain ekosistem terumbu karang coral reefs, ekosistem
padang lamun sea grass, ekosistem bakau mangrove, sumberdaya rumput laut sea weeds, sumberdaya ikan karang, dan sumberdaya hutan pantai daratan.
1 Terumbu karang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang khas yang hanya terdapat di perairan tropis. Terumbu ini terbentuk dari endapan masif kalsium
karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai ragam biota laut seperti avertebrata,
krustasea, moluska, ekinodermata, berbagai jenis ikan, ganggang dan rumput laut. Terumbu karang juga memiliki peran dan fungsi sebagai pelindung pantai dari
hempasan ombak dan arus kuat, tempat mencari makanan feeding ground, tempat asuhan dan pembesaran nursery ground, tempat pemijahan spawning
ground bagi berbagai jenis biota yang hidup di terumbu dan sekitarnya.
Perkembangan terumbu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik lingkungan seperti suhu, kedalaman, salinitas dan kecerahan. Salinitas yang
rendah 30 ‰ dan perairan yang keruh tidak jernih dapat menyebabkan
121
terumbu karang tidak dapat tumbuh dan berkembang. Di samp ing itu, keanekareagaman biota dan keseimbangan ekosistem terumbu karang tergantung
pada jala makanan, pengambilan jenis biota tertentu secara berlebihan dapat mengakibatkan peledakan populasi biota yang menjadi mangsanya, sehingga
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, faktor-faktor lingkungan dan kegiatan manusia yang dapat merusak terumbu karang karang
harus dapat dihindari sedini mungkin. Ekosistem terumbu karang menyebar hampir di seluruh gugusan pulau
yang ada, terdiri dari tiga tipe yaitu: terumbu karang pantai fringing reef, terumbu penghalang barrier reef, dan goba. Analisis terumbu karang yang dikaji
dalam penelitian ini adalah sebaran jenis, jumlah jenis, persentase penutupan dan nilai indeks keanekaragaman jenis.
Dalam penentuan zonasi bagi suatu kawasan konservasi seperti taman nasional laut, beberapa faktor ekologi yang menjadi bahan salah satu bahan
pertimbangan adalah kondisi terumbu karang. Faktor-faktor seperti keaslian terumbu karang, berbagai jenis biota penghuni terumbu, keanekaragaman jenis,
keindahan dan kekhasan tipe terumbu penyusun serta luas dan letak terumbu karang merupakan bahan pertimbangan dan kriteria bagi penentuan zonasi suatu
kawasan konservasi laut. Jumlah spesies karang yang ditemukan di perairan laut Karimunjawa
berkisar antara 20 – 33 genus. Jumlah genus yang tertinggi ditemukan di P. Tengah, P. Kecil, P. Krakal Kecil dan P. Kumbang, sedangkan yang terendah
ditemukan di P. Kemujan, dan P. Menyawakan Tabel 23. Secara lebih rinci genus-genus karang yang ditemukan di daerah penelitian disajikan pada Tabel 24,
dan secara deskriptif disajikan pada Gambar 17. Kondisi terumbu karang di perairan Karimunjawa sebagian besar telah
rusak dengan kategori sedang karena nilai persentase cover tutupan berada pada kisaran sebesar 25 – 49,9 Men. LH No. 4 2001, dan hanya beberapa pulau
yang kondisinya masih dikatakan baik yaitu P. Cemara Kecil, P. Bengkoang dan P. Krakal Besar dengan persentase cover karangnya berada pada kisaran antara
50 – 74,9 Gambar 18 .
Sedangkan secara ilustratif sebaran keberadaan lokasi dan kondisi karang hidup di Karimunjawa disajikan pada gambar 19.
Nilai indeks keanekaragaman karang di daerah penelitian perairan laut Karimunjawa berkisar dari rendah sampai dengan sedang, yaitu antara 1,611 -
2,590. Nilai indeks kategori sedang H’ 2,0 – 4,0 berada di P. Menjangan
122
Besar, P. Sintok, P. Nyamuk, P. Katang, P. Krakal Kecil, dan P. Kumbang; sedangkan pulau-pulai lainnya termasuk kategori rendah H’ 2,0, Gambar 17.
Nilai indeks keanekaragaman H’ karang kategori sedang ternyata tidak diikuti oleh kondisi terumbu karang yang baik tutupan karang = 50 .
Persentase tutupan karang di daerah penelitian yang berkisar antara 25 – 49,9 termasuk kategori sedang, ternyata nilai indeks keanekaragaman jenis H’
juga termasuk kategori sedang H 2,0 – 3,93, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah genus karang yang ditemukan yaitu antara 21 – 32 genus tersebut
termasuk kategori sedang. Rusaknya terumbu karang yang ditandai dengan persentase tutupan karang yang tidak tinggi dapat berakibat berkurangnya jenis-
jenis karang yang ada di perairan Karimunjawa. Namun demikian, umumnya jumlah genus karang yang relatif banyak diketemukan di pulau-pulau yang
berukuran kecil seperti yang ditemukan di P. Tengah, P. Kecil, P. Krakal Kecil, dan P. Kumbang, demikian pula pulau-pulau tersebut memiliki persen tutupan
karang yang relatif lebih tinggi = 40 dibandingkan pulau-pulau lainnya Tabel 23.
Tabel 23 Kelimpahan rata-rata genus karang hidup di Kepulauan Karimunjawa No
Pulau Desa
Jml Genus Cover
H Karang
Karang Karang
1 P Karimunjawa
Karimunjawa 25
46.286 2.791
2 P Menjangan Besar Karimunjawa
26 42.000
3.008 3
P Menjangan Kecil Karimunjawa 24
37.273 3.650
4 P Burung
Karimunjawa 25
26.180 3.620
5 P Geleang
Karimunjawa 25
43.80 2.922
6 P Cemara Kecil
Karimunjawa 23
53.135 2.767
7 P Cemara Besar
Karimunjawa 28
48.643 3.410
8 P Menyawakan
Karimunjawa 21
36.055 2.612
9 P Kemujan
Kemujan 21
30.646 2.263
10 P Bengkoang Kemujan
24 50.302
2.552 11 P Sintok
Kemujan 22
46.180 3.174
12 P Tengah Kemujan
33 46.827
3.910 13 P Kecil
Kemujan 32
39.983 3.870
14 P Parang Parang
27 44.069
2.778 15 P Kembar
Parang 24
37.163 3.880
16 P Nyamuk Parang
28 42.213
2.774 17 P Katang
Parang 26
41.670 3.000
18 P Krakal Besar Parang
27 50.283
3.810 19 P Krakal Kecil
Parang 32
48.620 3.930
20 P Kumbang Parang
33 44.273
3.370
123
Tabel 24 Genus genera karang yang diketemukan di daerah penelitian Kepulauan Karimunjawa
No Genus Krjw
Kmj Prg
Nyk MB MK Kbr Ktg Kbg KB KK Bkg Myk CB CK Glg Brg Stk Tgh Kcl
1 Acropora
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
2 Achrelia
- -
+ -
- +
+ +
+ -
+ -
+ +
- -
- -
+ +
3 Alveopora
+ -
- +
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
4 Anacropora
- +
- -
- +
- -
+ +
+ -
+ +
- -
+ -
- +
5 Astreopora
+ -
+ +
+ -
- -
- -
- +
- -
+ -
- +
- -
6 Caulastrea
+ -
- -
- +
+ -
+ +
+ -
- -
- -
- -
+ +
7 Ctenactis
- -
- -
- -
- +
- -
- +
+ -
+ -
- -
- -
8 Cycloseris
- -
- -
- -
- -
- -
- +
- -
+ -
- -
- -
9 Cyphastrea
- +
+ +
- -
- +
- -
- -
+ -
+ +
- +
- -
10 Diploastrea +
- -
- +
+ +
- +
+ +
+ -
+ +
- +
+ +
+ 11 Echinophyllia
- +
- +
- +
+ -
+ -
- -
- +
- -
+ -
+ +
12 Echinopora -
+ +
+ -
- -
- -
- -
+ +
- +
+ -
+ -
- 13 Euphyllia
+ -
- -
+ -
- +
- +
- -
- -
- -
- +
- -
14 Favia +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ -
- +
+ -
+ +
+ 15 Favites
- +
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
+ +
- +
- -
16 Fungia -
- -
- +
+ -
+ -
- -
- +
- +
+ -
+ -
- 17 Galaxea
+ -
- +
- +
+ +
+ -
- +
+ +
- -
+ +
+ +
18 Gardineroseris -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 19 Goniastrea
+ -
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
- +
+ -
+ +
+ +
20 Goniopora +
- -
+ +
+ +
+ +
- +
+ -
- -
+ +
+ +
+ 21 Heliofungia
- +
- -
- +
+ +
+ +
+ -
- +
- -
+ -
+ +
22 Heliopora -
+ +
- -
+ -
- +
+ +
- -
+ -
- +
- +
+ 23 Herpholitha
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ -
- -
- -
- -
24 Hydnopora +
- +
+ -
- +
- +
+ +
+ -
+ -
+ +
- +
+ 25 Leptastrea
- -
- -
- -
+ -
+ +
+ -
- -
- -
+ -
+ +
26 Leptoria -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 27 Leptoseris
- +
+ -
+ +
+ -
+ +
+ -
- +
- +
+ -
+ +
28 Lobophyllia +
- +
- +
+ +
- +
+ +
- -
+ -
+ +
- +
+ 29 Merullina
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
30 Millepora +
+ +
- +
- +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ -
+ +
+ 31 Montastrea
+ -
- -
+ +
+ +
+ +
+ -
- -
- -
- -
+ +
124
Lanjutan Tabel 24
No Genus Krjw
Kmj Prg
Nyk MB MK Kbr Ktg Kbg KB KK Bkg Myk CB CK Glg Brg Stk Tgh Kcl 32 Montipora
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
33 Mycedium -
- +
- -
+ +
+ +
- +
- -
+ +
+ +
+ +
+ 34 Oxypora
+ -
+ -
- +
+ +
+ +
+ -
- +
+ +
- -
+ +
35 Pachyseris +
+ +
- +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ 36 Pavona
- -
+ -
- -
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
37 Porites +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ 38 Pectinia
+ -
+ +
+ +
- +
+ +
+ -
- +
- -
- +
+ -
39 Physogyra -
- -
- +
- -
- +
- +
- -
+ +
+ +
+ +
+ 40 Plerogyra
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
41 Platygyra +
+ +
+ -
- -
+ -
- -
- -
- -
- -
- -
- 42 Pocillopora
+ +
- -
+ +
- +
+ +
+ +
- +
+ +
+ -
+ +
43 Podabacia -
- +
+ +
- -
- -
- +
+ +
+ +
+ +
- +
+ 44 Psammocora
+ -
+ -
+ -
- -
+ -
+ +
- -
- -
- -
- -
45 Pseudoside-
rastrea -
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
- +
+ -
+ +
- +
+ 46 Sandalolitha
- -
- -
- -
- -
- +
+ +
+ -
+ -
+ +
+ -
47 Seriatopora +
+ +
+ +
- -
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ 48 Siderastrea
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
49 Stylophora +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
- +
+ 50 Symphastrea
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
51 Symphyllia +
- +
+ +
- -
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ 52 Turbinaria
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Jumlah 25
21 27
21 26
23 24
26 33
27 32
24 21
28 23
25 25
22 33
32
Keterangan : Bkg : Bengkoang
Glg : Geleang
Kbr : Kembar Kbg : Kumbang
Nyk : Nyamuk Brg : Burung
Krjw : Karimunjawa Kmj : Kemujan MB : Menjangan Besar
Prg : Parang CB
: Cemara Besar Ktg
: Katang KB
: Krakal Besar MK : Menjangan Kecil
Stk : Sintok CK : Cemara Kecil
Kcl : Kecil
KK : Krakal Kecil
Myk : Menyawakan Tgh : Tengah
+ = diketemukan ada - = tidak diketemukan tidak ada
125
0.000 10.000
20.000 30.000
40.000 50.000
60.000
Penutupan Karang
P Karimunjawa P Menjangan Besar
P Menjangan Kecil P Burung
P Geleang P Cemara Kecil
P Cemara Besar P Menyawakan
P Kemujan P Bengkoang
P Sintok P Tengah
P Kecil P Parang
P K em
ba r
P Nyamuk P Katang
P Krakal Besar P Krakal Kecil
P Kumbang
0.000 5.000
10.000 15.000
20.000 25.000
30.000 35.000
P Karimunjawa P Menjangan Besar
P Menjangan Kecil P Burung
P Geleang P Cemara Kecil
P Cemara Besar P Menyawakan
P Kemujan P B
en gk
oa ng
P SintokP TengahP KecilP Parang P Kembar
P Ny
am uk
P Katang P Krakal Besar
P Krakal Kecil P K
um ba
ng
Jumlah Genus
0.000 0.500
1.000 1.500
2.000 2.500
3.000 3.500
4.000 4.500
Keanekaragaman
Jml Genus Karang H Karang
Gambar 17 Jumlah genus dan keanekaragaman genus H’ karang hidup yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa
Gambar 18 Persentase cover penutupan karang hidup yang ditemukan di
Kepulauan Karimunjawa
126
Gambar 19 Peta sebaran lokasi dan kondisi karang hidup di kawasan Taman Nasional Karimunjawa
127
2 Ikan karang a Kelimpahan jenis dan keanekaragaman ikan
Sumberdaya ikan karang di perairan Kepulauan Karimunjawa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: kelompok ikan hias ornamental fish dan kelompok
ikan pangan. Kelompok ikan hias dan ikan pangan ini kehidupannya sangat bergantung substrat dasar terumbu karang atau karang hidup sebagai habitatnya.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, jenis ikan-ikan karang yang berhasil teridentikasi di wilayah perairan Karimunjawa sebanyak 140 jenis,
teridiri dari 29 familia Lampiran 1. Pulau yang memiliki jumlah jenis ikan yang banyak adalah Kemujan dan Karimunjawa, kemudian terendah adalah pulau
Tengah. Familia Pomacenthridae memiliki spesies ikan terbanyak, kemudian berturut-turut adalah familia Labridae, Chaetodontidae, Axanthuridae, Siganidae
dan Caesionidae Tabel 25. Familia Pomacenthridae paling banyak ditemukan di
pulau Kemujan dan pulau Karimunjawa, sedangkan familia lainnya yang disebutkan di atas ditemukan hampir di setiap pulau yang terdapat di Kepulauan
Karimunjawa, khususnya wilayah perairan yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Kisaran indeks keanekaragaman jenis H’ ikan sebesar
1,95 – 4,70. Sebagian besar nilai indeks di atas 3,0 kecuali Gosong Tengah sebesar 1,95. Nilai indeks H’ ikan ini termasuk kategori sedang atau berada pada
kisaran antara 2,0 – 4,0. Secara diskriptif jumlah jenis ikan karang, ideks keanekaragaman, dan persentase masing-masing familia ikan karang disajikan
pada Gambar 20 dan Gambar 21, sedangkan sebaran ikan karang dan potensi di masing-masing pulau disajikan pada Gambar 22.
Dari Gambar 20 tampak bahwa ikan-ikan karang yang berhasil ditemukan di Kepulauan Karimunjawa didominasi oleh jenis-jenis ikan yang masuk ke dalam
famili Pomacentridae, kemudian disusul Labridae dan Chaetodontidae. Menurut Balai Riset Perikanan Laut 2003, ikan-ikan karang familia Pomacentridae
sebagian besar hidupnya di batu-batuan dan karang serta banyak tersebar di perairan Aceh, Lampung, Pelabuhan Ratu, Teluk Jakarta, Kepulauan Seribu,
perairan Jepara, Bawean, Bali dan Maluku. Familia Labridae sebagaian besar hidupnya di pantai berkarang dan tengah-tengah rumput laut sedangkan familia
Chaetodontidae habitat utmanya adalah perairan pantai karang dan banyak yang hidup soliter.
128
Tabel 25 Jumlah jenis ikan karang pada masing-masing familia yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa
No Famili
Krjw Kmj
Prg Nyk
MB MK
Kbr Ktg
Kbg KB
KK Bkg
Myk CB
CK Glg
Brg Stk
Tgh Kcl
1 ACANTHURIDAE
16 15
2 2
2 5
6 3
6 5
3 2
2 4
5 3
1 2
2 APOGONIDAE
2 2
2 2
1 1
4 2
3 BALISTIDAE
3 4
1 4
4 1
4 4
4 2
2 4
1 5
1 4
CABRIDAE 1
5 CAESIONIDAE
5 6
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
1 2
1 2
1 1
6 CARANGIDAE
2 2
7 CENTRISTIDAE
1 1
1 1
1 1
8 CHAETODONTIDAE
1 1
3 3
6 12
18 2
9 12
12 5
3 14
4 4
15 2
3 10
9 DIODONTIDAE
2 2
2 2
2 2
2 10
EPHIPPEDAE 1
1 4
4 3
2 2
1 1
4 1
2 11
HOLOCENTRIDAE 2
2 12
KYPOSIDAE 1
1 13
LABRIDAE 10
12 5
6 11
13 13
5 9
9 11
5 9
10 7
6 12
9 3
6 14
LETHRINIDAE 1
1 15
LUTJANIDAE 6
10 1
1 1
2 1
16 MONACANTHIDAE
2 2
2 2
1 2
2 1
17 MULLIDAE
5 6
1 18
MURAENIDAE 2
2 19
NEMIPTERIDAE 4
4 1
1 2
1 1
20 PLESIOPIDAE
1 1
1 1
1 21
POMACANTHIDAE 5
6 1
3 3
2 3
4 2
1 4
1 1
22 POMACENTHRIDAE
27 31
18 17
10 18
17 14
13 12
12 14
16 17
16 18
24 16
9 10
23 SERRANIDAE
13 15
2 4
6 1
5 4
5 1
2 7
1 2
6 1
3 24
SCARIDAE 10
13 3
1 2
6 7
8 7
7 1
1 5
1 9
1 1
25 SCORPAENIDAE
1 1
1 1
1 1
1 1
26 SIGANIDAE
7 7
2 2
2 4
5 2
5 5
4 2
2 4
2 2
5 2
2 3
27 SYNODONTIDAE
1 1
1 1
28 TETRAODONTIDAE
1 1
1 1
1 1
1 1
29 TOXOTIDAE
1 1
1 1
1 1
1 1
TOTAL 122
140 38
38 36
84 98
30 77
78 75
36 38
79 38
47 105
37 21
46
129
0,000 20,000
40,000 60,000
80,000 100,000
120,000 140,000
160,000
P Karimunjawa P M
en jan
ga n B
esa r
P M en
jan ga
n K ec
il P
Bu ru
ng P
G ele
an g
P Cemara Kecil P
Ce m
ara B
esa r
P M en
ya w
ak an
P K
em uja
n P
Be ng
ko an
g P
Sin tok
P Te
ng ah
P K
ec il
P Pa
ran g
P K em
ba r
P N
ya m
uk P
K ata
ng P
K rak
al Be
sa r
P K
rak al
K ec
il P K
um ba
ng
Jumlah Jenis
0,000 0,500
1,000 1,500
2,000 2,500
3,000 3,500
4,000 4,500
5,000
Keanekaragaman
Jumlah Jenis H Ikan
Gambar 20 Histogram jumlah jenis ikan karang yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa
Gambar 21 Histogram persentase masing-masing famili ikan karang yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa.
20 40
60 80
100
Krjw Kmj
Prg Nyk
M B
M K
Kb r
Ktg Kbg
KB KK
Bkg M
yk CB
CK Gl
g Brg
Stk Tng
Kcl Pulau
Persentase NO NAME FAMILY
TETRAODONTIDAE SYNODONTIDAE
SIGANIDAE SCORPAENIDAE
SCARIDAE SERRANIDAE
POMACENTHRIDAE POMACANTHIDAE
PLESIOPIDAE NEMIPTERIDAE
MURAENIDAE MULLIDAE
MONACANTHIDAE LUTJANIDAE
LETHRINIDAE LABRIDAE
KYPOSIDAE HOLOCENTRIDAE
EPHIPPEDAE DIODONTIDAE
CHAETODONTIDAE CENTRISTIDAE
CARANGIDAE CAESIONIDAE
CABRIDAE BALISTIDAE
APOGONIDAE ACANTHURIDAE
130
Gambar 22 Peta sebaran lokasi dan potensi ikan karang di Taman Nasional Karimunjawa
131
Menurut Kvalvagnaes 1980 yang diacu oleh Suryanto 2000, perairan laut Indonesia memiliki sumberdaya ikan hias yang paling beragam,
keseluruhannya bisa mencapai tidak kurang 253 jenis, sedangkan negara-negara lain umumnya memiliki tidak lebih dari 165 jenis. Hasil penelitian Hutomo dan
Adrim 1985 di kepulauan Seribu menemukan 198 jenis ikan hias, sedangkan hasil penelitian di kepulauan Karimunjawa ini menemukan 140 jenis ikan hias.
Bila dibandingkan dengan angka-angka tersebut, maka sumberdaya ikan karang di kepulauan Karimunjawa masih cukup tinggi, sehingga bisa didayagunakan untuk
kegiatan pariwisata, penelitian, dan lainnya.
b Potensi dan pemanfaatan optimal
Sumberdaya ikan karang reef fish yang diamati dikelompokkan ke dalam ikan hias ornamental fish dan ikan pangan yang habitat hidupnya di dalam
ekosistem terumbu karang, dan diantaranya merupakan kelompok ikan karang yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti berbagai jenis ikan kerapu. Potensi
sumberdaya perikanan yang diamati adalah densitas, kelimpahan, potensi dan MSY Maximum Sustainable Yield, dan hasilnya secara rinci disajikan pada
Tabel 26. Kepadatan ikan-ikan karang yang didapatkan di perairan Karimunjawa
berkisar antara 50 - 313 ekor100m2 atau rata-rata sebesar 114 ekor100m2. Kepadatan terendah ditemukan di pulau Menjangan Kecil dan tertinggi di Gosong
Tengah dan pulau Sintok. Umumnya kepadatan ikan karang yang berhasil ditemukan masih relatif rendah yaitu kurang dari 100 ekor100m2, dan hanya di
beberapa pulau kepadatannya dikatakan tinggi yaitu P. Menjangan Besar, P. Geleang, P. Sintok, dan Gosong Tengah Tabel 26.
Sedangkan kelimpahan ikan yang relatif tinggi terdapat di pulau-pulau yang memiliki ukuran yang luas dan berpenduduk yaitu : P. Karimunjawa sebesar
121.692 tonth MSY = 48.676,7, P. Kemujan sebesar 108.89 tonth MSY = 43.555,8, P. Menjangan Besar sebesar 73.711,9 tonth MSY = 29.484,7, P.
Parang sebesar 64.200,3 tonth MSY = 25.680,1, dan P. Nyamuk sebesar 51.939,6 tonth MSY = 20.775,8. Jumlah total potensi sumberdaya ikan karang
yang terdapat di kepulauan Karimunjawa sebesar 653,1 tonth.
132
Tabel 26 Potensi sumberdaya ikan-ikan karang di Kepulauan Karimunjawa
No. Nama Lolasi Densitas
Densitas Kelimpahan Kelimpahan
Potensi MSY
ekor1500 m
2
ekor100m
2
ekor ton
tonth tonth
1. P. Karimunjawa
1.145 76
2433835,01 243.383,5
121.692 48.676,7 2.
P. Kemujan 923
62 2177788,54
217.778,9 108.89
43.555,8 3.
P. Menjangan B 3.360
224 1474236,74
147.423,7 73.7119 29.484,7
4. P.Menjangan K
744 50
239301,27 23.930,1
11.9651 4.786
5. P. Nyamuk
776 52
1038791,72 103.879,2
51.9396 20.775,8 6.
P. Parang 1.214
81 1284005,77
128.400,6 64.2003 25.680,1
7. P. Kumbang
907 60
268180,64 26.818,1
13.409 5.363,6
8. P. Kembar
961 64
800242,29 80.024,2
40.0121 16.004,8 9.
P. Menyawakan 1.698
113 107159,65
10.716 5.358
2.143,2 10.
P. Bengkoang 2.280
152 662579,61
66.258 33.129
13.251,6 11.
P. Cemara Kcl 2.055
137 289237,52
28.923,8 14.4619
5.784,8 12.
P. Cemara Bsr 945
63 292427,39
29.242,7 14.6214
5.848,5 13.
P. Geleang 3.546
236 664425,84
66.442,6 33.2213 13.288,5
14. P. Burung
1.098 73
47800,42 4.78
2.39 0.956
15. P. Krakal Besar
1.352 90
94938,89 9.493,9
4.747 3.7976
16. P. Krakal Kecil
1.227 82
105629,41 10.562,9
5,2815 2.112,6
17. P. Sintok
4.674 312
514028,46 51.402,8
25.7014 10.280,6 18.
P. Tengah 376
25 38201,94
3.820,2 1.9101
0.764 19.
Gosong Tengah 4.695
313 493954,82
49.395,5 24.6978
9.879,1 20.
P. Kecil 318
21 35221,63
3.522,2 1.7611
0.704,4 TOTAL
34.294 2.286
13061987,6 1.306.198,9
653,1 263.138
RATA-RATA 1.715
114 653.099,378
65.309,945 32,655
13.156,9
Sumber : Hasil Perhitungan dari Penelitian Lapang
Keterangan: Berat Rata-rata ikan sebesar 100 gram
Pulau-pulau tersebut telah lama menjadi tempat tinggal penduduk dan ukurannya relatif luas dibandingkan pulau lainnya yang relatif kecil dan tidak
berpunghuni. Pulau Karimunjawa yang memiliki ukuran luasan terbesar ternyata juga memiliki luasan terumbu karang yang terbesar pula, sehingga memiliki
potensi sumberdaya ikan karang tertinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. Agar keberadaan ikan-ikan karang tidak habis dan dapat dimanfaatkan
terus menerus, maka seyogyanya pemanfaatan maksimal yang boleh dilakukan atau ditangkap haruslah mengikuti hasil perhitungan MSY sebagaimana tersajikan
pada Tabel 26. Ikan-ikan karang jenis ekor kuning Caesio erythrogaster, pisang-pisang
Caesio chrysozona, kerapu Epinephelus sp, kakap Lutjanus sp, lencam Lethrinus sp, kakatua Callydon sp, beronang Siganus sp merupakan
133
penyumbang hasil perikanan karang di kepulauan Karimunjawa yang banyak tertangkap oleh alat Muro-ami pada daerah yang agak jauh dari paparan padat
karang. Ikan-ikan jenis tersebut termasuk ikan demersal yang peka terhadap usaha penangkapan, sehingga penangkapan yang intensif akan berakibat terhadap
menurunnya hasil tangkapan pada waktu-waktu mendatang, dan berakibat pula rusaknya habitat terumbu karang sebagai fishing ground. Pendapat ini juga sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Odum Odum 1955 dan Johanes et al 1972 yang diacu oleh Suryanto 2000, meskipun perairan terumbu karang
memiliki produktivitas tinggi tetapi merupakan ekosistem yang tertutup, sehingga kepadatan ikan yang tinggi tidak bisa terus menerus dipertahankan terhadap
takanan penangkapan yang intensif. Secara alami sesungguhnya alam telah membatasi usaha perikanan di
perairan tersebut, antara lain topografi dasar perairan yang tidak rata, terdapatnya terumbu karang sebagai penghalang barrier, rumput laut, padang lamun dan
kondisi arus yang sulit diprediksi arah dan kecepatannya. Namun karena manusia diberi akal, segala cara dan teknik digunakan untuk memperoleh hasil tangkapan
yang sebesar-besarnya walau mungkin harus menggunakan cara-cara yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, ketegasan aturan terutama dalam
pengendalian penangkapan ikan dengan alat tangkap Muroami harus dapat dilakukan agar sumberdaya perikanan karang dapat dimanfaatkan secara lestari
dalam jangka panjang. Salah satu solusi yang perlu yang bisa dijadikan rujukan adalah dengan mengacu pada hasil perhitungan MSY sebagaimana tersebut pada
tabel 26.
3 Sebaran Khlorofil a
Berdasarkan hasil pengamatan dari satelit Modis Aqua Ocean Color gsfc nasa resolusi 1 km menunjukkan bahwa sebaran kandungan khlorofil a di perairan
kepulauan Karimunjawa Jepara berkisar 0,5 – 5 mgm3. Kandungan khlorofil a yang sangat tinggi , yaitu di atas 4,0 mgm3 ditemukan di beberapa lokasi, yaitu
sebelah utara P. Kembar, sebelah selatan P. Parang, sebelah Timur P. Nyamuk, sebelah Barat Daya P. Nyamuk, dan di dekat Karang Katang Gambar 23.
Kandungan khlorofil a yang tinggi tersebut merupakan tempat spawning ground bagi ikan-ikan pelagis tongkol yang sering melimpah di perairan Karimunjawa.
134
Gambar 23 Sebaran Khlorofil a mg m
3
di Taman Nasional Karimunjawa
135
4 Padang lamun seagrass
Lamun seagrass merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut.
Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih terjangkau oleh sinar matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup
di perairan yang dangkal dan jernih pada kedalaman 2-10 meter dengan sirkulasi air yang baik. Tipe substrat dasar tempat tumbuhnya lamun lebih sering
ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan mangrove dan terumbu karang. Menurut PKSPL-IPB 2002, di seluruh Dunia diperkirakan
terdapat 55 jenis lamun, dan di Indonesia ditemukan sekitar 12 jenis yang dominan yang termasuk ke dalam dua familia, yaitu: 1 Hydro-charitaceae, dan
2 Potamogetonaceae. Pengamatan terhadap sumberdaya lamun di daerah penelitian meliputi
jumlah jenis, kepadatan jenis, dan persentase penutupan substrat oleh lamun. Hasil analisis lamun yang ditemukan di kepulauan Karimunjawa terdiri dari 9 jenis,
yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halophila minor, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata,
Cymodocea serrulata, dan Thalassodendron ciliatum Tabel 27.
Tabel 27 Spesies lamun yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa
No Spesies
EA TH HO HM HU HP CR CS TC S
Jumlah
1
Parang +
+ -
+ +
- +
- -
- 5
2
Menyawakan -
+ -
- -
- -
- -
- 1
3
Cemara Kecil -
+ +
- -
- -
- -
- 2
4
Bengkoang -
+ -
- -
- -
+ -
- 2
5
Mrican +
+ +
+ +
+ +
+ +
- 9
6
Cikmas +
+ -
- -
- -
- -
- 2
7
Legon Boyo +
+ -
- -
- -
- -
- 2
8
Karimunjawa
+ +
+ +
- -
+
- -
+
6
9
Kemujan
+ +
- -
- -
+
- -
+
4
10
Nyamuk
+ +
- -
- -
- -
- -
2
11
Menjangan Besar
+ +
- -
- -
- -
- -
2
12
Menjangan Kecil
+ +
- -
- -
- -
- -
2
13
Katang
+ -
- -
- -
- -
- -
1
14
Kumbang
+ +
- -
- -
- -
-
+
3
136
Lanjutan Tabel 27.
No Spesies
EA TH HO HM HU HP CR CS TC S
Jumlah
15
Krakal Besar
+ -
- -
- -
- -
- -
1
16
Krakal Kecil
+ -
- -
- -
-
- -
-
1
17
Cemara Besar
+ +
- +
- -
- +
- -
4
18
Gelang
+ -
- -
- -
- -
- -
1
19
Burung
+ -
- -
- -
- -
- -
1
20
Sintok
+ +
- -
+ -
+ -
- -
4
21
Tengah
+ +
+ -
- -
+ -
- -
4
22
Cilik
+ +
- -
- -
+ -
- -
3
Keterangan : EA
: Enhalus acoroides HP
: Halodule pinifolia TH
: Thalassia hemprichii CR
: Cymodocea rotundata HO
: Halophila ovalis CS
: Cymodocea serrulata HM : Halophila minor
TC : Thalassodendron ciliatum
HU : Halodule uninervis
S : Syringodium
sp.
Jenis-jenis yang ditemukan tersebut termasuk ke dalam familia Hydrocharitaceae
dan Potamogetonaceae. Jumlah jenis lamun yang ditemukan di daerah penelitian ini termasuk cukup tinggi dan beragam, mengingat jenis-jenis
lamun di Indonesia hanya berjumlah 12 spesies. Oleh karena itu, keberadaanya perlu dijaga dengan baik mengingat ekosistem lamun bukan merupakan entitas
yang terisolasi, tetapi berinteraksi dengan ekosistem lain di sekitarnya mangrove dan terumbu karang. Di samping itu, padang lamun secara ekologis mempunyai
fungsi penting bagi wilayah pesisir dan laut, antara lain sebagai produsen detritus dan zat hara, mengikat sedimen dan menstabilkan susbtrat lunak dengan sistem
perakarannya, sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh dan besar serta memijah bagi beberapa jenis biota laut terutama yang melewati masa dewasanya
di lingkungan ini. Jumlah jenis lamun yang terbanyak ditemukan di P. Mrican 9 jenis dan P.
Parang 5 jenis, sedangkan di pulau-pulau lainnya relatif sedikit 2 jenis. Secara lebih rinci data mengenai jumlah jenis, nilai kepadatan jenis, persentase
penutupan dan nilai penting secara rinci disajikan pada Tabel 28, sedangkan sebaran padang lamun yang terdapat di Karimunjawa disajikan pada Gambar 23.
Berdasarkan pada Tabel 28, terlihat kepadatan lamun yang tinggi ditemukan di pulau Parang sebesar 783 indm
2
. Walau demikian, dilihat dari persentase tingkat penutupan substrat oleh lamun umumnya di masing-masing
lokasi masih relaif rendah. Padang lamun memang tidak banyak dijumpai di
137
perairan pantai Karimunjawa, hal ini menunjukkan bahwa tutupan wilayah perairan lebih didominasi oleh pasir dan karang. Tidak melimpahnya padang
lamun di Karimunjawa dapat dimengerti, mengingat substrat dasar perairannya adalah pasir dan karang, dan bukan substrat yang berfraksi lunak atau halus
lumpur dan lumpur berpasir yang banyak mengandung bahan organik yang umumnya banyak ditemukan lamun. Tiadanya sungai di kepulauan Karimunjawa,
dan proses terbentuknya daratan Karimunjawa dari aktivitas vulkanik yang dicirikan oleh jenis tanah alluvium menyebabkan konsisi substrat dasar perairan
kurang mendukung bagi tumbuhnya vegetasi lamun secara baik. Dari hasil pengamatan di lapang juga menunjukkan bahwa lamun yang ditemukan terdapat
di pulau atau lokasi yang berdekatan dengan pulau yang berpenghuni pemukiman dan diperkirakan memperoleh konstribusi bahan organik dari
aktivitas rumah tangga domestik seperti di P. Mrican, P. Parang, pantai Cikmas dan Legon Boyo.
Tabel 28 Potensi sumberdaya lamun di Kepulauan Karimunjawa No
Lokasi Jumlah Jenis
Kepadatan Penutupan
indvm² 1
Parang 5
783.00 22.34
2 Menyawakan
1 19.00
5.00 3
Cemara Kecil 2
91.00 0.00
4 Bengkoang
2 152.17
10.18 5
Mrican 9
124.00 27.81
6 Cikmas
2 174.00
22.86 7
Legon Boyo 2
130.00 21.34
8 Karimunjawa
6 -
- 9
Kemujan 4
- -
10 Nyamuk
2 -
- 11
Menjangan Besar 2
- -
12 Menjangan Kecil
2 -
- 13
Katang 1
- -
14 Kumbang
3 -
- 15
Krakal Besar 1
- -
16 Krakal Kecil
1 -
- 17
Cemara Besar 4
- -
18 Gelang
1 -
- 19
Burung 1
- -
20 Sintok
4 -
- 21
Tengah 4
- -
22 Cilik
3 -
-
138
5 Rumput laut
Berdasarkan hasil penelitian Balitbang 2004, di Kepulauan Karimunjawa ditemukan 26 genus rumput laut atau makroalga sea weeds yang tersebar di
hampir semua pulau Tabel 29, dan Gambar 24. Umumnya Jumlah genus rumput cukup besar yaitu berkisar antara 25-26 genus, dan hanya beberapa pulau saja
yang jumlah genusnya lebih sedikit berkisar 15-18 genus, yaitu P. Katang, P. Krakal Kecil, P. Cemara Kecil dan P. Tengah, P. Cemara Besar dan P.
Menyawakan. Rumput laut yang berhasil ditemukan ini hidup pada perairan yang dangkal mulai dari daerah intertidal pasang surut sampai dengan kedalaman 10
meter. Rumput laut di Kepulauan Karimunjawa dapat dikelompokkan ke dalam
tiga divisi, yaitu : a. Chlorophyta, genusnya : Caulerpa, Halimeda, Acha nthopora, Amansia,
Amphiroa, Boodlea, Bryopsis, Codium, Dictyota. b. Phaeophyta, genusnya : Padina, Sargassum, Turbinaria, Udotea, Ulva, Valonia
c. Rhodophyta, genusnya : Euchema, Gracillaria, Gelidium, Hypnea, Acanthopora, Galaxura, Gelidiopsis, Gigartina.
Komunitas rumput laut yang hidup pada suatu perairan dipengaruhi oleh parameter suhu, intensitas cahaya dan kesuburan dari suatu perairan. Di samping
itu, pertumbuhan laut juga dipengaruhi oleh substrat dasar perairan. Substrat dasar yang keras, karang, berpasir merupakan habitat yang baik bagi pertumbuhan
rumput laut, sebaliknya substrat dasar yang lunak, berlumpur dan perairannya tidak jernih rumput laut akan sulit tumbuh.
Pada dasarnya ekosistem rumput laut merupakan bagian dari ekosistem bahari yang cukup produktif karena sangat berperan dalam mendukung kehidupan
bagi beranekaragam ikan hervivora terutama sebagai tempat untuk berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Secara ekologis rumput laut memiliki peran
yang penting bagi kehidupan biota laut, antara lain : 1 sebagai tempat atau habitat penempelan fauna dan flora yang bersifat epifit dan sesil; 2 sebagai
daerah asuhan nursery ground dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan tertentu; serta 3 sebagai habitat alami bagi ikan-ikan herbivora jenis tertentu. Oleh
karena itu, sangat penting pemanfaatan dan keberlanjutan sumberdaya rumput laut dapat dipelihara baik untuk kepentingan ekologis maupun pemanfaatannya bagi
kepentingan ekonomi penduduk.
139 Tabel 29 Jenis-jenis rumput laut seaweeds yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa, Balitbang, 2004
No Genus Krjw
Kmj Prg
Nyk MB MK
Kbr Ktg
Kbg KB KK
Bkg Myk
CB CK Glg Brg
Stk Tgh Kcl
1 Achanthophora + +
+ +
+ -
+ -
+ +
- +
+ +
- +
+ +
- +
2 Amansia +
+ +
+ +
+ +
- +
+ -
+ +
+ -
+ +
+ -
+ 3 Amphiroa
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
- +
- +
+ +
+ +
4 Boodlea +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
+ 5 Bryopsis
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
6 Caulerpa +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
+ -
+ 7 Codium
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
8 Dictyota +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
+ 9 Enteromorpha
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
10 Euchema +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ -
- -
+ +
+ +
+ 11 Galaxaura
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
- +
+ +
+ +
+ +
12 Gelidiopsis +
+ +
+ +
- +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
+ +
+ 13 Gelidium
+ +
+ +
+ -
- +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
- +
14 Gigartina -
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ 15 Gracilaria
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
16 Halimeda +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
+ 17 Halymenia
+ +
+ +
+ +
- -
+ +
- +
+ +
- +
+ +
- +
18 Hydroclanthus +
+ +
+ +
+ -
- +
+ -
+ +
- -
+ +
+ -
+ 19 Hypnea
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
- +
- +
- +
+ +
- +
20 Laurencia +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ 21 Padina
+ -
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
22 Sargassum +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ 23 Turbinaria
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ +
+ +
+ +
24 Udotea +
+ -
+ +
- -
+ +
+ -
+ +
+ -
+ +
+ -
+ 25 Ulva
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
- +
+ +
+ +
+ +
26 Valonia +
+ +
+ +
+ -
- +
+ -
+ +
+ -
+ +
+ -
+ Jumlah
25 25
24 26
26 22
20 17
26 26
15 26
18 18
15 26
26 26
17 26
Keterangan: + = ditemukan ada
- = tidak ditemukan tidak ada
Bkg = Bengkoang; Brg = Burung; CB = Cemara Besar; CK = Cemara Kecil; Glg = Geleang; Krjw = Karimunjawa; Ktg = Katang; Kcl = Kecil; Kbr = Kembar; Kmj = Kemujan; KB = Krakal Besar; KK = Krakal Kecil; Kbg = Kumbang; MB = Menjangan Besar; MK = Menjangan Kecil;
140
Gambar 24 Peta sebaran lokasi padang lamun dan rumput laut di Taman Nasional Karimunjawa
141
6 Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang dapat tumbuh dan berkembang pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup
mendapat aliran air, dan terlindung dari gempuran gelombang besar dan arus pasang-surut yang kuat. Oleh karena itu, hutan mangrove banyak ditemukan pada
daerah teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung. Ekosistem mangrove sangat besar artinya bagi stabilitas lingkungan
pantai. Ekosistem ini dapat bermanfaat bagi perlindungan pantai dari gempuran ombak. Ekosistem mangrove juga merupakan habitat yang baik bagi berbagai
jenis biota perairan ikan, udang, kerang-kerangan untuk berlindung, mencari makan, tempat tumbuh dan berkembang biak, daerah asuhan nursery ground,
daerah pemijahan spawning ground baik bagi biota yang hidup di perairan pantai maupun lepas pantai. Keberadaan mangrove secara ekologis juga
menciptakan hubungan funsional antara tiga ekosistem yaitu mangrove, lamun dan terumbu karang, terutama dalam hal pertukaran energi dan hubungan
fungsional lainnya fisik, bahan organik, migrasi antar biota yang hidup di dalamnya.
Dari hasil pengamatan di lapang, ditemukan sebanyak 15 jenis vegetasi mangrove atau bakau. Dari Jenis yang ditemukan, ternyata didominasi oleh
Rhizophora sp dan Avicennia sp. Jenis ini selalu ditemukan di P. Nyamuk, P.
Parang, P. Karimunjawa dan P. Kemujan yang merupakan tempat-tempat dimana vegetasi mangrove bisa diketemukan di kepulauan Karimunjawa Tabel 30,
sedangkan di pulau-pulau yang lain hampir tidak dijumpai habitat mangrove. Sebaran lokasi vegetasi mangrove yang terdapat di kepulauan Karimunjawa
disajikan pada Gambar 25. Mangrove di kepulauan Karimunjawa hanya dijumpai di pulau-pulau besar
dan berpenghuni dekat dengan pemukiman penduduk, dan di tempat ini ditemukan susbtrat haluslunak yang mengandung lanau lumpur. Jenis
Rhizopora sp , adalah jenis mangrove yang mudah tumbuh pada tanah bertrekstur
haluslunak dan tekstur pasir berlumpur sandy loam karena dari sistem perakarannya akar tongkat penyangga akan mudah dalam menyerap makanan
dari tanah sekitarnya, menyerap oksigen dari udara dan merupakan jenis yang
142
kuat terhadap terjangan ombak, sehingga jenis Rhizophora merupakan jenis mangrove yang paling bisa survive dan berkembang dari pada jenis mangrove
yang lain. Menurut PKSPL-IPB 2002, daerah yang dekat dengan laut sering ditumbuhi Avicennia dan Sonneratia. Sonneratia biasa tumbuh pada substrat
lumpur dalam yang kaya bahan organik. Rhizopora ternyata dapat tumbuh pada daerah yang terendam air laut mulai dari 9 kalibulan sampai dengan sekali atau
dua kali sehari selama 20 haribulan, dengan salinitas antara 10 - 30 ‰. Lebih ke arah darat, hutan mangrove biasanya didominasi oleh Rhizophora spp. Secara
rinci jenis mangrove yang ditemukan serta nilai NP masing-masing jenis dapat dilihat pada Tabel 30 dan 31.
Tabel 30 Jenis mangrove yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa
No Spesies
Nyamuk Parang Karimunjawa Kemujan Daerah tambak
1 Rhizophora mucronata
+ +
+ +
+ 2
Rhizophora apiculata +
+ +
- +
3 Rhizophora stylosa
+ +
+ +
- 4
Bruguiera gymnoriza +
- -
- +
5 Lumnitzera sp
- -
+ +
- 6
Avicennia sp -
- +
- -
7 Sonneratia alba
- +
+ +
- 8
Excoecaria sp -
- -
+ +
9 Ceriops tagal
- -
- -
+ 10
Xylocarpus mollucensis -
- -
- +
11 Xylocarpus granatum
- -
- -
+ 12
Lumnitzera littorea -
- -
- +
13 Lumnitzera racemosa
- -
- -
+ 14
Bruguiera cylindrica -
- -
- +
15 Aegiceras corniculatum
- -
- -
+ Jumlah
4 4
6 5
11
143
Gambar 25 Peta sebaran lokasi vegetasi mangrove di Taman Nasional Karimunjawa
144
Tabel 31 Nilai penting NP = mangrove pada tingkat pohon dan anakan pohon yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa
No Spesies
Nyamuk Parang
Karimunjawa Kemujan
Daerah Tambak
P AP
P AP
P AP
P AP
P AP
1 Rhizophora mucronata
110,8 111,8 142,7
130,8 50,0
- 34,1
- 68,1
31,3 2
Rhizophora apiculata 71,7
73,7 97,2
71,3 193,8
131,9 -
- 21,6
6,9 3
Rhizophora stylosa 54,6
57,6 60,1
47,8 -
106,5 68,3
102,5 -
- 4
Bruguiera gymnoriza 63,0
- -
- -
- -
- -
11,8 5
Lumnitzera sp -
- -
- 56,3
42,0 62,7
40,0 -
- 6
Avicennia sp -
- -
- -
59,4 -
- -
- 7
Sonneratia alba -
- -
50,1 -
50,4 105,9
117,5 -
- 8
Excoecaria sp -
- -
- -
- 71,4
40,0 114,4
77,5 9
Ceriops tagal -
- -
- -
- -
- 9,3
- 10
Xylocarpus mollucensis -
- -
- -
- -
- 9,3
6,2 11
Xylocarpus granatum -
- -
- -
- -
- 40,3
13,0 12
Lumnitzera littorea -
- -
- -
- -
- 17,0
20,6 13
Lumnitzera racemosa -
- -
- -
- -
- -
22,2 14
Bruguiera cylindrica -
- -
- -
- -
- 10,8
8,1 15
Aegiceras corniculatum -
- -
- -
- -
- 9,3
92,8
Keterangan: P = Tingkat pohon;
AP = Tingkat anakan pohon Sumber
: - Data primer yang diolah - Data sekunder DKP Propinsi Jawa Tengah, 2006
7 Hutan pantai
Hutan pantai tumbuh di sepanjang pantai yang timbul, dimana pasir terus menerus terkumpul. Sifat tanahnya kering dan tidak tergenang baik air laut
maupun air tawar. Topografi tanah dan hempasan ombak mempengaruhi formasi jenis-jenis yang menduduki hutan pantai ini, dan komposisi jenis tergantung pada
tingkat suksesinya Pada tingkat pemula yaitu formasi pescaprae yang anggotanya kebanyakan terdiri dari tumbuhan ternak, merayap dengan stolon-stolon panjang
dan berakar serta menghasilkan “runner”. Jenis yang tampak dominan adalah Ipomoea pescapreae. Pantai yang selalu mendapat pukulan-pukulan ombak
menyebabkan garis pantai mundur, pasir hilang atau berpindah. Pengaruh abrasi menjadikan formasi pascaprae digantikan oleh formasi Barringtonia. Formasi ini
bersifat hutan campur yang terdiri dari banyak jenis diantaranya adalah Causarina equisetifolia, Terminalia tiliaceus, Hibiscus tiliaceus, dan Scaefota frustasceus
Suryanto, 2000.
145
Vegetasi hutan pantai dicirikan oleh adanya Ketapang Terminalia cattapa
, Cemara Causuarina equisetifolia, Kelapa Cocos nucifera, Jati Pasir Scaerota fnistescens, Setigi Pemphis acidula dan Waru Laut Hisbiscus
uliaceus . Pohon-pohon hutan pantai juga sering dijumpai penuh dengan epifit
seperti paku-pakuan dan anggrek. Vegetasi seperti jenis ketapang, cemara laut, kelapa, jati pasir, waru, beringin dapat ditemukan di P. Cemara Besar, P. Cemara
Kecil, P. Burung dan P. Geleang.
4.3 Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya 4.3.1 Demografi dan tingkat pendidikan