Potensi sumberdaya hayati laut

120 terukur berkisar antara 24,33 – 55,19 mgl di bawah baku mutu yang ditentukan sebesar = 80,0 mgl. Kandungan nutrien dalam bentuk nitrat N-NO 3 dan fosfat P-PO 4 yang terukur di daerah penelitian umumnya relatif rendah, yakni berkisar antara 0,02 – 0,67 mgl N-NO 3 dan sebesar 0,004 – 0,036 mgl P-PO 4 . Walaupun ketentuan dari baku mutu air laut yang mensyaratkan kandungan ke dua variabel di atas tidak tercantum, namun kandungan yang terukur tersebut masih dalam kisaran normal alami untuk perairan laut yang dikelilingi oleh ekosistem terumbu karang. Kandungan nutrien yang terukur juga tidak menyebabkan kondisi perairan menjadi blooming plankton, sehingga tidak membahayakan biota laut. Masih sedikitnya kegiatan budidaya laut seperti ikan kerapu dan sudah tidak beroperasinya kegiatan pertambakan udang sejak tahun 2002 menyebabkan perairan Karimunjawa terhindar dari pengkayaan unsur hara nutrient yang membahayakan bagi keberlangsungan ekosistem terumbu karang.

4.2.5 Potensi sumberdaya hayati laut

Berbagai potensi sumberdaya hayati yang dimiliki Kepulauan Karimunjawa, antara lain ekosistem terumbu karang coral reefs, ekosistem padang lamun sea grass, ekosistem bakau mangrove, sumberdaya rumput laut sea weeds, sumberdaya ikan karang, dan sumberdaya hutan pantai daratan. 1 Terumbu karang Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang khas yang hanya terdapat di perairan tropis. Terumbu ini terbentuk dari endapan masif kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai ragam biota laut seperti avertebrata, krustasea, moluska, ekinodermata, berbagai jenis ikan, ganggang dan rumput laut. Terumbu karang juga memiliki peran dan fungsi sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat, tempat mencari makanan feeding ground, tempat asuhan dan pembesaran nursery ground, tempat pemijahan spawning ground bagi berbagai jenis biota yang hidup di terumbu dan sekitarnya. Perkembangan terumbu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik lingkungan seperti suhu, kedalaman, salinitas dan kecerahan. Salinitas yang rendah 30 ‰ dan perairan yang keruh tidak jernih dapat menyebabkan 121 terumbu karang tidak dapat tumbuh dan berkembang. Di samp ing itu, keanekareagaman biota dan keseimbangan ekosistem terumbu karang tergantung pada jala makanan, pengambilan jenis biota tertentu secara berlebihan dapat mengakibatkan peledakan populasi biota yang menjadi mangsanya, sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, faktor-faktor lingkungan dan kegiatan manusia yang dapat merusak terumbu karang karang harus dapat dihindari sedini mungkin. Ekosistem terumbu karang menyebar hampir di seluruh gugusan pulau yang ada, terdiri dari tiga tipe yaitu: terumbu karang pantai fringing reef, terumbu penghalang barrier reef, dan goba. Analisis terumbu karang yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebaran jenis, jumlah jenis, persentase penutupan dan nilai indeks keanekaragaman jenis. Dalam penentuan zonasi bagi suatu kawasan konservasi seperti taman nasional laut, beberapa faktor ekologi yang menjadi bahan salah satu bahan pertimbangan adalah kondisi terumbu karang. Faktor-faktor seperti keaslian terumbu karang, berbagai jenis biota penghuni terumbu, keanekaragaman jenis, keindahan dan kekhasan tipe terumbu penyusun serta luas dan letak terumbu karang merupakan bahan pertimbangan dan kriteria bagi penentuan zonasi suatu kawasan konservasi laut. Jumlah spesies karang yang ditemukan di perairan laut Karimunjawa berkisar antara 20 – 33 genus. Jumlah genus yang tertinggi ditemukan di P. Tengah, P. Kecil, P. Krakal Kecil dan P. Kumbang, sedangkan yang terendah ditemukan di P. Kemujan, dan P. Menyawakan Tabel 23. Secara lebih rinci genus-genus karang yang ditemukan di daerah penelitian disajikan pada Tabel 24, dan secara deskriptif disajikan pada Gambar 17. Kondisi terumbu karang di perairan Karimunjawa sebagian besar telah rusak dengan kategori sedang karena nilai persentase cover tutupan berada pada kisaran sebesar 25 – 49,9 Men. LH No. 4 2001, dan hanya beberapa pulau yang kondisinya masih dikatakan baik yaitu P. Cemara Kecil, P. Bengkoang dan P. Krakal Besar dengan persentase cover karangnya berada pada kisaran antara 50 – 74,9 Gambar 18 . Sedangkan secara ilustratif sebaran keberadaan lokasi dan kondisi karang hidup di Karimunjawa disajikan pada gambar 19. Nilai indeks keanekaragaman karang di daerah penelitian perairan laut Karimunjawa berkisar dari rendah sampai dengan sedang, yaitu antara 1,611 - 2,590. Nilai indeks kategori sedang H’ 2,0 – 4,0 berada di P. Menjangan 122 Besar, P. Sintok, P. Nyamuk, P. Katang, P. Krakal Kecil, dan P. Kumbang; sedangkan pulau-pulai lainnya termasuk kategori rendah H’ 2,0, Gambar 17. Nilai indeks keanekaragaman H’ karang kategori sedang ternyata tidak diikuti oleh kondisi terumbu karang yang baik tutupan karang = 50 . Persentase tutupan karang di daerah penelitian yang berkisar antara 25 – 49,9 termasuk kategori sedang, ternyata nilai indeks keanekaragaman jenis H’ juga termasuk kategori sedang H 2,0 – 3,93, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah genus karang yang ditemukan yaitu antara 21 – 32 genus tersebut termasuk kategori sedang. Rusaknya terumbu karang yang ditandai dengan persentase tutupan karang yang tidak tinggi dapat berakibat berkurangnya jenis- jenis karang yang ada di perairan Karimunjawa. Namun demikian, umumnya jumlah genus karang yang relatif banyak diketemukan di pulau-pulau yang berukuran kecil seperti yang ditemukan di P. Tengah, P. Kecil, P. Krakal Kecil, dan P. Kumbang, demikian pula pulau-pulau tersebut memiliki persen tutupan karang yang relatif lebih tinggi = 40 dibandingkan pulau-pulau lainnya Tabel 23. Tabel 23 Kelimpahan rata-rata genus karang hidup di Kepulauan Karimunjawa No Pulau Desa Jml Genus Cover H Karang Karang Karang 1 P Karimunjawa Karimunjawa 25 46.286 2.791 2 P Menjangan Besar Karimunjawa 26 42.000 3.008 3 P Menjangan Kecil Karimunjawa 24 37.273 3.650 4 P Burung Karimunjawa 25 26.180 3.620 5 P Geleang Karimunjawa 25 43.80 2.922 6 P Cemara Kecil Karimunjawa 23 53.135 2.767 7 P Cemara Besar Karimunjawa 28 48.643 3.410 8 P Menyawakan Karimunjawa 21 36.055 2.612 9 P Kemujan Kemujan 21 30.646 2.263 10 P Bengkoang Kemujan 24 50.302 2.552 11 P Sintok Kemujan 22 46.180 3.174 12 P Tengah Kemujan 33 46.827 3.910 13 P Kecil Kemujan 32 39.983 3.870 14 P Parang Parang 27 44.069 2.778 15 P Kembar Parang 24 37.163 3.880 16 P Nyamuk Parang 28 42.213 2.774 17 P Katang Parang 26 41.670 3.000 18 P Krakal Besar Parang 27 50.283 3.810 19 P Krakal Kecil Parang 32 48.620 3.930 20 P Kumbang Parang 33 44.273 3.370 123 Tabel 24 Genus genera karang yang diketemukan di daerah penelitian Kepulauan Karimunjawa No Genus Krjw Kmj Prg Nyk MB MK Kbr Ktg Kbg KB KK Bkg Myk CB CK Glg Brg Stk Tgh Kcl 1 Acropora + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 2 Achrelia - - + - - + + + + - + - + + - - - - + + 3 Alveopora + - - + - - - - - - - - - - - - - - - - 4 Anacropora - + - - - + - - + + + - + + - - + - - + 5 Astreopora + - + + + - - - - - - + - - + - - + - - 6 Caulastrea + - - - - + + - + + + - - - - - - - + + 7 Ctenactis - - - - - - - + - - - + + - + - - - - - 8 Cycloseris - - - - - - - - - - - + - - + - - - - - 9 Cyphastrea - + + + - - - + - - - - + - + + - + - - 10 Diploastrea + - - - + + + - + + + + - + + - + + + + 11 Echinophyllia - + - + - + + - + - - - - + - - + - + + 12 Echinopora - + + + - - - - - - - + + - + + - + - - 13 Euphyllia + - - - + - - + - + - - - - - - - + - - 14 Favia + + + + + + + + + - + + - - + + - + + + 15 Favites - + - - + - - - - - - - - - + + - + - - 16 Fungia - - - - + + - + - - - - + - + + - + - - 17 Galaxea + - - + - + + + + - - + + + - - + + + + 18 Gardineroseris - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 19 Goniastrea + - + + + - + + + + + + - + + - + + + + 20 Goniopora + - - + + + + + + - + + - - - + + + + + 21 Heliofungia - + - - - + + + + + + - - + - - + - + + 22 Heliopora - + + - - + - - + + + - - + - - + - + + 23 Herpholitha - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - 24 Hydnopora + - + + - - + - + + + + - + - + + - + + 25 Leptastrea - - - - - - + - + + + - - - - - + - + + 26 Leptoria - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 27 Leptoseris - + + - + + + - + + + - - + - + + - + + 28 Lobophyllia + - + - + + + - + + + - - + - + + - + + 29 Merullina + + + + + + + + + + + + + + + + - + + + 30 Millepora + + + - + - + + + + + + + + - + - + + + 31 Montastrea + - - - + + + + + + + - - - - - - - + + 124 Lanjutan Tabel 24 No Genus Krjw Kmj Prg Nyk MB MK Kbr Ktg Kbg KB KK Bkg Myk CB CK Glg Brg Stk Tgh Kcl 32 Montipora + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 33 Mycedium - - + - - + + + + - + - - + + + + + + + 34 Oxypora + - + - - + + + + + + - - + + + - - + + 35 Pachyseris + + + - + + + - + + + + + + + + + - + + 36 Pavona - - + - - - - + + + + + + + + + - + + + 37 Porites + + + + + + + + + + + + + + + + + - + + 38 Pectinia + - + + + + - + + + + - - + - - - + + - 39 Physogyra - - - - + - - - + - + - - + + + + + + + 40 Plerogyra - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 41 Platygyra + + + + - - - + - - - - - - - - - - - - 42 Pocillopora + + - - + + - + + + + + - + + + + - + + 43 Podabacia - - + + + - - - - - + + + + + + + - + + 44 Psammocora + - + - + - - - + - + + - - - - - - - - 45 Pseudoside- rastrea - + + + + - + + + + + - + + - + + - + + 46 Sandalolitha - - - - - - - - - + + + + - + - + + + - 47 Seriatopora + + + + + - - + + + + + + + - + + + + + 48 Siderastrea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 49 Stylophora + + + + + - + + + + + + + + - + + - + + 50 Symphastrea - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 51 Symphyllia + - + + + - - + + + + + + + + + + + + + 52 Turbinaria - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jumlah 25 21 27 21 26 23 24 26 33 27 32 24 21 28 23 25 25 22 33 32 Keterangan : Bkg : Bengkoang Glg : Geleang Kbr : Kembar Kbg : Kumbang Nyk : Nyamuk Brg : Burung Krjw : Karimunjawa Kmj : Kemujan MB : Menjangan Besar Prg : Parang CB : Cemara Besar Ktg : Katang KB : Krakal Besar MK : Menjangan Kecil Stk : Sintok CK : Cemara Kecil Kcl : Kecil KK : Krakal Kecil Myk : Menyawakan Tgh : Tengah + = diketemukan ada - = tidak diketemukan tidak ada 125 0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 Penutupan Karang P Karimunjawa P Menjangan Besar P Menjangan Kecil P Burung P Geleang P Cemara Kecil P Cemara Besar P Menyawakan P Kemujan P Bengkoang P Sintok P Tengah P Kecil P Parang P K em ba r P Nyamuk P Katang P Krakal Besar P Krakal Kecil P Kumbang 0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 P Karimunjawa P Menjangan Besar P Menjangan Kecil P Burung P Geleang P Cemara Kecil P Cemara Besar P Menyawakan P Kemujan P B en gk oa ng P SintokP TengahP KecilP Parang P Kembar P Ny am uk P Katang P Krakal Besar P Krakal Kecil P K um ba ng Jumlah Genus 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 Keanekaragaman Jml Genus Karang H Karang Gambar 17 Jumlah genus dan keanekaragaman genus H’ karang hidup yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa Gambar 18 Persentase cover penutupan karang hidup yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa 126 Gambar 19 Peta sebaran lokasi dan kondisi karang hidup di kawasan Taman Nasional Karimunjawa 127 2 Ikan karang a Kelimpahan jenis dan keanekaragaman ikan Sumberdaya ikan karang di perairan Kepulauan Karimunjawa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: kelompok ikan hias ornamental fish dan kelompok ikan pangan. Kelompok ikan hias dan ikan pangan ini kehidupannya sangat bergantung substrat dasar terumbu karang atau karang hidup sebagai habitatnya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, jenis ikan-ikan karang yang berhasil teridentikasi di wilayah perairan Karimunjawa sebanyak 140 jenis, teridiri dari 29 familia Lampiran 1. Pulau yang memiliki jumlah jenis ikan yang banyak adalah Kemujan dan Karimunjawa, kemudian terendah adalah pulau Tengah. Familia Pomacenthridae memiliki spesies ikan terbanyak, kemudian berturut-turut adalah familia Labridae, Chaetodontidae, Axanthuridae, Siganidae dan Caesionidae Tabel 25. Familia Pomacenthridae paling banyak ditemukan di pulau Kemujan dan pulau Karimunjawa, sedangkan familia lainnya yang disebutkan di atas ditemukan hampir di setiap pulau yang terdapat di Kepulauan Karimunjawa, khususnya wilayah perairan yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Kisaran indeks keanekaragaman jenis H’ ikan sebesar 1,95 – 4,70. Sebagian besar nilai indeks di atas 3,0 kecuali Gosong Tengah sebesar 1,95. Nilai indeks H’ ikan ini termasuk kategori sedang atau berada pada kisaran antara 2,0 – 4,0. Secara diskriptif jumlah jenis ikan karang, ideks keanekaragaman, dan persentase masing-masing familia ikan karang disajikan pada Gambar 20 dan Gambar 21, sedangkan sebaran ikan karang dan potensi di masing-masing pulau disajikan pada Gambar 22. Dari Gambar 20 tampak bahwa ikan-ikan karang yang berhasil ditemukan di Kepulauan Karimunjawa didominasi oleh jenis-jenis ikan yang masuk ke dalam famili Pomacentridae, kemudian disusul Labridae dan Chaetodontidae. Menurut Balai Riset Perikanan Laut 2003, ikan-ikan karang familia Pomacentridae sebagian besar hidupnya di batu-batuan dan karang serta banyak tersebar di perairan Aceh, Lampung, Pelabuhan Ratu, Teluk Jakarta, Kepulauan Seribu, perairan Jepara, Bawean, Bali dan Maluku. Familia Labridae sebagaian besar hidupnya di pantai berkarang dan tengah-tengah rumput laut sedangkan familia Chaetodontidae habitat utmanya adalah perairan pantai karang dan banyak yang hidup soliter. 128 Tabel 25 Jumlah jenis ikan karang pada masing-masing familia yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa No Famili Krjw Kmj Prg Nyk MB MK Kbr Ktg Kbg KB KK Bkg Myk CB CK Glg Brg Stk Tgh Kcl 1 ACANTHURIDAE 16 15 2 2 2 5 6 3 6 5 3 2 2 4 5 3 1 2 2 APOGONIDAE 2 2 2 2 1 1 4 2 3 BALISTIDAE 3 4 1 4 4 1 4 4 4 2 2 4 1 5 1 4 CABRIDAE 1 5 CAESIONIDAE 5 6 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 6 CARANGIDAE 2 2 7 CENTRISTIDAE 1 1 1 1 1 1 8 CHAETODONTIDAE 1 1 3 3 6 12 18 2 9 12 12 5 3 14 4 4 15 2 3 10 9 DIODONTIDAE 2 2 2 2 2 2 2 10 EPHIPPEDAE 1 1 4 4 3 2 2 1 1 4 1 2 11 HOLOCENTRIDAE 2 2 12 KYPOSIDAE 1 1 13 LABRIDAE 10 12 5 6 11 13 13 5 9 9 11 5 9 10 7 6 12 9 3 6 14 LETHRINIDAE 1 1 15 LUTJANIDAE 6 10 1 1 1 2 1 16 MONACANTHIDAE 2 2 2 2 1 2 2 1 17 MULLIDAE 5 6 1 18 MURAENIDAE 2 2 19 NEMIPTERIDAE 4 4 1 1 2 1 1 20 PLESIOPIDAE 1 1 1 1 1 21 POMACANTHIDAE 5 6 1 3 3 2 3 4 2 1 4 1 1 22 POMACENTHRIDAE 27 31 18 17 10 18 17 14 13 12 12 14 16 17 16 18 24 16 9 10 23 SERRANIDAE 13 15 2 4 6 1 5 4 5 1 2 7 1 2 6 1 3 24 SCARIDAE 10 13 3 1 2 6 7 8 7 7 1 1 5 1 9 1 1 25 SCORPAENIDAE 1 1 1 1 1 1 1 1 26 SIGANIDAE 7 7 2 2 2 4 5 2 5 5 4 2 2 4 2 2 5 2 2 3 27 SYNODONTIDAE 1 1 1 1 28 TETRAODONTIDAE 1 1 1 1 1 1 1 1 29 TOXOTIDAE 1 1 1 1 1 1 1 1 TOTAL 122 140 38 38 36 84 98 30 77 78 75 36 38 79 38 47 105 37 21 46 129 0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 P Karimunjawa P M en jan ga n B esa r P M en jan ga n K ec il P Bu ru ng P G ele an g P Cemara Kecil P Ce m ara B esa r P M en ya w ak an P K em uja n P Be ng ko an g P Sin tok P Te ng ah P K ec il P Pa ran g P K em ba r P N ya m uk P K ata ng P K rak al Be sa r P K rak al K ec il P K um ba ng Jumlah Jenis 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 Keanekaragaman Jumlah Jenis H Ikan Gambar 20 Histogram jumlah jenis ikan karang yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa Gambar 21 Histogram persentase masing-masing famili ikan karang yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa. 20 40 60 80 100 Krjw Kmj Prg Nyk M B M K Kb r Ktg Kbg KB KK Bkg M yk CB CK Gl g Brg Stk Tng Kcl Pulau Persentase NO NAME FAMILY TETRAODONTIDAE SYNODONTIDAE SIGANIDAE SCORPAENIDAE SCARIDAE SERRANIDAE POMACENTHRIDAE POMACANTHIDAE PLESIOPIDAE NEMIPTERIDAE MURAENIDAE MULLIDAE MONACANTHIDAE LUTJANIDAE LETHRINIDAE LABRIDAE KYPOSIDAE HOLOCENTRIDAE EPHIPPEDAE DIODONTIDAE CHAETODONTIDAE CENTRISTIDAE CARANGIDAE CAESIONIDAE CABRIDAE BALISTIDAE APOGONIDAE ACANTHURIDAE 130 Gambar 22 Peta sebaran lokasi dan potensi ikan karang di Taman Nasional Karimunjawa 131 Menurut Kvalvagnaes 1980 yang diacu oleh Suryanto 2000, perairan laut Indonesia memiliki sumberdaya ikan hias yang paling beragam, keseluruhannya bisa mencapai tidak kurang 253 jenis, sedangkan negara-negara lain umumnya memiliki tidak lebih dari 165 jenis. Hasil penelitian Hutomo dan Adrim 1985 di kepulauan Seribu menemukan 198 jenis ikan hias, sedangkan hasil penelitian di kepulauan Karimunjawa ini menemukan 140 jenis ikan hias. Bila dibandingkan dengan angka-angka tersebut, maka sumberdaya ikan karang di kepulauan Karimunjawa masih cukup tinggi, sehingga bisa didayagunakan untuk kegiatan pariwisata, penelitian, dan lainnya. b Potensi dan pemanfaatan optimal Sumberdaya ikan karang reef fish yang diamati dikelompokkan ke dalam ikan hias ornamental fish dan ikan pangan yang habitat hidupnya di dalam ekosistem terumbu karang, dan diantaranya merupakan kelompok ikan karang yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti berbagai jenis ikan kerapu. Potensi sumberdaya perikanan yang diamati adalah densitas, kelimpahan, potensi dan MSY Maximum Sustainable Yield, dan hasilnya secara rinci disajikan pada Tabel 26. Kepadatan ikan-ikan karang yang didapatkan di perairan Karimunjawa berkisar antara 50 - 313 ekor100m2 atau rata-rata sebesar 114 ekor100m2. Kepadatan terendah ditemukan di pulau Menjangan Kecil dan tertinggi di Gosong Tengah dan pulau Sintok. Umumnya kepadatan ikan karang yang berhasil ditemukan masih relatif rendah yaitu kurang dari 100 ekor100m2, dan hanya di beberapa pulau kepadatannya dikatakan tinggi yaitu P. Menjangan Besar, P. Geleang, P. Sintok, dan Gosong Tengah Tabel 26. Sedangkan kelimpahan ikan yang relatif tinggi terdapat di pulau-pulau yang memiliki ukuran yang luas dan berpenduduk yaitu : P. Karimunjawa sebesar 121.692 tonth MSY = 48.676,7, P. Kemujan sebesar 108.89 tonth MSY = 43.555,8, P. Menjangan Besar sebesar 73.711,9 tonth MSY = 29.484,7, P. Parang sebesar 64.200,3 tonth MSY = 25.680,1, dan P. Nyamuk sebesar 51.939,6 tonth MSY = 20.775,8. Jumlah total potensi sumberdaya ikan karang yang terdapat di kepulauan Karimunjawa sebesar 653,1 tonth. 132 Tabel 26 Potensi sumberdaya ikan-ikan karang di Kepulauan Karimunjawa No. Nama Lolasi Densitas Densitas Kelimpahan Kelimpahan Potensi MSY ekor1500 m 2 ekor100m 2 ekor ton tonth tonth 1. P. Karimunjawa 1.145 76 2433835,01 243.383,5 121.692 48.676,7 2. P. Kemujan 923 62 2177788,54 217.778,9 108.89 43.555,8 3. P. Menjangan B 3.360 224 1474236,74 147.423,7 73.7119 29.484,7 4. P.Menjangan K 744 50 239301,27 23.930,1 11.9651 4.786 5. P. Nyamuk 776 52 1038791,72 103.879,2 51.9396 20.775,8 6. P. Parang 1.214 81 1284005,77 128.400,6 64.2003 25.680,1 7. P. Kumbang 907 60 268180,64 26.818,1 13.409 5.363,6 8. P. Kembar 961 64 800242,29 80.024,2 40.0121 16.004,8 9. P. Menyawakan 1.698 113 107159,65 10.716 5.358 2.143,2 10. P. Bengkoang 2.280 152 662579,61 66.258 33.129 13.251,6 11. P. Cemara Kcl 2.055 137 289237,52 28.923,8 14.4619 5.784,8 12. P. Cemara Bsr 945 63 292427,39 29.242,7 14.6214 5.848,5 13. P. Geleang 3.546 236 664425,84 66.442,6 33.2213 13.288,5 14. P. Burung 1.098 73 47800,42 4.78 2.39 0.956 15. P. Krakal Besar 1.352 90 94938,89 9.493,9 4.747 3.7976 16. P. Krakal Kecil 1.227 82 105629,41 10.562,9 5,2815 2.112,6 17. P. Sintok 4.674 312 514028,46 51.402,8 25.7014 10.280,6 18. P. Tengah 376 25 38201,94 3.820,2 1.9101 0.764 19. Gosong Tengah 4.695 313 493954,82 49.395,5 24.6978 9.879,1 20. P. Kecil 318 21 35221,63 3.522,2 1.7611 0.704,4 TOTAL 34.294 2.286 13061987,6 1.306.198,9 653,1 263.138 RATA-RATA 1.715 114 653.099,378 65.309,945 32,655 13.156,9 Sumber : Hasil Perhitungan dari Penelitian Lapang Keterangan: Berat Rata-rata ikan sebesar 100 gram Pulau-pulau tersebut telah lama menjadi tempat tinggal penduduk dan ukurannya relatif luas dibandingkan pulau lainnya yang relatif kecil dan tidak berpunghuni. Pulau Karimunjawa yang memiliki ukuran luasan terbesar ternyata juga memiliki luasan terumbu karang yang terbesar pula, sehingga memiliki potensi sumberdaya ikan karang tertinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. Agar keberadaan ikan-ikan karang tidak habis dan dapat dimanfaatkan terus menerus, maka seyogyanya pemanfaatan maksimal yang boleh dilakukan atau ditangkap haruslah mengikuti hasil perhitungan MSY sebagaimana tersajikan pada Tabel 26. Ikan-ikan karang jenis ekor kuning Caesio erythrogaster, pisang-pisang Caesio chrysozona, kerapu Epinephelus sp, kakap Lutjanus sp, lencam Lethrinus sp, kakatua Callydon sp, beronang Siganus sp merupakan 133 penyumbang hasil perikanan karang di kepulauan Karimunjawa yang banyak tertangkap oleh alat Muro-ami pada daerah yang agak jauh dari paparan padat karang. Ikan-ikan jenis tersebut termasuk ikan demersal yang peka terhadap usaha penangkapan, sehingga penangkapan yang intensif akan berakibat terhadap menurunnya hasil tangkapan pada waktu-waktu mendatang, dan berakibat pula rusaknya habitat terumbu karang sebagai fishing ground. Pendapat ini juga sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Odum Odum 1955 dan Johanes et al 1972 yang diacu oleh Suryanto 2000, meskipun perairan terumbu karang memiliki produktivitas tinggi tetapi merupakan ekosistem yang tertutup, sehingga kepadatan ikan yang tinggi tidak bisa terus menerus dipertahankan terhadap takanan penangkapan yang intensif. Secara alami sesungguhnya alam telah membatasi usaha perikanan di perairan tersebut, antara lain topografi dasar perairan yang tidak rata, terdapatnya terumbu karang sebagai penghalang barrier, rumput laut, padang lamun dan kondisi arus yang sulit diprediksi arah dan kecepatannya. Namun karena manusia diberi akal, segala cara dan teknik digunakan untuk memperoleh hasil tangkapan yang sebesar-besarnya walau mungkin harus menggunakan cara-cara yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, ketegasan aturan terutama dalam pengendalian penangkapan ikan dengan alat tangkap Muroami harus dapat dilakukan agar sumberdaya perikanan karang dapat dimanfaatkan secara lestari dalam jangka panjang. Salah satu solusi yang perlu yang bisa dijadikan rujukan adalah dengan mengacu pada hasil perhitungan MSY sebagaimana tersebut pada tabel 26. 3 Sebaran Khlorofil a Berdasarkan hasil pengamatan dari satelit Modis Aqua Ocean Color gsfc nasa resolusi 1 km menunjukkan bahwa sebaran kandungan khlorofil a di perairan kepulauan Karimunjawa Jepara berkisar 0,5 – 5 mgm3. Kandungan khlorofil a yang sangat tinggi , yaitu di atas 4,0 mgm3 ditemukan di beberapa lokasi, yaitu sebelah utara P. Kembar, sebelah selatan P. Parang, sebelah Timur P. Nyamuk, sebelah Barat Daya P. Nyamuk, dan di dekat Karang Katang Gambar 23. Kandungan khlorofil a yang tinggi tersebut merupakan tempat spawning ground bagi ikan-ikan pelagis tongkol yang sering melimpah di perairan Karimunjawa. 134 Gambar 23 Sebaran Khlorofil a mg m 3 di Taman Nasional Karimunjawa 135 4 Padang lamun seagrass Lamun seagrass merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut. Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih terjangkau oleh sinar matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih pada kedalaman 2-10 meter dengan sirkulasi air yang baik. Tipe substrat dasar tempat tumbuhnya lamun lebih sering ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan mangrove dan terumbu karang. Menurut PKSPL-IPB 2002, di seluruh Dunia diperkirakan terdapat 55 jenis lamun, dan di Indonesia ditemukan sekitar 12 jenis yang dominan yang termasuk ke dalam dua familia, yaitu: 1 Hydro-charitaceae, dan 2 Potamogetonaceae. Pengamatan terhadap sumberdaya lamun di daerah penelitian meliputi jumlah jenis, kepadatan jenis, dan persentase penutupan substrat oleh lamun. Hasil analisis lamun yang ditemukan di kepulauan Karimunjawa terdiri dari 9 jenis, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Halophila minor, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, dan Thalassodendron ciliatum Tabel 27. Tabel 27 Spesies lamun yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa No Spesies EA TH HO HM HU HP CR CS TC S Jumlah 1 Parang + + - + + - + - - - 5 2 Menyawakan - + - - - - - - - - 1 3 Cemara Kecil - + + - - - - - - - 2 4 Bengkoang - + - - - - - + - - 2 5 Mrican + + + + + + + + + - 9 6 Cikmas + + - - - - - - - - 2 7 Legon Boyo + + - - - - - - - - 2 8 Karimunjawa + + + + - - + - - + 6 9 Kemujan + + - - - - + - - + 4 10 Nyamuk + + - - - - - - - - 2 11 Menjangan Besar + + - - - - - - - - 2 12 Menjangan Kecil + + - - - - - - - - 2 13 Katang + - - - - - - - - - 1 14 Kumbang + + - - - - - - - + 3 136 Lanjutan Tabel 27. No Spesies EA TH HO HM HU HP CR CS TC S Jumlah 15 Krakal Besar + - - - - - - - - - 1 16 Krakal Kecil + - - - - - - - - - 1 17 Cemara Besar + + - + - - - + - - 4 18 Gelang + - - - - - - - - - 1 19 Burung + - - - - - - - - - 1 20 Sintok + + - - + - + - - - 4 21 Tengah + + + - - - + - - - 4 22 Cilik + + - - - - + - - - 3 Keterangan : EA : Enhalus acoroides HP : Halodule pinifolia TH : Thalassia hemprichii CR : Cymodocea rotundata HO : Halophila ovalis CS : Cymodocea serrulata HM : Halophila minor TC : Thalassodendron ciliatum HU : Halodule uninervis S : Syringodium sp. Jenis-jenis yang ditemukan tersebut termasuk ke dalam familia Hydrocharitaceae dan Potamogetonaceae. Jumlah jenis lamun yang ditemukan di daerah penelitian ini termasuk cukup tinggi dan beragam, mengingat jenis-jenis lamun di Indonesia hanya berjumlah 12 spesies. Oleh karena itu, keberadaanya perlu dijaga dengan baik mengingat ekosistem lamun bukan merupakan entitas yang terisolasi, tetapi berinteraksi dengan ekosistem lain di sekitarnya mangrove dan terumbu karang. Di samping itu, padang lamun secara ekologis mempunyai fungsi penting bagi wilayah pesisir dan laut, antara lain sebagai produsen detritus dan zat hara, mengikat sedimen dan menstabilkan susbtrat lunak dengan sistem perakarannya, sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh dan besar serta memijah bagi beberapa jenis biota laut terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini. Jumlah jenis lamun yang terbanyak ditemukan di P. Mrican 9 jenis dan P. Parang 5 jenis, sedangkan di pulau-pulau lainnya relatif sedikit 2 jenis. Secara lebih rinci data mengenai jumlah jenis, nilai kepadatan jenis, persentase penutupan dan nilai penting secara rinci disajikan pada Tabel 28, sedangkan sebaran padang lamun yang terdapat di Karimunjawa disajikan pada Gambar 23. Berdasarkan pada Tabel 28, terlihat kepadatan lamun yang tinggi ditemukan di pulau Parang sebesar 783 indm 2 . Walau demikian, dilihat dari persentase tingkat penutupan substrat oleh lamun umumnya di masing-masing lokasi masih relaif rendah. Padang lamun memang tidak banyak dijumpai di 137 perairan pantai Karimunjawa, hal ini menunjukkan bahwa tutupan wilayah perairan lebih didominasi oleh pasir dan karang. Tidak melimpahnya padang lamun di Karimunjawa dapat dimengerti, mengingat substrat dasar perairannya adalah pasir dan karang, dan bukan substrat yang berfraksi lunak atau halus lumpur dan lumpur berpasir yang banyak mengandung bahan organik yang umumnya banyak ditemukan lamun. Tiadanya sungai di kepulauan Karimunjawa, dan proses terbentuknya daratan Karimunjawa dari aktivitas vulkanik yang dicirikan oleh jenis tanah alluvium menyebabkan konsisi substrat dasar perairan kurang mendukung bagi tumbuhnya vegetasi lamun secara baik. Dari hasil pengamatan di lapang juga menunjukkan bahwa lamun yang ditemukan terdapat di pulau atau lokasi yang berdekatan dengan pulau yang berpenghuni pemukiman dan diperkirakan memperoleh konstribusi bahan organik dari aktivitas rumah tangga domestik seperti di P. Mrican, P. Parang, pantai Cikmas dan Legon Boyo. Tabel 28 Potensi sumberdaya lamun di Kepulauan Karimunjawa No Lokasi Jumlah Jenis Kepadatan Penutupan indvm² 1 Parang 5 783.00 22.34 2 Menyawakan 1 19.00 5.00 3 Cemara Kecil 2 91.00 0.00 4 Bengkoang 2 152.17 10.18 5 Mrican 9 124.00 27.81 6 Cikmas 2 174.00 22.86 7 Legon Boyo 2 130.00 21.34 8 Karimunjawa 6 - - 9 Kemujan 4 - - 10 Nyamuk 2 - - 11 Menjangan Besar 2 - - 12 Menjangan Kecil 2 - - 13 Katang 1 - - 14 Kumbang 3 - - 15 Krakal Besar 1 - - 16 Krakal Kecil 1 - - 17 Cemara Besar 4 - - 18 Gelang 1 - - 19 Burung 1 - - 20 Sintok 4 - - 21 Tengah 4 - - 22 Cilik 3 - - 138 5 Rumput laut Berdasarkan hasil penelitian Balitbang 2004, di Kepulauan Karimunjawa ditemukan 26 genus rumput laut atau makroalga sea weeds yang tersebar di hampir semua pulau Tabel 29, dan Gambar 24. Umumnya Jumlah genus rumput cukup besar yaitu berkisar antara 25-26 genus, dan hanya beberapa pulau saja yang jumlah genusnya lebih sedikit berkisar 15-18 genus, yaitu P. Katang, P. Krakal Kecil, P. Cemara Kecil dan P. Tengah, P. Cemara Besar dan P. Menyawakan. Rumput laut yang berhasil ditemukan ini hidup pada perairan yang dangkal mulai dari daerah intertidal pasang surut sampai dengan kedalaman 10 meter. Rumput laut di Kepulauan Karimunjawa dapat dikelompokkan ke dalam tiga divisi, yaitu : a. Chlorophyta, genusnya : Caulerpa, Halimeda, Acha nthopora, Amansia, Amphiroa, Boodlea, Bryopsis, Codium, Dictyota. b. Phaeophyta, genusnya : Padina, Sargassum, Turbinaria, Udotea, Ulva, Valonia c. Rhodophyta, genusnya : Euchema, Gracillaria, Gelidium, Hypnea, Acanthopora, Galaxura, Gelidiopsis, Gigartina. Komunitas rumput laut yang hidup pada suatu perairan dipengaruhi oleh parameter suhu, intensitas cahaya dan kesuburan dari suatu perairan. Di samping itu, pertumbuhan laut juga dipengaruhi oleh substrat dasar perairan. Substrat dasar yang keras, karang, berpasir merupakan habitat yang baik bagi pertumbuhan rumput laut, sebaliknya substrat dasar yang lunak, berlumpur dan perairannya tidak jernih rumput laut akan sulit tumbuh. Pada dasarnya ekosistem rumput laut merupakan bagian dari ekosistem bahari yang cukup produktif karena sangat berperan dalam mendukung kehidupan bagi beranekaragam ikan hervivora terutama sebagai tempat untuk berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Secara ekologis rumput laut memiliki peran yang penting bagi kehidupan biota laut, antara lain : 1 sebagai tempat atau habitat penempelan fauna dan flora yang bersifat epifit dan sesil; 2 sebagai daerah asuhan nursery ground dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan tertentu; serta 3 sebagai habitat alami bagi ikan-ikan herbivora jenis tertentu. Oleh karena itu, sangat penting pemanfaatan dan keberlanjutan sumberdaya rumput laut dapat dipelihara baik untuk kepentingan ekologis maupun pemanfaatannya bagi kepentingan ekonomi penduduk. 139 Tabel 29 Jenis-jenis rumput laut seaweeds yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa, Balitbang, 2004 No Genus Krjw Kmj Prg Nyk MB MK Kbr Ktg Kbg KB KK Bkg Myk CB CK Glg Brg Stk Tgh Kcl 1 Achanthophora + + + + + - + - + + - + + + - + + + - + 2 Amansia + + + + + + + - + + - + + + - + + + - + 3 Amphiroa + + + + + + + - + + + + - + - + + + + + 4 Boodlea + + + + + + + - + + + + - - - + + + + + 5 Bryopsis + + + + + + + + + + + + + - + + + + + + 6 Caulerpa + + + + + + + + + + - + + + + + + + - + 7 Codium + + + + + + + + + + + + + + - + + + + + 8 Dictyota + + + + + + + + + + + + - + + + + + + + 9 Enteromorpha + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 10 Euchema + + + + + + + - + + + + - - - + + + + + 11 Galaxaura + + + + + + + + + + - + - + + + + + + + 12 Gelidiopsis + + + + + - + + + + - + + + + + + + + + 13 Gelidium + + + + + - - + + + - + + + + + + + - + 14 Gigartina - + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 15 Gracilaria + + - + + + + + + + + + + - + + + + + + 16 Halimeda + + + + + + + + + + + + - + + + + + + + 17 Halymenia + + + + + + - - + + - + + + - + + + - + 18 Hydroclanthus + + + + + + - - + + - + + - - + + + - + 19 Hypnea + + + + + + + - + + - + - + - + + + - + 20 Laurencia + + + + + + + + + + + + + - + + + + + + 21 Padina + - + + + + - + + + + + + + + + + + + + 22 Sargassum + + + + + + + + + + + + + - + + + + + + 23 Turbinaria + + + + + + + + + + + + + - + + + + + + 24 Udotea + + - + + - - + + + - + + + - + + + - + 25 Ulva + + + + + + + + + + + + - + + + + + + + 26 Valonia + + + + + + - - + + - + + + - + + + - + Jumlah 25 25 24 26 26 22 20 17 26 26 15 26 18 18 15 26 26 26 17 26 Keterangan: + = ditemukan ada - = tidak ditemukan tidak ada Bkg = Bengkoang; Brg = Burung; CB = Cemara Besar; CK = Cemara Kecil; Glg = Geleang; Krjw = Karimunjawa; Ktg = Katang; Kcl = Kecil; Kbr = Kembar; Kmj = Kemujan; KB = Krakal Besar; KK = Krakal Kecil; Kbg = Kumbang; MB = Menjangan Besar; MK = Menjangan Kecil; 140 Gambar 24 Peta sebaran lokasi padang lamun dan rumput laut di Taman Nasional Karimunjawa 141 6 Mangrove Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang dapat tumbuh dan berkembang pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gempuran gelombang besar dan arus pasang-surut yang kuat. Oleh karena itu, hutan mangrove banyak ditemukan pada daerah teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung. Ekosistem mangrove sangat besar artinya bagi stabilitas lingkungan pantai. Ekosistem ini dapat bermanfaat bagi perlindungan pantai dari gempuran ombak. Ekosistem mangrove juga merupakan habitat yang baik bagi berbagai jenis biota perairan ikan, udang, kerang-kerangan untuk berlindung, mencari makan, tempat tumbuh dan berkembang biak, daerah asuhan nursery ground, daerah pemijahan spawning ground baik bagi biota yang hidup di perairan pantai maupun lepas pantai. Keberadaan mangrove secara ekologis juga menciptakan hubungan funsional antara tiga ekosistem yaitu mangrove, lamun dan terumbu karang, terutama dalam hal pertukaran energi dan hubungan fungsional lainnya fisik, bahan organik, migrasi antar biota yang hidup di dalamnya. Dari hasil pengamatan di lapang, ditemukan sebanyak 15 jenis vegetasi mangrove atau bakau. Dari Jenis yang ditemukan, ternyata didominasi oleh Rhizophora sp dan Avicennia sp. Jenis ini selalu ditemukan di P. Nyamuk, P. Parang, P. Karimunjawa dan P. Kemujan yang merupakan tempat-tempat dimana vegetasi mangrove bisa diketemukan di kepulauan Karimunjawa Tabel 30, sedangkan di pulau-pulau yang lain hampir tidak dijumpai habitat mangrove. Sebaran lokasi vegetasi mangrove yang terdapat di kepulauan Karimunjawa disajikan pada Gambar 25. Mangrove di kepulauan Karimunjawa hanya dijumpai di pulau-pulau besar dan berpenghuni dekat dengan pemukiman penduduk, dan di tempat ini ditemukan susbtrat haluslunak yang mengandung lanau lumpur. Jenis Rhizopora sp , adalah jenis mangrove yang mudah tumbuh pada tanah bertrekstur haluslunak dan tekstur pasir berlumpur sandy loam karena dari sistem perakarannya akar tongkat penyangga akan mudah dalam menyerap makanan dari tanah sekitarnya, menyerap oksigen dari udara dan merupakan jenis yang 142 kuat terhadap terjangan ombak, sehingga jenis Rhizophora merupakan jenis mangrove yang paling bisa survive dan berkembang dari pada jenis mangrove yang lain. Menurut PKSPL-IPB 2002, daerah yang dekat dengan laut sering ditumbuhi Avicennia dan Sonneratia. Sonneratia biasa tumbuh pada substrat lumpur dalam yang kaya bahan organik. Rhizopora ternyata dapat tumbuh pada daerah yang terendam air laut mulai dari 9 kalibulan sampai dengan sekali atau dua kali sehari selama 20 haribulan, dengan salinitas antara 10 - 30 ‰. Lebih ke arah darat, hutan mangrove biasanya didominasi oleh Rhizophora spp. Secara rinci jenis mangrove yang ditemukan serta nilai NP masing-masing jenis dapat dilihat pada Tabel 30 dan 31. Tabel 30 Jenis mangrove yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa No Spesies Nyamuk Parang Karimunjawa Kemujan Daerah tambak 1 Rhizophora mucronata + + + + + 2 Rhizophora apiculata + + + - + 3 Rhizophora stylosa + + + + - 4 Bruguiera gymnoriza + - - - + 5 Lumnitzera sp - - + + - 6 Avicennia sp - - + - - 7 Sonneratia alba - + + + - 8 Excoecaria sp - - - + + 9 Ceriops tagal - - - - + 10 Xylocarpus mollucensis - - - - + 11 Xylocarpus granatum - - - - + 12 Lumnitzera littorea - - - - + 13 Lumnitzera racemosa - - - - + 14 Bruguiera cylindrica - - - - + 15 Aegiceras corniculatum - - - - + Jumlah 4 4 6 5 11 143 Gambar 25 Peta sebaran lokasi vegetasi mangrove di Taman Nasional Karimunjawa 144 Tabel 31 Nilai penting NP = mangrove pada tingkat pohon dan anakan pohon yang ditemukan di Kepulauan Karimunjawa No Spesies Nyamuk Parang Karimunjawa Kemujan Daerah Tambak P AP P AP P AP P AP P AP 1 Rhizophora mucronata 110,8 111,8 142,7 130,8 50,0 - 34,1 - 68,1 31,3 2 Rhizophora apiculata 71,7 73,7 97,2 71,3 193,8 131,9 - - 21,6 6,9 3 Rhizophora stylosa 54,6 57,6 60,1 47,8 - 106,5 68,3 102,5 - - 4 Bruguiera gymnoriza 63,0 - - - - - - - - 11,8 5 Lumnitzera sp - - - - 56,3 42,0 62,7 40,0 - - 6 Avicennia sp - - - - - 59,4 - - - - 7 Sonneratia alba - - - 50,1 - 50,4 105,9 117,5 - - 8 Excoecaria sp - - - - - - 71,4 40,0 114,4 77,5 9 Ceriops tagal - - - - - - - - 9,3 - 10 Xylocarpus mollucensis - - - - - - - - 9,3 6,2 11 Xylocarpus granatum - - - - - - - - 40,3 13,0 12 Lumnitzera littorea - - - - - - - - 17,0 20,6 13 Lumnitzera racemosa - - - - - - - - - 22,2 14 Bruguiera cylindrica - - - - - - - - 10,8 8,1 15 Aegiceras corniculatum - - - - - - - - 9,3 92,8 Keterangan: P = Tingkat pohon; AP = Tingkat anakan pohon Sumber : - Data primer yang diolah - Data sekunder DKP Propinsi Jawa Tengah, 2006 7 Hutan pantai Hutan pantai tumbuh di sepanjang pantai yang timbul, dimana pasir terus menerus terkumpul. Sifat tanahnya kering dan tidak tergenang baik air laut maupun air tawar. Topografi tanah dan hempasan ombak mempengaruhi formasi jenis-jenis yang menduduki hutan pantai ini, dan komposisi jenis tergantung pada tingkat suksesinya Pada tingkat pemula yaitu formasi pescaprae yang anggotanya kebanyakan terdiri dari tumbuhan ternak, merayap dengan stolon-stolon panjang dan berakar serta menghasilkan “runner”. Jenis yang tampak dominan adalah Ipomoea pescapreae. Pantai yang selalu mendapat pukulan-pukulan ombak menyebabkan garis pantai mundur, pasir hilang atau berpindah. Pengaruh abrasi menjadikan formasi pascaprae digantikan oleh formasi Barringtonia. Formasi ini bersifat hutan campur yang terdiri dari banyak jenis diantaranya adalah Causarina equisetifolia, Terminalia tiliaceus, Hibiscus tiliaceus, dan Scaefota frustasceus Suryanto, 2000. 145 Vegetasi hutan pantai dicirikan oleh adanya Ketapang Terminalia cattapa , Cemara Causuarina equisetifolia, Kelapa Cocos nucifera, Jati Pasir Scaerota fnistescens, Setigi Pemphis acidula dan Waru Laut Hisbiscus uliaceus . Pohon-pohon hutan pantai juga sering dijumpai penuh dengan epifit seperti paku-pakuan dan anggrek. Vegetasi seperti jenis ketapang, cemara laut, kelapa, jati pasir, waru, beringin dapat ditemukan di P. Cemara Besar, P. Cemara Kecil, P. Burung dan P. Geleang. 4.3 Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya 4.3.1 Demografi dan tingkat pendidikan