Gambaran Umum Sate Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Tinjauan Mengenai Pemasaran

8. Restoran Etnik atau Tradisional Restoran yang menyajikan masakan khas dan tradisional dari daerah-daerah di seluruh Indonesia. Makanannya sudah banyak dikenal dan disukai oleh banyak orang. Biasanya ditunjang dengan dekorasi dan aksesoris yang khas dan tradiosional. Berdasarkan pembagian kelompok dan klasifikasi usaha rumah makan oleh Saidi, maka Rumah Makan Sate Kiloan Empuk termasuk dalam kelompok Restoran Etnik atau Tradisional, karena menu makanan yang disajikan oleh Rumah Makan Sate Kiloan Empuk adalah makanan tradisional Sunda yang berasal dari daerah Citeureup, Bogor.

2.2. Gambaran Umum Sate

Sate atau kadangkala ditulis satai adalah makanan Indonesia , yang juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia , Singapura , Filipina dan Thailand . Di Jepang disebut yakitori . Sate biasanya terdiri dari daging yang dipotong kecil-kecil dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu. Resep cara pembuatannya berbeda-beda tiap daerah, hampir segala jenis daging bisa dibuat sate. Biasanya sate diberi saus yang bisa berupa sambal kecap atau yang lainnya. Lalu sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong . Kadang-kadang sate dimakan dengan ketupat . Konon sate diciptakan oleh para pendatang Tionghoa yang menjual daging bakar di pinggir jalan. Kata sate berarti tiga tingkat dalam dialek Tionghoa 2 . 2 http:id.wikipedia.org , 2007 Sebagai salah satu masakan khas Indonesia, sate itu sendiri di Indonesia banyak jenis dan beragam citarasanya. Mulai dari sate madura, sate padang, sate pentul, sate torpedo, sampai sate maringi. Penamaan sate itu mengikuti asal penjual atau ciri khas bentuk bahanbumbu utama sate setelah para penjualnya malang-melintang menjajakan sate buatan mereka.

2.3. Penelitian Terdahulu

Sukry 2003, mengkaji tentang strategi pengembangan usaha teh hijau. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi kegiatan usaha, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, dan menentukan alternatif strategi perusahaan serta prioritas strategi. Hasil penelitiannya yang menjadi faktor kekuatan yaitu kualitas, loyalitas distributor, pelayanan, pengaruh cukup besar dan pengalaman cukup lama. Faktor kelemahannya adalah kapasitas pabrik kecil, diversifikasi produk sedikit, teknologi tradisional, program RD belum optimal, perencanaan jangka pendek, tenaga ahli kurang. Faktor peluangnya adalah pengetahuan konsumen tentang merek, teknologi dan budaya minum teh serta kemudahan pinjaman dari bank. Faktor ancamannya adalah produk pengganti, inflasi yang tinggi, pola konsumsi berubah ke produk praktis, biaya produksi meningkat, pemberlakuan PPn dan PPh, status lahan pemasok serta polusi suara mesin. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi yang prioritas hold and maintain strategy melalui market penetration and product development strategy. Kabul 2004, mengkaji tentang pengambilan keputusan dan implikasinya terhadap bauran pemasaran. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik konsumen kafe di Kota Bogor, menganalisis perilaku dan preferensi konsumen yang mempengaruhi proses keputusan untuk mengunjungi sebuah kafe dengan menggunakan alat analisis Fishbein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran harga merupakan satu-satunya unsur dalam mencapai target pendapatan penjualan, dan perlunya kembali mengkaji menu makanan dan minuman yang lebih beragam dan memiliki keunikan. Sembiring 2006, mengkaji tentang analisis posisi produk sosis sapi merk Farmhouse. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian sosis, menentukan posisi produk sosis Farmhouse dibanding pesaing ditinjau dari kepuasan konsumen, dan merumuskan efektivitas strategi product positioning di perusahaan untuk menghadapi persaingan kedepan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan penjualan sosis. Hasil analisis Citra menunjukkan rasa sosis sapi merk Farmhouse merupakan pertimbangan utama dalam pembelian sosis. Berdasarkan analisis Citra dan analisis Biplot diperoleh posisi produk sosis sapi Farmhouse dinilai konsumen lebih unggul pada atribut rasa, tekstur, isi, kemasan dan aroma. Strategi bauran produk yang diterapkan sudah efektif karena cukup bersaing dengan perusahaan sejenis. Dalam hal ini, perusahaan lebih berorientasi pada kualitas produk. Atribut harga relatif lebih mahal dibanding pesaing. Strategi bauran tempat sudah cukup efektif. Kegiatan promosi produk yang selama ini dilakukan masih kurang dipublikasikan kepada masyarakat. Peranan iklan untuk menjangkau masyarakat luas masih kurang. Ardiany 2002, menganalisis mengenai perilaku pembelian susu cair kemasan dan implikasinya pada bauran pemasaran. Penelitian ini menggunakan alat analisis Biplot dan Multiatribut Fishbein. Atribut yang menjadi penilaian adalah harga, volume, aroma, kekentalan, citarasa, kemasan, ketersediaan dan merek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kepercayaan terhadap atribut yang paling penting harus melekat pada produk susu cair kemasan yaitu berdasarkan urutan tingkat kepentingan citarasa susu, rasa, aroma, kekentalan, harga, ketersediaan, merek, isi dan kemasan. Bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sukry 2003, Kabul 2004, Sembiring 2006 dan Ardiany 2002 penelitian ini berbeda dalam hal jenis produk yang diteliti. Penelitian ini meneliti tentang produk pangan siap saji sate kiloan. Begitu juga dengan alat analisis yang digunakan adalah analisis AHP, penggunaan metode ini dilakukan karena elemen-elemen penentu keputusan tersebut adalah atribut yang bersifat kualitatif. Atribut yang diteliti juga berbeda dengan keempat penelitian tersebut, pada penelitian ini meneliti atribut kehalalan, citarasa, tekstur keempukan, harga, kuantitasisi, pelayanan, kehalalan, area parkir, dan kebersihan. Perbandingan antara penelitian-penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah persamaan dalam rumusan permasalahan dan tujuan dari penelitian, yaitu meneliti karakteristik konsumen, strategi pemasaran, dan pengambilan keputusan dalam kebijakan strategi perusahaan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Tinjauan Mengenai Pemasaran Dalam berbagai usaha bisnis yang berkembang saat ini, baik yang menghasilkan barang maupun jasa, peran pemasaran sangatlah penting karena merupakan salah satu faktor kunci penentu keberhasilan bisnis. Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Kotler 2004 mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan adalah melalui proses menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Kartajaya 2005 mendefinisikan pemasaran yang lebih luas, yaitu pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan nilai dari satu penggagas kepada pengikut gagasannya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran saat ini tidak hanya terfokus pada kegiatan jual-beli barang atau jasa, tetapi juga perusahaan mampu memberi nilai tambah. Nilai-nilai inilah yang akan menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Konsep pemasaran merupakan sebuah keyakinan perusahaan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan kunci sukses bagi perusahaan untuk dapat bertahan menghadapi persaingan. Menurut Kartajaya 2005 konsep pemasaran yaitu proses pencapaian sasaran organisasi yang tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, penyampaian kepuasan yang didambakan itu dengan lebih efektif dan efisien dibanding pesaing. Menurut Kotler 2004, orientasi perusahaan terhadap pasar yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran mereka antara lain sebagai berikut : 1. Konsep Produksi Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Perusahaan yang berorientasi produksi memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas. 2. Konsep Produk Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik. Perusahaan yang berorientasi produk memusatkan perhatian pada usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakannya. 3. Konsep Penjualan Konsep ini menyatakan bahwa konsumen, jika diabaikan biasanya tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah yang cukup. Karena itu, perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. 4. Konsep Pemasaran Konsep ini menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. 5. Konsep Pemasaran Sosial Konsep ini menyatajan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Tabel 3. Perbandingan Lima Konsep Pemasaran KONSEP FOKUS Produksi Penekanan biaya produksi dan peningkatan ketersediaan produk Produk Inovasi produk Penjualan Peningkatan penjualan Pemasaran Kepuasan pelanggan Pemasaran Sosial Kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat Sumber: Kotler 2004 Pemasaran sebagai faktor utama dari lingkup fokus perusahaan terdiri dari beberapa strategi implementasi. Paling sedikit yang dapat diimplementasikan secara relefan adalah sebagai berikut :

1. Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari pembeli yang berbeda-beda karakteristiknya. Pasar sifatnya sangat heterogen maka akan sangat sulit bagi produsen untuk dapat melayani dan memenuhi harapan semua konsumen. Oleh karena itu pemasar harus dapat memilih kelompok konsumen tertentu saja dan meningkatkan bagian pasar lainnya. Proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen kedalam kelompok-kelompok potensial yang relatif memiliki kesamaan kebutuhan dan kesamaan karakter disebut sebagai segmentasi. Segmen yang dipilih adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri- ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan kebutuhannya. Menurut Kotler 2004, setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar, yaitu : 1. Mendesain produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Pemasar dapat mendesain suatu produk yang sesuai dengan kebutuhankeinginan segmen, dimana pemasar menempatkan konsumen ditempat yang utama dan menyesuaikan produknya untuk memuaskan konsumen. 2. Menganalisa Pasar Segementasi pasar membantu pemasar mendeteksi siapa-siapa saja yang mempunyai potensi untuk dapat merebut pasar produknya. 3. Menemukan Peluang Pemasar dapat menemukan suatu peluang apabila mereka mengenali dengan betul siapa-siapa saja pemakai produknya. 4. Menguasai Posisi yang Superior atau Kompetitif Pemasar yang mengenali konsumennya akan dapat mempelajari pergeseran- pergeseran yang terjadi didalam segmennya. 5. Menentukan Strategi Komunikasi yang Efektif dan Efisien Kalau pemasar mengetahui konsumennya, maka ia akan dapat merancang suatu strategi komunikasi yang lebih baik.

2. Targeting

Menurut Kotler 2004, setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar harus mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak dan yang mana yang akan dijadikan sasaran. Dalam memilih segmen mana yang akan dijadikan sasaran, perusahaan dapat memilih untuk memusatkan perhatian pada suatu pasar sasaran, beberapa pasar sasaran, produk yang spesifik, pasar yang spesifik atau seluruh pasar. Pemasar harus memilih pasar sasaran disertai tanggung jawab sosial mengharuskan segmentasi dan pembidikan yang melayani tidak hanya kepentingan perusahaan melainkan juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran. Permasalahannya bukan siapa yang akan dijadikan sasaran melainkan bagaimana dan untuk apa.

3. Positioning Produk

Setiap produk atau merek harus bersaing dalam merebut pasar sehingga pada saat pasar semakin kompetitif, perusahaan harus berusaha memberi sebuah identitas atau citra tertentu bagi produk mereka yang akan membedakannya dengan pesaing. Tindakan ini dinamakan penempatan posisi produk dibenak konsumen. Menurut Kotler 2004, product positioning adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen, sehingga dengan demikian dapat memahami dan menghargai apa yang dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan menghadapi pesaing. Identitas atau citra suatu produk yang ditanamlan di benak konsumen akan mempengaruhi perilaku mereka terhadap produk tersebut. Prinsip penentuan posisi produk meliputi tiga langkah yaitu : a. Mengenali keunggulan bersaing potensial Keunggulan bersaing berasal dari kemampuan perusahaan untuk menciptakan suatu nilai bagi para pembelinya yang melebihi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia untuk membayarnya, dan nilai yang unggul didapat dengan menawarkan harga yang lebih rendah dibanding harga pesaing untuk manfaat yang setara atau memberikan manfaat yang khas yang melebihi harganya yang tinggi. b. Memilih keunggulan bersaing Banyak keunggulan yang dimiliki oleh suatu produk, namun perusahaan perlu menemukan keunggulan bersaing potensial. Banyak kriteria keunggulan yang mungkin dapat berhasil, namun ada juga yang tidak sesuai dengan profil perusahaan. Penyeleksian keunggulan bersaing akan melibatkan analisa pencarian kekuatan dan kelemahan produk. c. Mengisyaratkan keunggulan bersaing Perusahaan harus bersaing mengambil langkah-langkah spesifik untuk membina dan mengumumkan keunggulan bersaing produk mereka dan tidak boleh menganggap hal itu dengan sendirinya akan diketahui pasar. Setelah penentuan posisi dipilih, perusahaan harus mengambil langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada konsumen sasaran. Posisi itu dapat terus berkembang secara berangsur-angsur disesuaikan dengan lingkungan pemasaran yang selalu berkembang. Positioning juga memiliki pengertian strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, garis produk, merek atau nama perusahaan mempunyai arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk, merek atau nama perusahaan lain dalam bentuk hubungan asosiatif. Sehubungan dengan itu, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

4. Bauran Pemasaran

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat didekati dengan konsep bauran pemasaran marketing mix yang terdiri dari 4P yaitu product produk, price harga, place tempat, dan promotion promosi. Empat faktor elemen pemasaran ini minimal sudah dapat menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang harus dikerahkan untuk mencapai tujuan perusahaan seperti laba, penghasilan, omset penjualan, bagian pasar yang ingin direbut dan sebagainya. Dalam penyusunan program bauran pemasaran ini, diperlukan suatu perencanaan yang tepat serta terarah. Perencanaan ini diperlukan suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dipasar yang relatif dinamis sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan dalam lingkungan pemasaran, serta untuk mengantisipasi adanya perubahan perilaku konsumen. Bauran Produk Product Definisi produk menurut Kotler 2004 adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam pengertian luas produk dapat mencakup apa saja yang bisa ditawarkan termasuk benda-benda fisik, jasa, manusia, tempat, organisasi dan gagasan. Bauran produk didefinisikan sebagai kumpulan seluruh lini produk dan jenis produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada pembeli. Dalam konteks penelitian ini, bauran produk yang menjadi obyek penelitian adalah produk berupa barang pangan olahan juga produk berupa jasa pelayanan makanan siap saji yang ditawarkan oleh sebuah rumah makan. Bauran Harga Price Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen-elemen yang lain membutuhkan biaya. Strategi bauran harga yang dilakukan suatu perusahaan meliputi strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga serta syarat-syarat pembayaran. Implementasi dari bauran harga yang dipakai oleh setiap perusahaan dapat berupa kebijakan-kebijakan penetapan harga yang akan ditawarkan kepada pasar, dan dapat juga dengan merujuk pembanding kepada beberapa pesaing yang bisa dianggap sebagai harga yang sudah diterima oleh pasar. Bauran Tempat Place Tempat atau saluran distribusi merupakan sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lain yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk untuk digunakan atau dikonsumsi. Jadi sebuah tempat atau saluran distribusi melakukan kerja dengan memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran ini mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari konsumen. Selain itu, tempat juga dapat menjadi faktor pemasaran secara langsung yang mempertemukan produsen dan konsumen untuk melakukan transaksi yang mencerminkan karakteristik produsen dan konsumen secara langsung. Sebagai contoh, penelitian ini meneliti faktor tempat yang meliputi lokasi, kenyamanan, kebersihan,dan sebagainya yang disisi produsen mencerminkan kinerja dan daya saing yang ditawarkan oleh sebuah rumah makan, dan disisi lain penelitian ini juga menangkap cerminan keinginan dan harapan konsumen terhadap elemen tempat yang seharusnya diberikan oleh rumah makan. Bauran Promosi Promotion Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar membeli produk tersebut. Bauran promosi terdiri dari empat alat utama yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan pribadi. Sebagai contoh, iklan dapat menggunakan media yang umum seperti spanduk, atau beriklan di media massa. Promosi penjualan dapat berupa strategi peluncuran produk launching yang yang mampu menarik keingintahuan konsumen. Media promosi sebagai jalur alternatif dapat melalui hubungan masyarakat seperti sarana jaringan atau komunitas, serta alternatif yang paling mendasar adalah melalui penjualan pribadi secara langsung yang dikenal juga dengan istilah direct selling atau direct promotion. Konsep 4P menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, masing-masing alat pemasaran harus dirancang untuk memberikan satu manfaat bagi pelanggan.

3.1.2. Tinjauan Mengenai Perilaku Konsumen

Menurut Kotler 2004, tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran. Perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuat barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Oleh karena itu pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, serta perilaku belanja dan pembelian pelanggan sasaran mereka. Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan dalam Gamba 2. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa saja yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari kedatangan rangsangan dari luar dan keputusan pembelian pembeli. Rangsangan Pemasaran Karakteristik Pembeli Proses Keputusan Pembelian Tanggapan Pembelian Produk Harga Tempat Promosi Budaya Sosial Pribadi Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi keputusan Perilaku pasca pembelian Pilihan produk Pilihan merek Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian Sumber: Kotler 2004 Gambar 2. Model Perilaku Pembelian Berdasarkan teori tersebut diatas, maka penelitian ini akan mengacu dan menerapkan teori Model Perilaku Pembelian yang dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran sebagai obyek penelitian, dimana dari rangsangan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan berupa produk pangan yang ditawarkan, harga produk yang sudah diterapkan, tempat yang disediakan, dan saluran promosi yang pernah dilakukan. Kemudian penelitian mengidentifikasikan bagaimana karakteristik pembeli yang menjadi sasaran pangsa pasar rumah makan dilihat dari budaya konsumsinya, tatanan sosial yang berlaku di lingkungan sekitar rumah makan berada, juga dari sisi kebiasaan pribadinya. Penelitian juga meneliti perilaku konsumen mulai dari bagaimana mereka mendapatkan informasi tentang Rumah Makan Sate Kiloan Empuk, yang ditindaklanjuti dengan keputusan untuk mengunjungi dan mencoba makanan yang ditawarkan, hingga dampak yang dihasilkan setelah mereka melakukan evaluasi atas hasil kunjungan pertama yang mereka lakukan. Dari tanggapan pembelian yang diperoleh, penelitian ini akan menghasilkan sebuah acuan yang dapat dijadikan petunjuk bagi perusahaan dalam menetapkan strategi pemasarannya. 3.1.3. Analisis Lingkungan Pemasaran Menurut Kotler 2004, tujuan penelitian pasar adalah untuk mengumpulkan informasi yang penting mengenai lingkungan pemasaran, baik lingkungan mikro maupun makro. Lingkungan mikro terdiri dari semua pihak yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memproduksi dan menjual yaitu, pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, dan pesaing. Lingkungan makro terdiri dari faktor demografis, ekonomi, fisik, teknologi, politikhukum, dan sosialbudaya yang berpengaruh terhadap penjualan dan labanya. Suatu bagian penting dalam pengumpulan informasi lingkungan mencakup pengukuran potensi pasar dan prakiraan permintaan masa mendatang. Menurut Porter dalam Kotler 2004, ada lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik dari suatu pasar atau segmen pasar. Lima kekuatan tersebut adalah pesaing industri, pendatang potensial, substitusi, pembeli dan pemasok yang diperlihatkan dalam Gambar 3. Lima ancaman yang mereka timbulkan adalah : 1. Ancaman persaingan segmen yang ketat: Suatu segemen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif. Kondisi ini menyebabkan sering adanya perang harga, perang iklan, dan pengenalan produk baru, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing. 2. Ancaman pendatang baru : Daya tarik suatu segmen berbeda-beda menurut tingkat penghalang masuk dan keluarnya. Segmen yang paling menarik adalah yang memiliki penghalang masuk yang tinggi dan penghalang keluar yang rendah. Disini perusahaan-perusahaan akan masuk dalam situasi yang menguntungkan namun sulit untuk keluar dari situasi yang buruk. Akibatnya adalah kelebihan kapasitas yang kronis dan penurunan penghasilan bagi semua pihak. 3. Ancaman produk subtitusi : Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat subtitusi aktual atau potensial dari suatu produk. Subtitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh suatu segmen. 4. Ancaman peningkatan daya tawar pembeli : Suatu segmen menjadi tidak menarik pembeli memiliki kekuatan negosiasi yang kuat atau semakin meningkat. Untuk melindungi diri mereka, penjual dapat memilih pembeli yan memiliki daya tawar yang paling rendah atau dalam mengganti pemasok. Pertahanan yang lebih baik adalah mengembangkan penawaran unggulan yang tidak dapat ditolak oleh pembeli yang kuat. 5. Ancaman peningkatan daya tawar pemasok : Suatu segmen menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok. Pertahanan terbaik adalah membangun hubungan menang-menang dengan pemasok atau memakai banyak sumber pasokan. Mengacu kepada analisis lingkungan pemasaran, penelitian di Rumah Makan SKE ini akan melihat faktor-faktor penentu hasil penelitian secara komprehensif dan berusaha memasukan unsur-unsur yang akan mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar, meliputi pesaing, pemasok dan pembeli. Sedangkan untuk produk substitusi dikeluarkan dari lingkup penelitian ini, karena ragam dan jumlahnya yang banyak dan keterbatasan waktu yang dimiliki. Sumber : Kotler 2004 Gambar 3. Lima Kekuatan yang Menentukan Daya Tarik Struktural Segmen

3.1.4. Strategi Pemasaran Sepanjang Siklus Hidup Produk

Menurut Kotler 2004, siklus hidup produk product life cycle-PLC adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Suatu produk memiliki siklus hidup, yang berarti produk memiliki umur yang terbatas, penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, laba naik dan turun pada setiap tahap siklus, serta memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya. Sebagian besar pembahasan siklus hidup produk menggambarkan sejarah penjualan produk umum yang mengikuti kurva berbentuk bel seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 4. Kurva ini umumnya dibagi menjadi empat tahap, yaitu : 1. Perkenalan introduction : Suatu periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalakan produk. 2. Pertumbuhan growth : Suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar. Sebuah periode dimana pembeli pemula menyukai produk dan konsumen tambahan mulai membeli. Laba meningkat selama tahap pertumbuhan karena 1 biaya promosi dibagi pada volume yang lebih besar, dan 2 biaya produksi per unit turun lebih cepat daripada penurunan harga karena pengaruh kemahiran produsen. 3. Kedewasaan maturity : Suatu periode penurunan dalam pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Laba stabil atau menurun karena peningkatan pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk terhadap persaingan. Perlambatan tingkat pertumbuhan penjualan mengakibatkan kelebihan kapasitas dalam industri. Kelebihan kapasitas ini mendorong ketatnya persaingan. Periode kegoncangan dimulai, dan pesaing yang lebih lemah mengundurkan diri. Pada akhirnya industri itu terdiri dari para pesaing yang kokoh yang keinginan dasarnya adalah memperoleh keuntungan kompetitif. 4. Penurunan decline : Periode saat penjualan menunjukkan arah menurun dan laba menipis. Penurunan menurun karena sejumlah alasan, termasuk perkembangan teknologi, pergeseran selera konsumen, serta meningkatnya persaingan. Hal ini semua mengakibatkan kelebihan kapasitas, meningkatnya perang harga, dan erosi laba. Beberapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar dan yang bertahan mungkin mengurangi jumlah penawaran produk. Sumber : Kotler 2004 Gambar 4. Siklus Hidup Penjualan dan Laba

3.1.5. Strategi Pemasaran dalam Tahap Perkenalan dan Pertumbuhan

Dalam meluncurkan suatu produk baru, manajemen pemasaran dapat menetapkan tingkat yang tinggi atau rendah untuk setiap variabel pemasaran harga, promosi, distribusi, dan kualitas produk. Dengan hanya mempertimbangkan harga dan promosi, manajemen dapat mengikuti salah satu dari empat strategi sebagai berikut : 1. Strategi peluncuran cepat rapid skimming strategy merupakan peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi. Perusahaan mengenakan harga tinggi untuk memperoleh sebanyak mungkin laba per unit. Perusahaan mengeluarkan banyak biaya promosi untuk meyakinkan pasar tentang manfaat produk walau harganya tinggi. Promosi yang tinggi mempercepat tingkat penetrasi pasar. 2. Strategi peluncuran lambat slow skimming strategy merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi membantu memperoleh laba bruto per unit sebanyak mungkin, dan tingkat promosi yang rendah menekan biaya pemasaran. Kombinasi ini diharapkan untuk menjaring banyak laba dari pasar. 3. Strategi penetrasi cepat rapid penetration strategy merupakan peluncuran produk pada harga rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar. 4. Strategi penetrasi lambat slow penetration strategy merupakan peluncuran produk baru dengan harga yang rendah dan tingkat promosi rendah. Harga rendah mendorong penerimaan produk yang cepat, dan biaya promosi yang rendah membuat laba tinggi. Penelitian Rumah Makan Sate Kiloan Empuk yang pada saat ini masih berada pada tahap perkenalan akan lebih memfokuskan kerangka pemikiran pada strategi pemasaran pada tahap perkenalan. Dari empat strategi diatas, dengan metode AHP akan dihasilkan keputusan kebijakan strategi perusahaan yang akan diambil adalah yang paling tepat bagi perusahaan.

3.1.6. Strategi dan Program Penetapan Harga

Menurut Kotler 2004, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu bauran pemasaran paling fleksibel yang dapat berubah dengan cepat. Pada saat yang sama, penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu yang banyak dihadapi pemasaran. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menetapkan kebijakan harga, yaitu :

1. Memilih tujuan penetapan harga, yaitu untuk kelangsungan hidup perusahaan, laba

sekarang maksimum, pendapatan sekarang maksimum, pertumbuhan maksimum, skimming pasar maksimum, kepemimpinan kualitas produk, dan penetapan harga lainnya. Kelangsungan hidup artinya untuk menjaga agar perusahaan dapat tetap beroperasi dan persediaan terus berputar, maka harga diturunkan. Laba sekarang maksimum artinya penetapan harga yang akan memaksimalkan laba sekarang dengan menggunakan perkiraan fungsi permintaan dan biaya. Pendapatan sekarang maksimum artinya penetapan harga yang memaksimalkan pendapatan sekarang dengan menggunakan perkiraan fungsi permintaan. Pertumbuhan penjualan maksimum artinya menetapkan harga penetrasi pasar dengan harga terendah untuk memaksimalkan unit penjualan. Skimming pasar maksimum artinya menetapkan harga tertinggi di pasar untuk menyatakan citra produk yang paling unggul di pasar. Kepemimpinan kualitas produk artinya mengarahkan untuk menjadi pemimpin dalam kualitas produk di pasar. 2. Menentukan permintaan, yaitu tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada tujuan pemasarannya. Dalam keadaan normal, permintaan dan harga berhubungan terbalik, yaitu semakin tinggi harga semakin rendah permintaan, dan semakin rendah harga, semakin tinggi permintaan. 3. Memperkirakan biaya, yaitu menentukan batas harga terrendah yang dapat dikenakan perusahaan terhadap produknya. Perusahaan menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan risikonya. 4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing, yaitu perusahaan mengukur biayanya dengan biaya pesaing untuk mengetahui apakah biaya produksinya lebih tinggi atau lebih rendah. Perusahaan juga mengukur harga dan kualitas penawaran pesaing, dan menggunakannya sebagai titik orientasi untuk penetapan harganya sendiri. 5. Memilih metode penetapan harga, yaitu melalui beberapa metode penetapan harga mark-up dengan menambahkan markup standar pada biaya produksi. Penetapan harga berdasarkan sasaran pengembalian dengan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian investasi ROI yang diinginkan. Penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan dengan menyesuaikan antara harga yang ditetapkan dengan nilai yang dipersepsikan sebagai posisi produk. Penetapan harga nilai dengan menetapkan harga yang cukup rendah untuk penawaran bermutu tinggi, atau harga mewakili suatu penawaran bernilai tinggi bagi konsumen. Penetapan harga sesuai harga berlaku, dan penetapan harga penawaran tertutup untuk suatu proyek. 6. Memilih harga akhir, yaitu dengan mempertimbangkan berbagai faktor tambahan, termasuk penetapan harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penetapan harga perusahaan, dan dampak dari harga terhadap pihak-pihak lain. Sebagai acuan masukan dalam metode solusi yang akan ditawarkan dalam penelitian ini, program penetapan harga akan menjadi pertimbangan terpenting karena Rumah Makan Sate Kiloan Empuk yang masih berada pada tahap perkenalan dan sedang memasuki sebuah industri yang sudah mapan.

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual