Evaluasi Model METODE PENELITIAN

4.5. Evaluasi Model

Terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi model ekonometrika yaitu : 1 kriteria ekonomi, 2 kriteria statistik, dan kriteria ekonometrika Koutsoyiannis, 1978. Berdasarkan kriteria ekonomi model dievaluasi dengan melihat apakah tanda dan besarnya parameter dugaan peubah- peubah penjelas dalam persamaan sesuai dengan hipotesis. Berdasarkan kriteria statistik, akan dilihat besarnya nilai koefisien determinasi R 2 dan nilai uji-F. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui berapa besar proporsi keragaman peubah endogen yang dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelasnya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak dapat dimasukkan dalam persamaan. Jika nilai koefisien determinasi R 2 semakin tinggi, maka model semakin baik karena semakin besar keragaman dari peubah endogen yang dapat djelaskan oleh peubah-peubah penjelas. Nilai R 2 merupakan perbandingan antara jumlah kuadrat regresi dengan jumlah kuadrat totalnya yang dapat ditulis sebaga berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ + + = 2 k k 2 2 1 1 2 ,...X X Y, Y YX b YX b YX b R k 1 Melalui nilai statistik uji-F dapat diketahui nyata atau tidaknya peranan peubah penjelas secara bersama-sama terhadap peubah endogen. Kemudian dalam kriteria statistik, parameter dugaan dievaluasi dengan melihat nilai statistik uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh masing-masing peubah penjelas terhadap peubah endogen dengan taraf α sebesar lima belas persen. Pada kriteria ekonometrika lebih diutamakan untuk melihat apakah terdapat hubungan multikolinear pada peubah-peubah penjelas dalam setiap persamaan. Jika terjadi multikolinieritas yang tinggi antar peubah-peubah penjelas maka standar error dari parameter dugaan akan semakin tinggi dan nilai t-hit akan semakin kecil, sehingga cenderung menerima H . Pengujian kontribusi atau peranan peubah-peubah penjelas terhadap keragaman peubah endogen pada suatu persamaan dilakukan dengan menggunakan uji-F dengan hipotesis dua arah yang dirumuskan sebagai berikut: H : b j = 0 ; j = 1, 2, 3, ..........., k H 1 : paling sedikit ada satu nilai a j yang tidak sama dengan 0 dimana: b j = Parameter peubah penjelas ke-j Adapun rumus uji-F adalah F hitung = k n R 1 1 k R 2 2 − − − dimana: n = jumlah sampel k = jumlah peubah penjelas termasuk intersep Bila: F hitung F tabel , α2 ; n-1 maka H ditolak F hitung F tabel , α2 ; n-1 maka H diterima Pengujian terhadap parameter dugaan dilakukan untuk mengetahui apakah peubah-peubah penjelas yang dimasukkan dalam persamaan tertentu berpengaruh nyatatidak terhadap peubah endogennya. Pengujian terhadap parameter dugaan dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t dengan hipotesis satu arah yang dirumuskan sebagai berikut: H : b j = 0 H 1 : b j 0 atau H : b j = 0 H 1 : b j Adapun rumus uji-t adalah: j j hitung bˆ S bˆ t − = dimana: Sb j adalah standar error dari parameter dugaan b j Bila: t hitung t tabel , α2 ; n-k-1 maka tolak H t hitung t tabel , α2; n-k-1 maka terima H Dalam model regresi linear yang mencakup lebih dari dua peubah bebas kadang dijumpai adanya kolinear ganda multikoloinear. Ada beberapa cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier dalam persamaan. Salah satau cara pengujian adanya multikolinier dapat dilakukan dengan membandingkan R 2 dengan r 2 . Jika R 2 r 2 berarti tidak ada masalah multikolinieritas dan R 2 r 2 berarti ada masalah mutikolinier. Dengan r 2 merupakan kuadrat korelasi sederhana peubah bebas. Jika evaluasi model berdasarkan ketiga kriteria tersebut dianggap sudah cukup baik, maka kita dapat melakukan analisa elastisitas untuk mengetahui respon peubah endogen terhadap perubahan peubah penjelasnya.

4.6. Pendugaan Elastisitas