migran permanen. Hal ini dipengaruhi oleh masih banyaknya pekerja migran non permanen yang belum menikah, sehingga banyak pekerja yang tidak mempunyai
anggota keluarga yang dibiayai secara rutin.
6.2. Daya Tarik Fasilitas Perkotaan
Dari hasil penelitian dilapangan dapat diketahui bahwa ketika memutuskan jenis migrasi, persentase pekerja migran keseluruhan yang tertarik dengan fasilitas
perkotaan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 63.75 persen. Persentase pekerja migran permanen yang tertarik dengan fasilitas perkotaan menempati
posisi tertinggi yaitu sebesar 97.44 persen, sedangkan untuk pekerja migran non permanen yang tidak tertarik dengan fasilitas perkotaan menempati posisi
tertinggi dengan persentase sebesar 68.29 persen Tabel 13. Tabel 13. Daya Tarik Fasilitas Perkotaan Pekerja Migran Industri Kecil
Sepatu di PIK Pulo Gadung,Tahun 2007 Jumlah
Fasilitas Perkotaan Migran
Keseluruhan Migran
Permanen Migran
Non Permanen Tertarik
Tidak Tertarik 51 63.75
29 36.25 38 97.44
1 2.56 13 31.71
28 68.29 Total 80
39 41
Angka didalam tanda kurung .... menunjukkan persentase
6.3. Lama Migrasi dan Daerah Asal
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pekerja migran industri kecil sepatu berasal dari luar Jakarta dan telah melakukan migrasi ke
wilayah penelitian sebagai migran atau pendatang dengan lama migrasi selama antara 1 – 20 tahun. Tabel 14 menunjukkan lamanya pekerja migran yang secara
langsung melakukan migrasi dari daerah asalnya ke wilayah penelitian.
Tabel 14. Lamanya Migrasi Pekerja Migran Industri Kecil Sepatu di PIK Pulo Gadung,Tahun 2007
Jumlah Lamanya Migrasi
tahun Migran
Keseluruhan Migran
Permanen Migran
Non Permanen 1 – 5
6 - 10 11 – 15
16 - 20 38 47.5
25 31.25 9 11.25
8 10 10 25.64
15 38.46 6 15.39
8 20.51 28 68.29
10 24.39 3 7.32
- Total 80
39 41
Angka didalam tanda kurung .... menunjukkan persentase Dilihat dari lama migrasi, ternyata pekerja migran keseluruhan yang paling
banyak mendominasi adalah yang telah berada di wilayah penelitian selama antara 1–5 tahun yang lalu yaitu sebesar 47.5 persen, kemudian pekerja migran yang telah
bermigrasi ke wilayah penelitian dalam kurun waktu 6-10 tahun yaitu sebanyak 31.25 persen, disusul oleh pekerja migran yang telah berdomisili di wilayah
penelitian selama antara 11-15 tahun yaitu sebanyak 11.25 persen. Sedangkan sisanya sebanyak 10 persen yaitu untuk pekerja migran yang telah bermigrasi di
wilayah penelitian selama 16-20 tahun. Pada pekerja migran permanen, yang paling banyak mendominasi adalah
yang telah berada di wilayah penelitian selama antara 6–10 tahun yang lalu yaitu sebesar 38.46 persen sedangkan untuk pekerja migran non permanen, yang paling
banyak mendominasi adalah yang telah berada di wilayah penelitian selama antara 1-5 tahun yang lalu yaitu sebesar 68.29 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja
migran permanen lebih banyak tinggal di wilayah peneltian lebih lama daripada pekerja migran non permanen.
Apabila dilihat dari daerah asal pekerja migran, bahwa hampir sebagian besar pekerja migran berasal dari wilayah propinsi Jawa Barat. Walaupun demikian
pada Tabel 15 menunjukkan bahwa ada juga pekerja migran yang berasal dari luar daerah Jawa Barat. Tabel 15 menunjukkan bahwa pada pekerja migran ternyata
58.75 persen berasal dari daerah yang berada didalam lingkungan wilayah propinsi Jawa Barat yaitu dari Bandung, Bogor, Ciamis, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya,
sedangkan sisanya sebanyak 41.25 persen pekerja migran berasal dari luar lingkungan wilayah propinsi Jawa Barat yaitu berasal dari Medan, Padang,
Palembang, Semarang, Solo, Yogyakarta. Tabel 15. Daerah Asal Pekerja Migran Industri Kecil Sepatu di PIK Pulo
Gadung,Tahun 2007 Daerah Asal
Jumlah orang
Persentase Jawa Barat
Luar Jawa Barat 47
33 58.75
41.25 Total
80 100.00
6.4.
Alokasi Waktu Kerja
Alokasi waktu kerja pada penelitian ini berasal dari dalam industri kecil sepatu dan luar industri kecil sepatu. Dalam hal ini bekerja di industri kecil sepatu
merupakan pekerjaan utama untuk pekerja migran. Berdasarkan kondisi dilapang bahwa dari 80 pekerja migran terdapat 76 pekerja yang bekerja penuh pada
industri kecil sepatu dan 4 pekerja yang selain bekerja di industri sepatu juga mempunyai pekerjaan diluar industri. Pekerjaan diluar industri sepatu pekerjaan
sampingan berupa jasa supirojek. Data yang dianalisis pada penelitian ini
adalah data alokasi waktu kerja pada industri kecil sepatu dalam jangka waktu satu minggu.
Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata alokasi waktu kerja pekerja migran keseluruhan di industri kecil sepatu adalah sebesar 56.15 jam per
minggu atau 9.4 jam per hari. Rata-rata alokasi waktu kerja pekerja migran permanen lebih tinggi daripada migran non permanen, dimana rata-rata alokasi
waktu kerja pekerja migran permanen adalah sebesar 61.1 jam per minggu atau 10.2 jam per hari, sedangkan rata-rata alokasi waktu kerja pekerja migran non
permanen sebesar 51.4 jam per minggu atau 8.6 jam per hari. Hal ini menunjukkkan bahwa jumlah alokasi waktu kerja pekerja migran berada di atas
jam kerja normal yaitu lebih dari 7 jam per hari. Tabel 16. Rata-rata Alokasi Waktu Kerja Pekerja Migran Industri Kecil
Sepatu di PIK Pulo Gadung Jakarta Timur, Tahun 2007 Alokasi Waktu Kerja
Migran Keseluruhan
Migran Permanen
Migran Non Permanen
Dalam industri jamminggu
56.15 jamminggu
61.1 jamminggu
51.14 Total 56.15
61.1 51.14
Pada Tabel 17 terlihat bahwa pada pekerja migran keseluruhan yang paling banyak adalah yang mengalokasikan waktu kerjanya pada kisaran 46-51 jam per
minggu dengan persentase sebesar 50 persen. Untuk pekerja migran permanen yang paling banyak adalah yang mengalokasikan waktu kerjanya pada kisaran 64-69 jam
per minggu dengan persentase sebesar 16.82 persen, sedangkan untuk pekerja migran non permanen yang paling banyak adalah yang mengalokasikan waktu
kerjanya berada pada kisaran 46-51 jam per minggu dengan persentase sebesar 75.61 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja pekerja migran permanen
memiliki alokasi waktu kerja lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja migran non permanen.
Tabel 17. Alokasi Waktu Kerja Pekerja Migran Industri Kecil Sepatu di PIK Pulo Gadung,Tahun 2007
Jumlah Alokasi Waktu Kerja
jamminggu Migran
Keseluruhan Migran
Permanen Migran
Non Permanen 46 – 51
52 – 57 58 – 63
64 – 69 70 - 75
40 50 4 5
13 16.25 19 23.75
4 5 9 23.08
2 5.13 8 20.51
16 16.82 4 10.26
31 75.61 2 4.88
5 12.19 3 7.32
- Total
80 39
41 Angka didalam tanda kurung .... menunjukkan persentase
Berdasarkan pengamatan di lapangan, secara umum pekerja mulai bekerja dari pukul 08.00-17.00 pada hari senin hingga jumat, dan pukul 08.00-14.00 pada
hari sabtu. Pada hari senin hingga jumat, pekerja yang bekerja antara 52-75 jam per minggu akan melanjutkan pekerjaannya mulai pukul 19.00 hingga pukul 22.00.
6.5. Pendapatan