pasang per minggu dengan persentase sebesar 40 persen. Pada pekerja migran permanen yang paling banyak adalah yang tingkat produktivitasnya berada pada
kisaran 85 – 100 pasang per minggu dengan persentase sebesar 61.54 persen, sedangkan pada pekerja migran non permanen yang paling banyak adalah yang
tingkat produktivitasnya berada pada kisaran 45 – 60 pasang per minggu dengan persentase sebesar 56.10 persen. Hal ini menunjukan bahwa pekerja migran
permanen terbanyak memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi daripada tingkat produktivitas pekerja migran non permanen.
Tabel 22. Produktivitas Pekerja Migran Industri Kecil Sepatu di PIK Pulo Gadung, Tahun 2007
Jumlah Produktivitas
pasangminggu Migran
Keseluruhan Migran
Permanen Migran
Non Permanen 45 – 60
65 – 80 85 – 100
105 – 120 31 38.75
13 16.25 32 40
4 5 8 20.51
3 7.69 24 61.54
4 10.26 23 56.10
10 24.39 8 19.51
- Total
80 39
41 Angka didalam tanda kurung .... menunjukkan persentase
6.7. Alasan Melakukan Migrasi Permanen dan Non Permanen
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat diketahui dari 80 responden pekerja migran industri kecil sepatu yang dijadikan contoh dalam penelitian
terdapat 39 responden yang menyatakan migrasi permanen di Perkampungan Industri Kecil PIK Pulo Gadung Jakarta Timur dan 41 responden yang
menyatakan melakukan migrasi non permanen. Pada Tabel 23 menunjukkan bahwa alasan yang paling banyak mendominasi pekerja migran untuk melakukan
migrasi permanen karena faktor jarak dengan persentase sebesar 64.10 persen.
Artinya bahwa pekerja migran merasa jarak yang ditempuh dari daerah asal menuju daerah tujuan tempat mereka bekerja terlalu jauh sehingga mereka
memilih untuk melakukan migrasi permanen, kemudian alasan pekerja migran yang melakukan migrasi permanen untuk menghemat pengeluaran adalah sebesar
23.08 persen. Hal ini disebabkan oleh biaya tansportasi pulang-pergi antara daerah asal dan daerah tujuan relatif lebih tinggi sehingga pekerja migran memutuskan
untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan sisanya sebanyak 12.82 persen untuk pekerja migran yang beralasan lainnya seperti faktor keluarga dan faktor
pekerjaan. Tabel 23. Alasan Melakukan Migrasi Permanen di PIK Pulo Gadung
No Alasan Melakukan Migrasi
Permanen Jumlah Persentase
1 Jarak antara daerah tujuan dengan
daerah asal jauh 25 64.10
2 Menghemat Pengeluaran
9 23.08
3 Lainnya 5
12.82 Total
39 100.00
Adapun alasan yang paling banyak mendominasi pekerja migran untuk melakukan migrasi non permanen adalah karena faktor keluarga dengan
persentase sebesar 46.34 persen Tabel 24. Artinya bahwa banyak anggota keluarga dari pekerja migran seperti istri, anak maupun sanak saudara yang masih
tinggal di daerah asal sehingga dapat memberatkan pekerja untuk meninggalkan keluarganya untuk menetap di daerah tujuan. Selain itu, pekerja beranggapan
bahwa daerah tujuan hanya sebagai tempat untuk mencari nafkah, tetapi tempat tinggal tetapnya adalah di daerah asalnya.
Tabel 24. Alasan Melakukan Migrasi Non Permanen di PIK Pulo Gadung No
Alasan Melakukan Migrasi Non Permanen
Jumlah Persentase 1
Jarak dekat dan transportasi lancar 10
24.39 2
Tidak betah di kota 3
7.32 3
Tidak ada modal untuk tinggal di kota 9
21.95 4 Alasan
keluarga 19
46.34 5
Lainnya -
- Total
41 100.00
Kemudian alasan pekerja migran untuk melakukan migrasi non permanen adalah karena jarak antara daerah asal dan daerah tujuan relatif dekat dan alat
transportasi lancar dengan persentase sebesar 24.39 persen, disusul oleh pekerja migran yang melakukan migrasi non permanen dengan alasan tidak ada modal
untuk tinggal di daerah tujuan kota dengan persentase sebesar 21.95 persen. Pekerja migran merasa bahwa untuk tinggal di daerah tujuan kota membutuhkan
modal dan biaya yang banyak, terlebih apabila pekerja migran tersebut sudah berkeluarga. Sedangkan sisanya sebanyak 7.32 persen adalah pekerja migran yang
melakukan migrasi non permanen dengan alasan tidak betah untuk tinggal di daerah tujuan kota Tabel 24.
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN JENIS MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA