Manajemen Strategi Pengukuran Kinerja

4 mempersiapkan sarana belajar, 5 mendorong anggota untuk mampu mengemukakan pendapat, 6 mendorong anggota berperan aktif dalam proses belajar-mengajar, 7 merupakan kesepakatan bersama, 8 menaati dan melaksanakan kesepakatan bersama dan 9 mengadakan pertemuan rutin. Tugas kelompok tani sebagai unit produksi meliputi: 1 mengambil keputusan dalam menentukan pola usahatani, 2 merencanakan kegiatan usahatani, 3 menerapkan teknologi tepat guna, 4 menumbuhkan pola kemitraan, 5 menaati keputusan atau kesepakatan yang dihasilkan, 6 menganalisis dan menilai usahatani, 7 meningkatkan pelestarian SDA, 8 mengelola usahatani kelompok. Tugas Kelompok Tani sebagai wahana kerja sama meliputi: 1 menciptakan iklim kerja sama yang baik, 2 menciptakan suasana keterbukaan, 3 mengatur pembagian tugas, 4 mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab, 5 mengembangkan kader kepemimpinan, 6 mengadakan pemupukan modal, dan 7 mengadakan hubungan melembaga dengan koperasi pertanian dalam www. pustaka.ut.ac.idpuslata, 2008.

2.4. Manajemen Strategi

Menurut David 2004, manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat orang mampu mencapai objektivitasnya. Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Perumusan Strategi Kegiatan pengembangan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. 2. Pelaksanaan Strategi Penetapan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga perumasan strategi dapat dilaksanakan. 3. Evaluasi strategi Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan intenal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan, mengukur kinerja dan melakukan tindakan korektif.

2.5. Analisis SWOT

Lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal yang terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan serta lingkungan ekternal yang meliputi variabel peluang dan ancaman di luar kontrol manajemen perusahaan. Perusahaan harus dapat mencapai kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal dan kekuatan-kekuatan eksternal suatu pasar untuk dapat mengembangkan strateginya. Untuk mencapi tujuan ini, perusahaan harus melakukan analisis lingkungan pemasaran yang kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati pada persaingan, peraturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen, serta faktor-faktor lain yang dapat mengidentifikasi peluang dan acaman Rangkuti, 2003.

2.5.1 Analisis Lingkungan Internal

Menurut Pearce dan Robinson 1997, analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan terhadap situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga dapat memperkirakan kelemahan dan kekuatan struktur organisasi.

2.5.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal berkaitan dengan peluang dan ancaman. Dalam hal ini peluang dan ancaman diidentifikasikan sebagai acuan dalam perumusan pengembangan perusahaan. Analisis lingkungan eksternal menganalisis lingkungan mikro, lingkungan makro dan lingkungan industri.

A. Lingkungan Mikro

Menurut Kotler 2000, lingkungan mikro adalah lingkungan dengan perusahaan yang mempengaruhi perusahaan dalam melayani konsumennya. Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, perantara pemasaran dan pelanggan. 1. Pemasok, yaitu perusahaan bisnis dan dan perorangan yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa. 2. Perantara pemasaran, yaitu pihak yang membantu perusahaan dalam mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang kepada pembeli terakhir. 3. Pelanggan, yaitu terdiri dari : a. Pasar konsumen terdiri dari perseorangan dan rumah tangga yang membeli produ untuk di konsumsi pribadi. b. Pasar industri terdiri dari orang yang membeli produk untuk proses lebih lanjut untuk digunakan dalam produksi sendiri. c. Pasar penjual ulang terdiri dari orang yang membeli produk untuk di jual dengan mendapatkan keuntungan. d. Pasar pemerintah terdiri dari badan pemerintah yang membeli produk untuk memproduksi layanan umur untuk memindahkan kepada orang lain yang membutuhkan. e. Pasar internasional terdiri dari pembeli yang berasal dari luar negeri termasuk konsumen, produsen penjual utang dan pemerintah asing. 4. Pesaing Setiap perusahaan menghadapi sejumlah pesaing dalam pasarnya. Perusahaan harus dapat menyusun strategi-stetegi pemasaran yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya yang sering juga dikenal sebagai strategi bersaing. Strtaegi ini berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan.

B. Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari : 1. Aspek ekonomi, daya beli yang ada di suatu perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, utang dan ketrsediaan kredit saat ini Kotler, 2000. 2. Aspek sosial, meliputi nilai-nilai, kepercayaan, sikap dan padangan, gaya hidup, pendidikan, serta religius. 3. Aspek teknologi, merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam kenerhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Kemajuan teknologi secar dramatis telah mengubah produk, jasa, pemasok, bahan baku serta jasa perusahaan. 4. Aspek politik dan Pemerintahan, keputusan pemasaran di pengaruhi oleh perkembangan lingkungan politik dan hukum. Lingkungan itu di bentuk oleh hukum, badan pemerintahaan dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu Kotler, 2000.

C. Lingkungan Industri

Menurut Swasta dalam Ramli 2004 industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk keperluan yang sama sementara perusahaan itu sendiri tidak selalu menggunakan material atau proses yang sama. Keadaan pesaing dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok yaitu: 1 ancaman masuknya industri baru, 2 Ancaman produk pengganti, 3 kekuatan tawar menawar pembeli dan 4 Kekuatan tawar menawar pemasok serta 5 Persaingan dalam industri. 1. Ancaman Masuknya Industri Baru Pendatang baru dalam industri biasanya akan mengancam perusahaan- perusahaan yang ada. Hal ini di sebabkan pendatang baru sering kali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pasar, serta dengan sumberdaya yang besar. Adanya pendatang baru akan memaksa perusahaan yang sudah ada untuk lebih efektif dan efisien serta belajar untuk bersaing dalam dimensi baru. 2. Ancaman Produk Pengganti Produk pengganti dapat menberikan fungsi atau jasa yang sama sehingga ancaman dari produk subtitusi ini kuat, jika produk pengganti tersebut memiliki kualitas yang sama bahkan lebih tinggi dari produk yang ada. 3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Tindakan konsumen akan menyebabkan persaingan yang kuat diantara perusahaan yang ada dalam suatu industri yang sama, karena para konsumen biasanya akan membeli dengan harga murah, kualitas tinggi dan pelayanan yang baik. Gambar 1. Skema Lingkungan Industri Yuwono et al, 2007

2.6. Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi 2001, penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum, membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian, mengidentifikasi kebutuhan dan pengembangan karyawan serta untuk menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka dan menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Menurut Yuwono et al 2007, pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang mencakup, baik tindakan yang mengimplikasikan keputusan perencanaan maupun penilaian kinerja pegawai serta operasinya. Pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan terdiri dari dua pendekatan, yaitu: Pembeli Pesaing dalam Industri Persaingan antar perusahaan yang ada Pemasok Barang Substitusi Perusahaan Baru Kekuatan Daya Tawar Menawar Kekuatan Daya Tawar Pemasok Ancaman masuknya industri Baru Ancaman Produk-produk Subtitusi 1. Ukuran keuangan, yaitu ukuran kinerja yang berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. 2. Ukuran non keuangan, yaitu ukuran kinerja yang tidak terlihat langsung dari laporan keuangan, namun berhubungan dengan pencapaian ukuran keuangan dan bersifat kualitatif seperti market share, marker growth dan technological capability .

2.7. Konsep Balanced Scorecard BSC

Dokumen yang terkait

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

3 28 182

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

10 58 119

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran talas di kelurahan Situgede, kecamatan Bogor Barat, kota Bogor

20 109 103

Serasah agroedutourism sebagai sarana pelatihan dan pendampingan manajemen bidang pertanian di pondok pesantren mina 90 kelurahan mulyaharja, kecamatan bogor selatan, bogor

0 2 10

Analisis Ekonomi Pemanfaatan dan Pengembangan Sumberdaya Air (Studi Kasus: Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

0 6 95

Efektivitas Kinerja dan Strategi Pengembangan Kelompok Tani Darma Bakti dalam Pengusahaan Beras Hitam di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

1 17 113

Strategi Pemasaran Tepung Umbi Talas (Studi Kasus: Kelompok Wanita Tani Melati, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat)

1 14 93

Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone Pada Remaja Dengan Interaksi Dalam Keluarga (Kasus Remaja Di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

2 19 75

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190