Aspek- Aspek Pengukuran Dalam BSC 1. Perspektif Pelanggan

pendek dan kinerja jangka panjang. Hasil studi tersebut diterbitkan dalam sebuah artikel berjudul “Balanced Scorecard Measures That Drive Performance ” dalam Harvard Business Review Januari-Februari 1992. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran ini disebut BSC, yang dipandang cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan kinerja kedalam keempat presfektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang diwujudkan perusahaan bersifat berkesinambungan.

2.7.1 Aspek- Aspek Pengukuran Dalam BSC 1. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, para manajer mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut bersaing dan berbagai ukuran kinerja untuk bisnis di dalam segmen sasaran. Perspektif ini biasanya terdiri dari kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan dan pangsa pasar di segmen sasaran menurut Norton dan Kaplan 1996. Pada perspektif pelanggan di ukur dengan dua macam ukuran yaitu customer core dan measurement dan customer value proposition . customer core memiliki komponen pengukuran yang terdiri dari market share, customer retention, customer acquisition, customer satisfacation dan customer profitability. Sedangkan measurement dan customer value proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut productservice attributes, customer relationship dan image and relationship . Adanya perspektif ini bertujuan agar kelompok tani dapat melihat output dari produk kelompok tani di mata pelanggan.

2. Perspektif Keuangan

Menurut Yuwono et al 2007, pengukuran kinerja keuangan akan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yang terdiri dari growth, sustain dan harvest. Growth adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Pada tahap pertumbuhan, perusahaan beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Tolok ukur yang digunakan pada tahap ini adalah tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. Sustain adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Tolok ukur yang digunakan pada tahap ini adalah ROI, ROCE, dan EVA. Harvest, perusahaan tidak melakukan lagi investasi kecuali untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas yang telah dimiliki, tolok ukur pada tahap ini adalah memaksimalkan arus kas ke dalam perusahaan. Perspektif finansial masih di pakai karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konseskuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak pada peningkatan laba perusahaan.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Yuwono et al 2007, identifikasi proses dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan ukuran yang tepat dalam perspektif proses bisnis internal. Secara umum proses tersebut terdiri dari inovasi, operasi dan pelayanan purna jual. a. Proses Inovasi Proses inovasi dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan menciptakan produk atau jasa yang mereka butuhkan. b. Proses Operasi Proses untuk membuat dan menyampaikan produk atau jasa. Aktivitas dalam proses ini terbagi ke dalam dua bagian, yaitu proses pembuatan produk, proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait pada proses operasi adalah waktu, kualitas dan biaya. c. Proses Pelayanan Purna Jual Proses pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk atau jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi pada tahap ini adalah penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan serta pemprosesan pembayaran pelanggan. Tolok ukur yang digunakan bersifat kualitas, biaya dan waktu. d. Keamanan Dan Kesehatan Lingkungan Organisasi yang tidak hanya berorientasi pada penjualan dan profit semata, tetapi adanya tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Proses bisnis internal dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses Bisnis Internal Suwardi Luis, 2008

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber pada faktor sumberdaya manusia, sistem dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Menurut Kaplan 2000, pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari tiga prinsip yaitu: a. Kemampuan pekerja, semakin sedikitnya tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan menyebabkan perusahaan lebih dapat memberikan akses informasi yang lebih layak kepada pekerjanya untuk lebih meningkatkan efesiensi untuk mencapai tujuan perusahaan. Tolok ukur yang dapat digunakan adalah tingkat kepuasan pekerja, tingkat kerputaran tenaga kerja, besarnya Proses Inovasi Proses Operasi Proses Pelayanan Purna Jual Keamanan dan Kesehatan pendapatan perusahaan per karyawan serta nilai tambah dari tiap karyawan. b. Kemampuan sistem informasi, ditentukan oleh tingkat ketersediaan informasi, tingkat keakuratan informasi dan jangka waktu yang diperlukan untuk memperoleh informasi tersebut. c. Motivasi, pemberdayaan, dan pensejajaran. Agar dapat menciptakan motivasi karyawan diperlukan iklim organisasi yang mampu menciptakan informasi itu sendiri dan mendorong inisiatif karyawan. Aspek keberhasilan ini bisa dilihat dari jumlah saran yang diajukan karyawan, jumlah saran yang diimplimentasikan dan tingkat kemampuan karyawan untuk mengetahui visi dan misi yang diemban oleh perusahan.

2.7.2 Peta Strategi BSC

Dokumen yang terkait

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

3 28 182

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

10 58 119

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran talas di kelurahan Situgede, kecamatan Bogor Barat, kota Bogor

20 109 103

Serasah agroedutourism sebagai sarana pelatihan dan pendampingan manajemen bidang pertanian di pondok pesantren mina 90 kelurahan mulyaharja, kecamatan bogor selatan, bogor

0 2 10

Analisis Ekonomi Pemanfaatan dan Pengembangan Sumberdaya Air (Studi Kasus: Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

0 6 95

Efektivitas Kinerja dan Strategi Pengembangan Kelompok Tani Darma Bakti dalam Pengusahaan Beras Hitam di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

1 17 113

Strategi Pemasaran Tepung Umbi Talas (Studi Kasus: Kelompok Wanita Tani Melati, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat)

1 14 93

Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone Pada Remaja Dengan Interaksi Dalam Keluarga (Kasus Remaja Di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

2 19 75

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190