Pendederan Ikan Lele Dumbo

4 Pakan tambahan bermacam-macam, lele dumbo dapat diberi pakan tambahan seperti kotoran ayam dan bangkai, sedangkan lele lokal tidak suka. Secara fisik lele dumbo tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan lele lokal. Beberapa ciri lele dumbo diantaranya bagian badan bulat tinggi dan memipih ke arah ekornya, tidak bersisik, badannya mengeluarkan lendir, bentuk kepala gepeng dan simetris, memiliki patil yang tidak beracun, mulutnya lebar tidak bergigi serta memiliki sepasang sungut mandibular dan sepasang sungut maksilar. Perbedaan lele dumbo bila dibandingkan dengan lele lokal selain ukuran tubuhnya yang lebih besar ialah warna kulit lele dumbo berwarna keunguan dengan bintik besar yang menyerupai corak loreng-loreng pada baju tentara. Selain itu gerakan lele dumbo lebih lincah bila dibandingkan dengan lele lokal Prihartono E; J Rasidik; dan U Arie 2002 Menurut Hernowo A dan R Suyanto 2003, salah satu sifat lele dumbo adalah suka meloncat ke darat terutama pada malam hari. Munculnya sifat ini karena lele merupakan hewan yang aktivitas hidupnya dilakukan pada malam hari atau biasa disebut hewan nokturnal. Sifat ini akan lebih tampak pada saat lele dumbo mencari makan, itulah sebabnya lele dumbo akan lebih suka berada di tempat yang gelap dibandingkan dengan berada di tempat yang terang. Sifat lain dari lele dumbo ialah memilki kebiasaan mencari makan di dasar perairan bottom feeder yang menyebabkan air kolam tampak keruh. Ditinjau dari jenis makanannya, pakan alami lele adalah binatang renik yang hidup di dasar mau pun di dalam air seperti cacing, jentik-jentik nyamuk, larva serangga, anak-anak siput, dan kutu air. Lele juga dapat bersifat kanibal, yaitu memakan sesama ikan yang ukurannya lebih kecil bila kekurangan pakan Hernowo A dan R Suyanto 2003.

2.2 Pendederan Ikan Lele Dumbo

Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih hasil penetasan telur lele menjadi benih yang siap ditebar untuk pembesaran. Agar mendapatkan kualitas benih yang baik, maka diperlukan induk dengan kualitas yang baik. Untuk kegiatan pendederan ini benih yang digunakan biasanya merupakan benih hasil pemijahan dengan penyuntikan hormon. Hormon yang digunakan untuk pemijahan ini dapat berasal dari kelenjar hipofisa maupun hormon sintetis. Persyaratan agar penyuntikan hormon dapat efektif ialah induk lele harus sudah mengandung telur yang siap untuk dipijahkan matang telur. Setelah disuntikkan, induk lele siap untuk dipijahkan baik secara alami mau pun melalui pengurutan Hernowo A dan R Suyanto 2003. Untuk kegiatan pendederan ini benih yang digunakan sebaiknya memiliki ukuran yang seragam. Keseragaman ukuran ini penting, karena perbedaan ukuran benih yang terlalu besar dapat mengakibatkan timbulnya kanibalisme diantara benih. Sifat kanibalisme ini muncul apabila benih lele kekurangan makanan akibat dari keterlambatan pemberian pakan Prihartono E; J Rasidik; dan U Arie 2002. Untuk kolam pedederan, ukuran kolam pendederan dapat diatur sesuai kebutuhan pembudidaya. Biasanya konstruksi tanggul dasar kolam untuk pendederan ini terbuat dari tanah. Sebelum digunakan untuk kegiatan pendederan, kolam dikeringkan terlebih dahulu, bocoran-bocoran yang ada ditutup, dan hama yang mungkin ada diberantas. Tanah dasar kolam diberi kapur terlebih dahulu dengan dosis 1 kg per 100m 2 untuk membunuh bibit penyakit yang ada dan memperbaiki struktur tanah. Setelah dibiarkan 2-3 hari, tanah dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 50 kg per 100m 2 . Satu kali pemupukan awal ini cukup untuk pemeliharaan selama satu bulan Hernowo A dan R Suyanto 2003. Menurut Hernowo A dan R Suyanto 2003, kegiatan pendederan ikan lele dumbo dapat dibagi kedalam 3 tahap sesuai ukuran benih, yaitu : 1 Pendederan benih tahap I Pada kegiatan ini, benih yang ditebarkan masih amat kecil, yaitu umur 2 minggu sejak menetas. Kepadatan penebaran dapat mencapai 50 ekor per m 2 . Lama pendederan umumnya 1 bulan dan akan dihasilkan benih lele ukuran 5-6 cm. 2 Pendederan benih tahap II Benih yang akan ditebarkan pada kegiatan ini berukuran panjang 5-6 cm dengan kepadatan 20-25 ekor per m 2 . Setelah dipelihara selama 1 bulan, lele menjadi berukuran 5-8 cm dengan berat kira-kira 20 gr per ekor. Benih dengan ukuran ini disebut ”gelondongan sedang”. 3 Pendederan benih tahap III Benih yang ditebarkan berukuran 5-8 cm dengan waktu pemeliharaan selama 1 bulan. Hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah benih dengan berat 40-50 gr per ekor dengan panjang 10-12 cm. Benih yang sudah besar ini disebut ”gelondongan besar”.

2.3 Fungsi Produksi