Analisis Kriteria Investasi Analisis Finansial

menunjukkan batas minimum volume penjualan agar pembudidaya tidak mengalami kerugian adalah sebesar 137.234 ekor.

5.6.2 Analisis Kriteria Investasi

Kelayakan usaha pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng dapat diketahui melalui analisis terhadap kriteria investasi pada usaha tersebut. Beberapa kriteria investasi yang penting untuk dianalisis diantaranya adalah nilai Net Present Value NPV, Net BC, dan Internal Rate of Return IRR. Analisis kriteria investasi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis kriteria investasi pada kondisi aktual dan optimal. Kondisi aktual dihitung dengan analisis tanpa proyek, sedangkan untuk kondisi optimal dihitung menggunakan analisis dengan proyek. Analisis kriteria investasi dilakukan dengan menggunakan cashflow dari usaha yang dilakukan. Dalam cashflow ini terdapat dua komponen penting yaitu arus kas masuk inflow dan arus kas keluar outflow. Dari hasil penelitian diperoleh nilai arus kas masuk pada kondisi tanpa proyek sebesar Rp164.008.123,50 dan berasal dari penjualan output. Pada kondisi dengan proyek, arus kas masuk sebesar Rp 521.461.726 yang berasal dari penjualan output dan pada tahun akhir proyek terdapat tambahan arus kas masuk sebesar Rp593.082,58 yang berasal dari nilai sisa. Penghitungan nilai sisa ini diperoleh dari nilai komponen investasi yang tidak terpakai habis selama umur proyek. Berdasarkan analisis usaha yang diperoleh, maka dalam analisis kriteria investasi ini akan digunakan tiga skenario analisis. Skenario satu yaitu pembudidaya menggunakan lahan milik sendiri. Pada skenario dua diasumsikan pembudidaya menggunakan lahan dengan cara menyewa dan pada skenario tiga selain menggunakan lahan sewa, pembudidaya juga memperoleh sebagian modalnya melalui pinjaman bank. Pada analisis kriteria investasi ini, arus kas keluar outflow terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya investasi dihitung dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk barang-barang yang memiliki umur teknis minimal satu tahun. Pada kondisi tanpa proyek, biaya investasi diperoleh dari biaya penyusutan dan sewa lahan. Dalam suatu analisis kriteria investasi, cashflow dibuat untuk mengetahui arus tambahan manfaat bersih sebagai akibat pengurangan biaya bersih tambahan selama umur proyek, yaitu dari kondisi aktual ke kondisi optimal dengan tambahan biaya operasional yang harus disediakan sebesar Rp99.432.127,14. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menyusun cashflow dalam penelitian usaha budidaya pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng ini diantaranya adalah : 1 Usaha dianalisis berdasarkan tiga skenario kondisi usaha, yaitu : a Skenario pertama adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan milik sendiri. b Skenario kedua adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan milik orang lain melalui mekanisme sewa. c Skenario ketiga adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan sewa dan sebagian modal berasal dari pinjaman bank. Pinjaman bank diberikan dalam bentuk kredit sebesar Rp55.000.000,00. Jangka waktu kredit sepuluh tahun dengan tingkat suku bunga 16 per tahun dan tingkat pengembalian tetap. 2 Dalam satu tahun terdiri atas sepuluh kali panen 3 Umur proyek selama 10 tahun yang didasarkan kepada umur teknis terlama dari komponen investasi yaitu konstruksi kolam. 4 Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 16 per tahun dan merupakan suku bunga pinjaman Bank Mandiri Kabupaten Bogor untuk usaha sektor perikanan. 5 Luas lahan yang dianalisis sebesar 4.426,67m 2 dan merupakan luas lahan rata-rata usaha pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng. a Skenario 1 Analisis kriteria investasi pada usaha pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng dengan menggunakan skenario pertama, yaitu menggunakan lahan milik sendiri, diperoleh nilai NPV sebesar Rp1.105.752.421,46. Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discount rate 16 per tahun. Tabel 13. Kriteria Investasi pada Skenario 1 untuk Usaha pendederan Lele Dumbo di Kecamatan Ciseeng Tahun 2007 No Kriteria Investasi Jumlah 1 Net Present Value Rp 1.105.752.421,46 2 Net BC 6,48 3 Internal Rate of Return 99,13 Sumber : Data Primer Tahun 2007 Berdasarkan pada Tabel 13, nilai Net BC pada skenario pertama sebesar 6,48. Nilai Net BC ini dapat diartikan bahwa setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan untuk usaha pendederan ikan lele dumbo ini akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp6,48 selama sepuluh tahun umur proyek dengan discount rate 16. Nilai Internal Rate of Return IRR pada skenario pertama ini sebesar 99,13. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pendederan lele dumbo dengan lahan milik sendiri ini memberikan manfaat bersih internal sebesar 99,13 per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek Analisis kriteria investasi untuk skenario pertama ini diperoleh nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net BC lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Hasil analisis kriteria investasi ini menunjukkan bahwa usaha pendederan lele dumbo dengan menggunakan lahan milik sendiri layak untuk dijalankan. b Skenario 2 Pada skenario kedua ini diasumsikan bahwa lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha pendederan lele dumbo ini merupakan lahan sewa. Harga sewa lahan di Kecamatan Ciseeng rata-rata sebesar Rp100,00 per m 2 selama satu bulan. Dari hasil analisis kriteria investasi dengan skenario lahan sewa ini diperoleh nilai NPV Rp1.174.981.305,75. Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discount rate 16 per tahun. Tabel 14. Kriteria Investasi pada Skenario 2 untuk Usaha pendederan Lele Dumbo di Kecamatan Ciseeng Tahun 2007 No Kriteria Investasi Jumlah 1 Net Present Value Rp 1.174.981.305,75 2 Net BC 14,00 3 Internal Rate of Return 238,40 Sumber : Data Primer Tahun 2007 Berdasarkan pada Tabel 14, nilai Net BC pada analisis kriteria investasi dengan skenario lahan sewa ini sebesar 14,00 Nilai Net BC ini dapat diartikan bahwa setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan untuk usaha pendederan lele dumbo ini akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp14,00 selama sepuluh tahun umur proyek dengan discount rate 16. Dari hasil perbandingan keuntungan dengan biaya ini terlihat bahwa pada skenario kedua ini manfaat yang diperoleh lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan lahan milik sendiri. Nilai Internal Rate of Return IRR pada skenario kedua ini sebesar 238,40. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pendederan ikan lele dumbo dengan lahan sewa ini memberikan manfaat bersih internal sebesar 238,40 per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek. Analisis kriteria investasi untuk skenario kedua ini diperoleh nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net BC lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Hasil analisis kriteria investasi ini menunjukkan bahwa usaha pendederan ikan lele dumbo dengan menggunakan lahan sewa layak untuk dijalankan dan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan lahan milik sendiri. c Skenario 3 Pada skenario ketiga ini diasumsikan bahwa lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha pendederan lele dumbo ini merupakan lahan sewa dan sebagian modal usaha berasal dari pinjaman bank. Pinjaman yang digunakan berasal dari Bank berupa kredit sebesar Rp55.000.000,00 dengan cicilan pokok dan bunga tetap selama jangka waktu sepuluh tahun dengan tingkat suku bunga pinjaman 16 per tahun. Dari hasil analisis kriteria investasi dengan skenario lahan sewa dan pinjaman ini diperoleh nilai NPV sebesar Rp1.174.981.305,75. Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discount rate 16 per tahun. Tabel 15. Kriteria Investasi pada Skenario 3 untuk Usaha pendederan Lele Dumbo di Kecamatan Ciseeng Tahun 2007 No Kriteria Investasi Jumlah 1 Net Present Value Rp 1.174.981.305,75 2 Net BC 34,23 3 Internal Rate of Return 603,00 Sumber : Data Primer Tahun 2007 Berdasarkan pada Tabel 15, nilai Net BC pada analisis kriteria investasi dengan skenario lahan sewa dan pinjaman ini sebesar 34,23. Nilai Net BC ini dapat diartikan bahwa setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan untuk usaha pendederan ikan lele dumbo ini akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp34,23 selama sepuluh tahun umur proyek dengan discount rate 16. Dari hasil perbandingan keuntungan dengan biaya ini terlihat bahwa pada skenario ketiga ini manfaat yang diperoleh lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan lahan milik sendiri pada skenario pertama dan lahan sewa tetapi modal milik sendiri pada skenario kedua. Nilai Internal Rate of Return IRR pada skenario ketiga ini sebesar 603,00. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pendederan lele dumbo dengan lahan sewa dan sebagian modal berasal dari pinjaman bank ini memberikan manfaat bersih internal sebesar 603,00 per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek. Analisis kriteria investasi pada skenario ketiga ini diperoleh nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net BC lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Hasil analisis kriteria investasi ini menunjukkan bahwa usaha pendederan ikan lele dumbo dengan menggunakan lahan sewa dan sebagian modal berasal dari pinjaman bank skenario ketiga layak untuk dijalankan dan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan skenario pertama dan skenario kedua. Dari hasil analisis kriteria investasi pada usaha pendederan ikan lele dumbo di Kecamatan Ciseeng dengan menggunakan tiga skenario ini menunjukkan bahwa usaha pada skenario ketiga memberikan manfaat terbesar. Pada skenario ketiga ini diperoleh nilai NPV, Net BC, dan IRR terbesar. Pada kondisi sebenarnya, analisis kriteria investasi dengan skenario ketiga paling layak untuk dilaksanakan. Hal ini karena pada kondisi sebenarnya, yang menjadi hambatan pembudidaya melakukan perluasan usaha adalah masalah permodalan, karena itu skenario usaha dengan menggunakan lahan sewa dan sebagian modal berasal dari pinjaman bank layak untuk dilaksanakan.

5.6.3 Analisis Sensitivitas